Jokowi : Jaga Ukhuwah Ihsaniyah

Presiden Joko Widodo mengunjungi Kabupaten Pacitan, Sabtu (9/11/2017). Kedatangannya kali ini untuk melihat langsung lokasi-lokasi dan dampak bencana banjir bandang di Kecamatan Pacitan dan Arjosari, Selasa (28/11/2017) lalu. Menggunakan helikopter, Presiden ke-7 RI ini mendarat di lapangan udara Detasemen TNI AU Iswahjudi, Kelurahan Sidoharjo.

Dititik kunjungan pertama, presiden melihat langsung kondisi rumah-rumah warga yang porak poranda diterjang banjir dari aliran Sungai Grindulu. Lingkungan Krajan Kidul dan Lor manjadi kawasan paling parah. Itu terjadi setelah tanggul penahan jebol. Selain menyapa, Jokowi kemudian mencoba berinteraksi dengan warga. Suami dari Iriana ini juga memberikan semangat kepada para korban banjir bandang.

Sesuai agenda presiden kemudian melanjutkan kunjungan ke Pondok Pesantren Tremas, Arjosari. Di ponpes tertua di Kabupaten Pacitan itu Jokowi disambut para santri dan bertemu dengan sejumlah pengasuh.

Disitu ia berpesan kepada para santri dan khalayak yang datang untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Sebab bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Memiliki agama beragam. Demikian pula suku bangsanya. Tercatat ada 714 suku mendiami negara berdasar Pancasila ini. “Kita juga memiliki lebih dari 1.100 bahasa daerah. Tidak ada negara lain dimanapun yang memiliki, keragaman, kemajemukan seperti negara kita,” pesan Jokowi.

Ia lantas menceritakan pengalamannya bertemu dengan pemimpin negara-negara lain. Salah satunya Presiden Afganistan. Ketika ditanya jumlah suku bangsanya, jumlahnya hanya tujuh. “Oleh sebab itu saya mengajak semuanya untuk terus menjaga ukhuwah islamiyah kita, agar kita terus menjaga ukhuwah wathaniyah, agar kita terus menjaga ukhuwah ihsaniyah kita, agar kita terus menjaga ukhuwah basyariyah. Negara kita negara besar. Jangan sampai karena pilihan bupati, gubernur, atau presiden kita menjadi pecah,”tandasnya.

Usai ke Ponpes Tremas, presiden kemudian mengunjungi SMPN 1 Arjosari, dan Pondok Al Fatah Kikil. Agenda kunjungan ke Kabupaten Pacitan sendiri berakhir menjelang petang dan presiden beserta rombongan kembali ke Jakarta. (arif/nasrul/tarmuji/pranoto/danang/sopingi/humaspacitan)

Mendikbud: Pemerintah Akan Bangun Gedung Baru Bagi Sekolah  Yang Rusak Akibat Bencana

BANGUN UNIT SEKOLAH BARU: Mendikbud Muhadjir Effendi bersama Bupati Pacitan Indartato mendengarkan keterangan pihak sekolah terkait kerusakan SMP 2 Pringkuku karena bencana alam. (Foto: Purwo)

Pringkuku – Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi beberapa waktu lalu menimbulkan kerusakan sejumlah infrastruktur. Termasuk menimpa sarana dan prasarana sektor pendidikan. Salah satu yang terdampak parah  adalah SMPN 2 Pringkuku di Desa Ngadirejan Kecamatan Pringkuku.

Dari 12 lokal ruangan yang dimiliki, 10 lokal diantaranya mengalami kerusakan cukup parah. Bahkan, akibat rusaknya ruang kelas, ujian sekolah para siswa terpaksa dialihkan di salah satu rumah warga.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  RI Muhadjir Effendy saat menyaksikan langsung kondisi sekolah yang rusak di SMPN 2 Pringkuku, Jumat (08/12) mengungkapkan, pemerintah akan mengupayakan gedung sekolah baru.Hal ini atas dasar pertimbangan kerusakan di lembaga pendidikan tersebut sangat parah.

“Kita usahakan unit sekolah baru hanya saja kita akan lihat beberapa kemungkinan apakah lokasinya tetap disitu karena tanahnya masih layak apa harus pindah,” katanya.

Saat ditanya awak media untuk sekolah sekolah lain yang juga terdampak bencana, Muhadjir Effendy belum berani memastikan. Semuanya harus melalui kajian dengan melihat kondisi kerusakanya.

Selain meninjau SMPN 2 Pringkuku yang terdampak tanah longsor, Mendikbud juga meninjau SMPN 1 Arjosari yang juga mengalami kerusakan akibat terjangan banjir. (PS/Riz/PS)

Mensos RI: Fokus Tangani Pengungsi dan Logistik Pasca Bencana

FOKUS PENGUNGSI DAN LOGISTIK: Mensos RI Khofifah Indar Parawansa simbolis menyerahkan bantuan bagi warga terdampak bencana diterima Lurah Ploso Khemal Pandu Pratikna. (Foto: Purwo)

 

Pacitan – Kementerian Sosial Republik Indonesia akan tetap fokus pada
penanganan pengungsi dan penyediaan logistik pasca bencana banjir dan
longsor melanda Pacitan, Selasa (28/11/2017) lalu.

