Sambangi Korban Bencana, Bupati Serahkan Bantuan

Pacitan – Hujan deras yang turun sejak Minggu (15/10/2017) berdampak luas bagi warga masyarakat.  Terutama bagi mereka yang tempat tinggalnya diterjang longsor.

Guna memastikan kondisi di lapangan Bupati Indartato bersama jajarannya, Selasa (17/10/2017) mendatangi lokasi kejadian. Salah satunya di Kecamatan Ngadirojo. Selain melihat langsung dampak bencana, orang nomor satu di Pacitan juga menyerahkan santunan kepada  korban.

“Tetap waspada jika terjadi perubahan cuaca. Jika hujan deras harus diantisipasi,” pesan Bupati Indartato kepada warga.

Sementara itu guna meringankan beban warga terdampak, Pemkab Pacitan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memberikan bantuan. Mulai dari bahan makanan sampai rehabilitasi pasca bencana. Hanya saja jumlahnya disesuaikan dengan kemampuan daerah.

Berdasarkan laporan pihak kecamatan diketahui tanah longsor menerjang lebih dari 30 unit rumah warga. Tidak itu saja, 60 hektar tanaman padi dan  140 hektar tanaman palawija ikut terendam.

Kepala BPBD Tri Mujiharto mengungkapkan, hujan dengan intensitas tinggi saat musim penghujan belum tiba adalah bagian dari anomali cuaca. Hal ini jarang terjadi.  Saat ini, menurutnya masih proses transisi dari kemarau ke hujan.

“Untuk itu masyarakat diimbau  tetap waspada,” tambah Tri. (Riz/Dav/PS)

Musim Hujan Tiba, Waspadai Bencana

Pacitan – Hujan lebat yang mengguyur Pacitan dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan longsor disejumlah titik. Wilayah paling banyak tertimpa bencana alam berada di wilayah Pacitan timur. Selain menerjang rumah warga bencana longsor juga merusak sarana dan prasaran umum.

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Pujono menyebut, sesuai data yang masuk sedikitnya terjadi 32 titik longsor. Dari jumlah itu 21 titik longsor menimpa perumahan warga sedangkan sisanya sarana dan prasarana umum. 3 rumah warga mengalami rusak berat akibat tertimbun material longsor. Yakni, rumah warga Desa Bodag Kecamatan Ngadirojo.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dari bencana alam kemarin dan kita sudah siapkan bantuan kedaruratan terutama yang rumahnya rusak berat,” katanya.

Musim kemarau yang kering disusul intensitas hujan yang lebat dan mendadak menurut Pujono memang cukup berpotensi menyebabkan longsor atau gunturan. Tanah yang sebelumnya rekah tiba tiba teraliri air deras sangat mudah terkikis. Untuk itu Pujono berharap masyarak yang tinggal di zona rawan longsor untuk waspada. Apalagi yang bermukim di kawasan tanah gerak.

Dari data yang masuk, wilayah Kecamatan Ngadirojo terdapat 20 titik longsor. Yakni, Desa Wonodadi Kulon menimpa 5 rumah warga, Wonodadi Etan 1 rumah, Bodag 6 rumah, Nogosari 3 rumah, Pagerejo 4 rumah serta Tanjung Lor 1 rumah. Sedangkan 11 titik lainya berupa sarana dan prasarana umum. Di Kecamatan tulakan terpantau 1 gedung Taman Kanak Kanak (TK) Desa Bungur juga tertimpa longsor serta 1 rumah lain milik warga Punjung Kecamatan Kebonagung. (RSP/Riz/PS)

Tingkatkan Layanan, RSUD dr Darsono Resmi Operasikan Instalasi Hemodialisis

Pacitan – Ini kabar gembira bagi pasien penderita GGK (gagal ginjal kronis) serta GGA (gagal ginjal akut) yang memerlukan tindakan medis cuci darah. Rumah Sakit Umum (RSU) dr. Darsono Pacitan kini telah melengkapi layananya dengan instalasi Hemodialisis (HD).

Bagi pasien yang selama ini terpaksa melakukan terapi hemodialisis di rumah sakit luar kota kini tindakan itu dapat dilakukan di Pacitan. Secara resmi instalasi baru tersebut diresmikan Bupati Pacitan Indartato, Senin, (16/10). Orang nomor satu di Pacitan itu berharap dengan kemampuan yang dimiliki RSU dr. Darsono dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Pacitan yang sedang sakit.

“Meski bukan tujuan, keberadaan rumah sakit dr. Darsono ini semoga dapat menjadi rujukan bagi warga Pacitan yang membutuhkan kesembuhan,” ujar Pak In.

Dengan sumber daya manusia yang mumpuni serta peralatan yang lengkap masyarakat Pacitan tidak perlu lagi jauh jauh ke luar kota. Namun, cukup dilayani di Pacitan. Apalagi RSUD dr. Darsono sedang berupaya untuk menaikkan status dari tipe C menjadi tipe B.

