Majelis Hakim PTUN PS Obyek Sengketa

Suasana Pemeriksaan Setempat atau PS di Pasar tulakan.

Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara atau (PTUN) melakukan Pemeriksaan Setempat atau PS kemarin 14/05/18, meninjau langsung obyek yang disengketakan, beralamat di Dusun Krajan Desa Bungur Kecamatan Tulakan. Selain meninjau obyek sengketa, serta menanyakan batas-batas, majelis hakim yang dipimpin Liza Valianti juga menanyakan letak letak tanah milik Radjiogoro pada leter C Nomor 49 persil 69a An. Radjiogoro sebagai dasar penerbitan sertipikat SHM Nomor 5 Tahun 1967Atas Nama J. Tasman.

Kepala Desa Bungur Tri Susila menyampaikan kepada Majelis Hakim bahwa kini telah terbit tiga sertipikat baru di atas tanah milik Radjiogoro yaitu pertama atas nama Hariyono, kedua Sularsi dan ke tiga juga bernama Sularsi. “Data ini sesuai dengan data yang dimiliki oleh Pemerintah Desa Bungur, jika tanah pasar itu di data pemdes adalah Tanah Negara bukan milik Radjiorogo”. Jelas Tri Susila Kepada Hakim Ketua Liza.

Tanah Radjiogoro adalah tanah pekarangan, yang berada sebelah utara pasar dan tidak berbatasan langsung dengan pasar. “yang disini ini tanah Radjiogoro, bukan di pasar, Radjiogoro tidak pernah memilili tanah pasar dari dulu”. Kata Nurul salah satu penggugat dan pedagang pasar menguatkan pernyataan Kepala Desa.

Terjadi banyak spekulasi mengingat semua sertipikat adalah produk Badan Pertanahan Nasional BPN, dan kini telah menjadi tiga sertipikat, ketiga sertipikat terbit setelah sertipikat milik J. Tasman. Ketiga Sertipikat menjelaskan hal yang sama yakni sertipikat J. Tasman menyatakan berbatasan dengan pasar kelapa, sedangkan fotocopy sertipikat hak milik Nomor 26 Tahun 1981 atas nama Sukatman menyatakan berbatasan dengan tanah milik Pemerintah Daerah Tingkat 2 Pacitan.

Pemda mendukung sepenuhnya kepada Pemerintah Desa, masyarakat dan pedagang Desa Bungur yang memperjuangkan hak-haknya di PTUN. Namun Pemda tetap meminta kepada semua agar tetap menjaga ketertiban dan keamanan. “Terima kasih kepada majelis hakim yang telah kerso melakukan PS, dengan PS bisa membantu melihat detail obyek dan posisi sengketa”. Ucap Novia anggota tim kuasa hukum Bupati kepada Diskominfo.

(Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan)

 

