Bencana Landa Pacitan Timur, Pak In Tinjau Lokasi

Bupati Indartato bertemu warga di lokasi bencana di Kecamatan Tulakan (Foto: Istimewa)

Tulakan – Titik bencana pasca hujan lebat yang terjadi dalam sepekan terakhir di wilayah Pacitan kian meluas. Lokasi masih terpusat diwilayah kecamatan Pacitan timur. Mulai dari Sudimoro, Ngadirojo, hingga Tulakan. Bencana alam bukan hanya tanah longsor namun juga tanah amblas yang menyebabkan beberapa rumah warga mengalami kerusakan.

Meluasnya dampak bencana alam membuat Bupati Indartato kembali turun ke lapangan. Kali ini orang nomor satu di Pacitan itu memantau lokasi bencana di wilayah Kecamatan Tulakan. Bupati fokus terhadap kondisi rumah warga yang terdampak bencana selain memantau sarana dan prasarana umum yang rusak.

“Dari 4 wilayah yang kita pantau, Kecamatan Tulakan memang yang paling banyak terdampak bencana alam,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Indartato memantu titik-titik bencana di Desa Kalikuning, Jatigunung, Tulakan, Ngumbul, dan Wonosidi. Dari laporan sementara yang masuk terdata 89 rumah warga terdampak bencana terutama tanah amblas. Dari jumlah itu Desa Jatigunung paling banyak yakni 49 kepala keluarga.

“Bencana alam juga merusak infrastruktur jalan baik jalan nasional, provinsi serta jalan desa,” katanya menambahkan.

Kepada masyarakat, bupati berpesan agar selalu meningkatkan kewaspadaan apalagi menghadapi musim penghujan yang datang lebih awal. Pemerintah juga berupaya membantu meringankan beban korban bencana alam. Khusus jalan yang rusak, bupati mengimbau masyarakat bergotong royong memperbaiki jalan agar dapat digunakan sementara sambil menunggu tindakan rehabilitasi dari pemerintah. (Riz/Dav/PS)

 

Lantik Kades Terpilih, Pak In Tekankan Taat Aturan

 

Pacitan – 18 Kepala Desa (kades) terpilih dalam pilkada serentak yang digelar akhir Agustus lalu, Kamis (19/10) pagi resmi dilantik. Pengambilan sumpah dilaksanakan di pendopo Kabupaten oleh Bupati Pacitan Indartato. Kepala desa terlantik diantaranya Kades Sukoharjo dan Arjowinangun dari Kecamatan Pacitan, serta Kades Bomo, Mendolo Lor, Kebonsari, dan kades Piton untuk Kecamatan Punung.

Selanjutnya Kades Dadapan, Poko, Pelem, dan Kades Tamanasri Kecamatan Pringkuku. Kades Sendang dan Kades Donorojo Kecamatan Donorojo. Kades Tumpuk Kecamatan Bandar, Kades Tegalombo Kecamatan Tegalombo, Kades Nogosari, dan Kades Hadiwarno dari Kecamatan Ngadirojo, serta Kades Gasang Kecamatan Tulakan dan Kades Kedungbendo Kecamatan Arjosari. Dari 18 kepala desa yang dilantik seorang diantaranya merupakan kades perempuan atas nama Suratmi. Perempuan ini menjabat Kepala Desa Bomo Kecamatan Punung.

Dalam arahannya Bupati Indartato berpesan agar para kades tetap menaati aturan. Khususnya dalam pengelolaan dana desa. MenurutPak In, desa saat ini mengelola anggaran cukup  besar dari pemerintah. Dikhawatirkan jika pengelolaannya tidak sesuai aturan akan berujung di ranah hukum. Bupati minta para kades untuk segera membuat program berupa rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) desa. Sebagai dasar pengelolaan keuangan desa.

“Jalankan semua sesuai dengan aturan yang berlaku. Terutama berkaitan dengan pengelolaan Dana Desa,” pesannya. (Riz/PS)

Pastikan Pangan Warga Terpenuhi, Bupati Serahkan Bantuan

Pacitan – Upaya Pemerintah Kabupaten Pacitan mewujudkan kesejahteraan bagi warganya tak mengenal kata berenti. Salah satunya dengan menjamin ketercukupan pangan.

“Kita berharap ketersediaan pangan dimasyarakat tercukupi sehingga tidak ada yang kesusahan,” kata Bupati Indartato saat menyerahkan bantuan pangan kepada warga di Desa Jetis Kidul Kecamatan Arjosari, Rabu (18/10).

Pak In menuturkan ada tiga hal yang yang harus terpenuhi agar masyarakat sejahtera. Yakni, terwujudnya derajat kesehatan masyarakat, terpenuhinya pendidikan yang layak, serta daya saing ekonomi yang kuat.

Diakuinya, di Pacitan masih ada warga masyarakat yang hidupnya kurang beruntung. Oleh karena itu pemerintah terus berupaya membantu. Di antaranya melalui program andalan Grindulu Mapan.