“Untuk mempermudah suplai logistiknya maka ada
Permensos yang menseyogyakan kalau memang terjadi bencana alam, maka
bupati/walikota segera mengeluarkan SK Darurat,” kata Menteri Sosial
Khofifah Indar Parawansa di Ponpes Al Anwar, Ploso, Jumat
(8/12) pagi.

Dasar hukum tersebut, lanjut menteri yang kali kedua datang pasca
bencana, dapat menjadi dasar hukum pencairan beras pemerintah sebanyak
100 ton. Dengan begitu diharapkan tidak ada masyarakat korban bencana
yang luput penerimaan bahan makanan dan logistik. Jika cadangan beras
tersebut habis, masih ada celah mencairkan beras provinsi hingga 200
ton dengan dasar Peraturan Gubernur.

“Pastikan logistik tersuplai dengan aman pada saat terjadi bencana
alam,” pesan Khofifah di depan ratusan santri dan pengelola ponpes.

Pada kesempatan tersebut mensos melihat langsung dampak banjir di area
sekitar pondok yang menyisakan endapan lumpur dan kerusakan pada
beberapa bagian. Menteri simbolis menyerahkan bantuan berupa alat-alat
rumah tangga dan kelengkapan pondok.

Gelar Doa bersama dengan para Relawan Mensos RI Minta Sikap Kerelawanan Selalu Dijaga

Menteri  Sosial RI  Khofifah Endar Parawansa kembali sambangi Kabupaten Pacitan. Kedatangan mensos kali ini untuk mencanangkan kick off Hari Kesetiakawanan Nasional (HKSN) 2017 dan Peringatan Hari Relawan Internasional .

Bersama dengan para relawan tanggap bencana yang datang dari berbagai daerah di Indonesia, Bupati Pacitan dan jajaran, kick off HKSN ditandai dengan doa bersama di Pendopo Kabupaten Kabupaten Pacitan, Kamis (7/12/20.

Dalam arahanya Mensos minta  semua elemen untuk menjaga Sikap kerelawanan agar tidak bias oleh kepentingan apapun diluar kemanusiaan. Tujuannya hanya satu, bersama-sama berupaya meringankan beban penderitaan.

” kita jaga Kerelawanan ini dari kepentingan golongan maupun kepentingan politik,” tandasnya.

Tidak lupa Mensos khofifah Endar Parawansa memuji  Kerelawanan yang ditunjukkan pasca banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Pacitan belum lama. Seluruh relawan dari berbagai elemen, bersama TNI/Polri serta pihak swasta saling bahu membahu membantu masyarakat korban bencana alam.

Sementara,  Bupati  Indartato saat memaparkan dampak kerusakan akibat banjir bandang dan tanah longsor menyatakan, sesuai data diketahui ada 68 desa pada seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Pacitan terdampak longsor dan menyebabkan 19 orang warga meninggal. Selain itu ada enam korban jiwa lainnya karena banjir bandang. Total kerugian sementara mencapai kurang lebih Rp.600 M.

“ Atas nama masyarakat Pacitan saya sampaikan rasa terima kasih untuk semua pihak yang telah memberikan bantuan pikiran, tenaga dan materi untuk meringankan beban korban,” ucapnya.

Pada kesempatan itu pula diserahkan sejumlah bantuan. Diantaranya santunan untuk 13 orang ahli waris korban bencana alam dan sarana air bersih dari Kementerian Sosial. Tidak itu saja, salah satu bank nasional juga menyumbangkan masing-masing satu unit mobil pemadam kebakaran dan mobil tanki, serta membantu pembangunan rumah warga terdampak bencana dengan total bantuan mencapai Rp 3,2 miliar. (Riz)

Bupati : Ikhlas Demi Kemanusiaan

Anggota Taruna Tanggap Bencana (Tagana) diharapkan bekerja dengan ikhlas untuk kemanusiaan. Itu disampaikan Bupati Indartato ketika memberangkatkan ratusan personil Tagana di halaman pendopo Kabupaten Pacitan. “Ikhlas demi kemanusian. Semoga amal kebaikan kalian semua mendaparkan balasan dari Allah SWT,” katanya, Kamis (7/12/2017).

Pihak pemkab sendiri mendukung penuh kehadiran Tagana atau organisasi masyarakat lainnya yang datang untuk membantu masyarakat terdampak bencana alam. Bahkan bupati mempersilahkan para relawan untuk tidur di pendopo jika diperlukan.

Direktur Tagana Margo Wiyono memberikan apresiasi lebih atas dukungan pemkab untuk Tagana. Menurutnya, bentuk dukungan semacam ini tidak hanya untuk mereka yang bertugas di Kabupaten Pacitan. Tetapi seluruh Indonesia. “Masuk ke Pacitan untuk kerelawanan. Bukan untuk gaya-gayaan,” ucap dia.

Senada dengan bupati, Margo menekankan bahwa kerja Tagana didasari rasa kemanusiaan. “Apa yang kita lakukan untuk kemanusiaan. Jaga kesehatan, jaga kondisi, jaga keselamatan,” pesannya.

Usai memberangkatkan Tagana dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan daerah lain, bupati kemudian mengunjungi lokasi bencana alam di Tremas, Arjosari dan kawasan Kecamatan Nawangan. (arif/nasrul/tarmuji/danang/humaspacitan).

WhatsApp chat