GERNAS BAKU TK BUSTANUL ATHFAL AISYIYAH BALEHARJO DI PERPUSDA KABUPATEN PACITAN

GERNAS BAKU menjadi salah satu solusi bersama untuk meningkatkan minat baca anak, bersama orang tua, sekolah, dan masyarakat bersama-sama menciptakan kondisi menyenangkan dan medukung kebiasaan membaca. GERNAS BAKU melibatkan orang tua ketika anak berada di rumah. Berbagai kegiatan dapat dilakukan orang tua dengan langkah awal memahami kemampuan membaca anak sesuai tahap perkembangannya. Orang tua akn belajar bagaimana memahami teknik yang menarik minat anak untuk gemar membaca dan mebiasakan membaca buku untuk anak.
Dalam rangka meningkatkan budaya literasi dan memperingati Hari Gerakan Nasional Baca Buku yang dimulai sejak tanggal 5 Mei 2018, pada hari Jum’at minggu lalu (11, Mei 2018) TK Bustanul Athfal Aisyiyah (Baleharjo) melakukan kunjungan ke Kantor Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan.Yang diikuti oleh 92 murid, 92 wali murid, dan 12 orang guru.
Sebelum dimulainya acara, telah diadakan senam pagi yang dilakukan oleh para murid serta wali murid di halaman kantor Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan pada jam 08.00 pagi. Sedangkan acara selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Pembukaan
2. Menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya
3. Pembacaan surat Al-Mulk (Dibacakan oleh murid TK BAA ( Fafa, Syada, dan Firman))
4. Sambutan Ketua Penyelenggara ( Ibu Khopsah, S.Pdi )
5. Sambutan narasumber dari Dinas Perpustakaan Kab. Pacitan ( Bapak Edi Sukarni, S.Sos., M.Pd)
6. Orang tua membacakan buku bacaan kepada anak-anaknya
7. Mendongeng di depan audience (Dilakukan oleh murid TK BAA)
8. Penutup (Jam 11.00)
Ketua panitia penyelenggara Ibu Khopsah, S.Pdi sekaligus Kepala TK Bustanul Atfhal Aisyiyah menuturkan bahwa untuk memperingati Hari Gerakan Nasional Baca Buku tiap tahunnya TK Bustanul Atfhal Aisyiyah akan rutin melakukan kegiatan seperti ini. TK Bustanul Atfhal Aisyiyah sendiri sudah mempunyai program budaya literasi yang sedang dalam perencanaan yaitu akan mendirikan taman baca masyarakat di sekolah secara swadaya dari wali murid. Sebagai tindak lanjut dari kunjungan hari ini ke Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan, Ibu Khopsah juga menyampaikan rencananya terhadap sekolah yang akan mengadakan kegiatan Sabtu Tour (Berkunjung ke Perpusda) untuk mengantisipasi kebosanan murid di taman baca yang ada di sekolahnya. Beliau juga menyampaikan harapannya kepada pemerintah agar kelak ada kegiatan pembinaan serta bantuan materiil untuk memfasilitasi taman baca di TK Bustanul Atfhal Aisyiyah Baleharjo.
Pesan dari Edi Sukarni, S.Sos, M.Pd sebagai Narasumber acara ini adalah tentang bagaimana upaya orang tua dalam memberikan teladan kepada anak-anaknya sebagai faktor utama dalam tumbuh kembang anak. Sebagai contoh orang tua harus memperkenalkan buku bergambar dan buku bacaan kepada anak-anaknya, serta memotivasi anak mereka agar gemar membaca buku sejak dini. Beliau juga berpesan kepada semua wali murid yang hadir agar meminimalisir penggunaan handphone untuk anak-anaknya. Untuk para orang tua sebaiknya jika menggunakan handphone untuk kepentingan pribadi hendaknya tidak di depan anak-anak.
Ibu Titin yang merupakan wali murid dari Rozana (Murid TK BAA kelas B) yang hadir pagi ini, mengatakan tentang kesannya pada kegiatan ini, “Kegiatan ini sangat bagus karena mampu mengarahkan anak-anak untuk lebih mengenal tentang perpustakaan. Untuk pihak sekolah, Saya berharap nantinya kegiatan ini agar dibuat semenarik mungkin supaya anak-anak lebih antusias mengikuti kegiatan semacam ini.” (ryn/aap/iy/tgr/Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan)

Ngaji Untuk Memperkaya Wawasan Rohani

Hari pertama puasa ramadhan yang jatuh pada kamis 17/05, Pemda menggelar Pengajian yang dilaksanakan seusai apel pagi di pendopo, mengundang Mubaligh KH. Sutrisno dari Ponpes Al Fattah Kikil Kec. Arjosari. Dihadiri Wabup Yudi Sumbogo, Sekda Sukowiyono, dan seluruh pejabat dan Pegawai lingkup Pemda. Pengajian yang dilaksanakan selama empat puluh lima menit itu mengajak para ASN untuk menjadi muslim yang berkualitas, mengkaji lebih dalam ibadah puasa ramadhan dari dua sisi yakni puasa jasmani dan rohani, serta menghindari segala macam penyakit hati. Direncanakan kegitan ini nanti akan dilaksanakan selama bulan puasa setiap hari senin.