“Tidak hanya masalah layanan kesehatan dan pangan, anak-anak dari keluarga kurang mampu yang putus sekolah kita juga kita bantu,” ungkapnya.

Sementara, Kepala Dinas Pangan Bambang Supriyoko menjelaskan, bantuan pangan yang diserahkan simbolis oleh bupati diperuntukkan bagi 1000 penerima untuk seluruh Kabupaten Pacitan. Masing-masing akan menerima sebanyak 10 kg dengan total beras yang disediakan mencapai 10 ton.

“Bantuan  ini untuk 4 desa.  Yakni Jetis Kidul, Bolosingo, Sambong, dan Ponggok,” terang Bambang Supriyoko.

Berbeda dengan bantuan beras untuk warga pra sejahtera, bantuan pangan ini diberikan kepada masyarakat karena alasan yang mendesak. Semisal,untuk daerah rawan pangan atau paceklik.

Seperti diketahui, musim tanam tahun kemarin banyak petani Pacitan yang gagal panen.Untuk itu pemerintah berinisiatif mengeluarkan cadangan pangan guna membantu warga yang terdampak puso. Tahun 2017 cadangan pangan Kabupaten Pacitan ditarget sebanyak 50 ton. (Riz/Dav/PS)

Sambangi Korban Bencana, Bupati Serahkan Bantuan

Pacitan – Hujan deras yang turun sejak Minggu (15/10/2017) berdampak luas bagi warga masyarakat.  Terutama bagi mereka yang tempat tinggalnya diterjang longsor.

Guna memastikan kondisi di lapangan Bupati Indartato bersama jajarannya, Selasa (17/10/2017) mendatangi lokasi kejadian. Salah satunya di Kecamatan Ngadirojo. Selain melihat langsung dampak bencana, orang nomor satu di Pacitan juga menyerahkan santunan kepada  korban.

“Tetap waspada jika terjadi perubahan cuaca. Jika hujan deras harus diantisipasi,” pesan Bupati Indartato kepada warga.

Sementara itu guna meringankan beban warga terdampak, Pemkab Pacitan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memberikan bantuan. Mulai dari bahan makanan sampai rehabilitasi pasca bencana. Hanya saja jumlahnya disesuaikan dengan kemampuan daerah.

Berdasarkan laporan pihak kecamatan diketahui tanah longsor menerjang lebih dari 30 unit rumah warga. Tidak itu saja, 60 hektar tanaman padi dan  140 hektar tanaman palawija ikut terendam.

Kepala BPBD Tri Mujiharto mengungkapkan, hujan dengan intensitas tinggi saat musim penghujan belum tiba adalah bagian dari anomali cuaca. Hal ini jarang terjadi.  Saat ini, menurutnya masih proses transisi dari kemarau ke hujan.

“Untuk itu masyarakat diimbau  tetap waspada,” tambah Tri. (Riz/Dav/PS)

Musim Hujan Tiba, Waspadai Bencana

Pacitan – Hujan lebat yang mengguyur Pacitan dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan longsor disejumlah titik. Wilayah paling banyak tertimpa bencana alam berada di wilayah Pacitan timur. Selain menerjang rumah warga bencana longsor juga merusak sarana dan prasaran umum.

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Pujono menyebut, sesuai data yang masuk sedikitnya terjadi 32 titik longsor. Dari jumlah itu 21 titik longsor menimpa perumahan warga sedangkan sisanya sarana dan prasarana umum. 3 rumah warga mengalami rusak berat akibat tertimbun material longsor. Yakni, rumah warga Desa Bodag Kecamatan Ngadirojo.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dari bencana alam kemarin dan kita sudah siapkan bantuan kedaruratan terutama yang rumahnya rusak berat,” katanya.

Musim kemarau yang kering disusul intensitas hujan yang lebat dan mendadak menurut Pujono memang cukup berpotensi menyebabkan longsor atau gunturan. Tanah yang sebelumnya rekah tiba tiba teraliri air deras sangat mudah terkikis. Untuk itu Pujono berharap masyarak yang tinggal di zona rawan longsor untuk waspada. Apalagi yang bermukim di kawasan tanah gerak.

Dari data yang masuk, wilayah Kecamatan Ngadirojo terdapat 20 titik longsor. Yakni, Desa Wonodadi Kulon menimpa 5 rumah warga, Wonodadi Etan 1 rumah, Bodag 6 rumah, Nogosari 3 rumah, Pagerejo 4 rumah serta Tanjung Lor 1 rumah. Sedangkan 11 titik lainya berupa sarana dan prasarana umum. Di Kecamatan tulakan terpantau 1 gedung Taman Kanak Kanak (TK) Desa Bungur juga tertimpa longsor serta 1 rumah lain milik warga Punjung Kecamatan Kebonagung. (RSP/Riz/PS)

WhatsApp chat