(Budi/Riyanto/Diskominfo)

Ajak Masyarakat Peka Kabar Hoax

Kain bertulisakan Deklarasi Anti Hoak Polantas Go Greeen dan Kab. Pacitan. Dibentangkan di Tribin Alun-alun barat Kab. Pacitan kemarin 15/05/18. Ratusan siswa siswi dan masyarakat menandatangani kain sepanjang 30 meter itu sebagai wujud kesepakatan menentang dan menolak informasi hoax. Kegiatan itu dalaksanakan oleh Dinas Pendidiakn dan Kebudayaan Kab. Pacitan bekerja sama dengan Polantas Polres Pacitan. Pemerintah dan Polisi berharap seluruh masyarakat dewasa dan bijak dalam menyikapi segala macam informasi yang beredar khususnya disosmed.

(Budi/Riyanto/Diskominfo)

 

Berkah Ahli Waris Peserta BPJS Ketenagakerjaan Saat Megengan

Bupati Pacitan, Indartato (kanan), dan Kepala BPJS Ketenagakerjaan KCP Pacitan, Indra Gunawan (kiri), bersama para ahli waris penerima santunan jaminan sosial di acara megengan di Kecamatan Pringkuku, Pacitan, Senin (14/5/2018).

PACITAN, beritalima.com – BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Perintis (KCP) Pacitan membagikan santunan di acara ‘megengan’. Acara tradisi setiap menjelang Bulan Suci Ramadhan ini dihadiri ribuan warga Kabupaten Pacitan.
Bupati Pacitan, Sekretaris Daerah Pacitan, dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) se-Kabupaten Pacitan, juga hadir di acara yang digelar di lapangan Desa Ngadirjan, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Senin (14/5/2018) kemarin ini.
Di tengah acara ini, Bupati Pacitan, Indartato, dengan didampingi Kepala BPJS Ketenagakerjaan KCP Pacitan, Indra Gunawan, menyerahkan secara simbolis Jaminan Kematian (JKM) dan Jaminan Hari Tua (JHT) pada 7 ahli waris peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Santunan jaminan sosial ini, pertama atas nama almarhum Joko Martadiyono, yang semasa hidupnya bekerja di Perusahaan Manunggal Jaya Makmur. Ahli warisnya, Hartatik, menerima santunan JKM dan JHT sejumlah Rp 29,5 juta.
Kedua, almarhum Imam Sanuri, karyawan JGC Indonesia. Ahli warisnya, Sulastri, menerima santunan JKM dan JHT sebesar Rp 46,3 juta, ditambah bea pendidikan anak Rp 12 juta.
Ketiga, ahli waris almarhum Sularno, Sarmini, menerima santunan JKM dan JHT dengan nominal Rp 24,7 juta. Disebutkan, almarhum Sularno semasa hidupnya adalah Perangkat Desa Wareng.
Berikutnya, Marikem, ahli waris almarhum Sunarto, menerima santunan JKM Rp 24 juta. Sunarto adalah pengurus RT 3 Desa Sedeng.
Nominal yang diterima Marikem sama dengan yang diterima Atun, ahli waris Poniyem. Ahli waris pengurus RT 2 Desa Sedeng ini menerima santunan JKM Rp 24 juta.
Dan, Mider, ahli waris Tuni yang juga pengurus RT 2 Desa Sedeng, pun menerima santunan JKM Rp 24 juta.
“Total santunan yang kami serahkan kepada keenam ahli waris peserta BPJS Ketenagakerjaan tersebut sejumlah Rp 184,6 juta,” jelas Indra Gunawan.
Dia menambahkan, terhitung dari Januari sampai April 2018 BPJS Ketenagakerjaan KCP Pacitan telah membayarkan klaim JHT sebesar Rp 2,6 miliar, JKM Rp 120 juta, dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sejumlah Rp 100 juta.
Dikatakan, santunan jaminan sosial ketenagakerjaan tersebut diberikan kepada yang berhak guna kelanjutan hidup mereka sepeninggal tulang punggung keluarga. Harapannya, supaya mereka tidak sampai jatuh miskin.
“Karena itu, kami menghimbau pada mereka yang belum daftar BPJS Ketenagakerjaan untuk segera daftar, terutama bagi perangkat desa. Sebab, BPJS Ketenagakerjaan ini sebagai wujud kehadiran pemerintah dalam perlindungan sosial,” kata Indra.(Ganefo).

WhatsApp chat