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit dr. Darsono dr Iman Darmawan berharap keberadaan instalasi hemodialisis dapat membantu meringankan pasien yang selama ini berobat ke luar kota. Dengan kapasitas mesin cuci darah sebanyak  6 unit mampu melayani 37 pasien dengan dua kali pergantian tindakan. Jumlah tersebut masih akan ditambah lagi sebanyak 4 unit untuk dapat melayani pasien keseluruhan.

“Pasien dengan tindakan hemodialisis di Pacitan saat ini kurang lebih 60 orang,” jelasnya.

RSU dr. Darsono merupakan rumah sakit tipe C dan berbentuk BLUD penuh. Memiliki 44 tenaga medis serta 27 dokter spesialis, 15 dokter umum, dan 2 dokter gigi. Terdapat 10 gedung rawat inap dengan kapasitas 169 tempat tidur. Dengan diresmikanya instalasi hemodialisis serta ruang rawat inap, RSU dr. Darsono kini memiliki kapasitas 200 tempat tidur pasien. (Riz/PS)

Peran Tim PKK Mendukung Kesejahteraan Keluarga Cukup Besar

Keberadaan tim Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam upaya mewujudkan keluarga sejahtera cukup besar. Karena “menjadi mitra” dan bersinergi melaksanakan program-program pemberdayaan perempuan dalam pembangunan. “Kita sadar atau tidak, peran PKK membantu mewujudkan kesejahteraan di Pacitan cukup besar,” kata Bupati Indartato ketika memberikan sambutan pada Jambore PKK di pendopo kabupaten, Minggu (15/10/2017).

Mewujudkan kesejahteraan secara menyeluruh harus diawali dari keluarga. Sebagai pijakan awal. Jika kemudian itu terlaksana, maka akan menjadi modal sebuah negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya secara menyeluruh. “Pondasi utamanya adalah keluarga. Dan disitulah peran PKK,” tandas bupati.

Menurut Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan Luki Indartato sebagai organisasi yang tumbuh dari bawah dengan kaum wanita sebagai penggeraknya, PKK menjadi sarana menciptakan keluarga sehat dan sejahtera. Pada jambore kali ini juga ada sosialisasi kanker serviks dari Pokja 4. Harapannya tentu untuk menekan jumlah kematian ibu akibat penyakit yang satu itu. “Juga ada fragmen tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba,” katanya.

Sementara, ketua panitia jambore Ninik Yudi Sumbogo menuturkan tujuan kegiatan adalah untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, persaudaraan, dan persahabatan anggota PKK. Sehingga dapat memberikan motivasi kader berprestasi meningkatkan kinerjanya. “Untuk mewujudkan keluarga yang sehat sejahtera,” tuturnya.

Jumlah peserta jambore tahun ini mencapai 125 orang. Rinciannya sebanyak 84 orang kader PKK dari kecamatan dan desa/kelurahan se-kabupaten, sisanya dari tim penggerak PKK Kabupaten. (arif/nasrul/tarmuji/pranoto/danang/humaspacitan)

Diminta Disinkronkan Dengan Grindulu Mapan

Program pengentasan kemiskinan yang terus digulirkan oleh pemerintah, baik pusat maupun provinsi, diharapkan sinkron dengan Grindulu Mapan. Program serupa yang digulirkan oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan. “Nanti disinkronkan dengan Grindulu Mapan. Agar dapat lebih tepat sasaran,” kata Sekretaris Daerah Suko Wiyono ketika membuka Bimbingan Teknis Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) dan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) 2017 di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK), Rabu (11/10/2017).
Seperti diketahui program Grindulu Mapan digulirkan sebagai solusi pemerintah daerah mendorong upaya percepatan pengentasan kemiskinan. Utamanya bagi warga kurang beruntung yang belum masuk dalam sasaran program serupa dari pusat.
Sekda mengakui jika sampai saat ini angka kemiskinan di Kabupaten Pacitan masih diatas nasional dan Jawa Timur. Meski selisihnya tidak banyak, tetapi usaha untuk mereduksi dan menyamainya sulit. “Provinsi 11 persen dan nasional 10 persen. Kalau dari angka tinggal sedikit. Tapi untuk mengurangi itu bukan hal mudah,” ucapnya.
Suko Wiyono berpesan agar para peserta bersungguh-sungguh mengikuti bimtek selama dua hari, 11-12 Oktober. “Posisi panjenengan sekalian sangat penting. Karena harus melakukan pendataan atau verifikasi warga kita yang miskin. Apakah datanya betul, apakah yang diberikan telah tepat atau belum. Ini menjadi tugas yang sangat mulia,” tandasnya.
Perwakilan dari Kementerian Sosial RI Agus Budi Purwanto menjelaskan SLRT dan Puskesos merupakan hasil perpaduan program pengentasan kemiskinan dari kementerian. Tujuannya agar program penanganan kemiskinan dan perlindungan sosial. Dari sosialisasi itu kemudian muncul rancangan SLRT, termasuk personil-personil yang dilibatkan. Baik sebagai manajer, pengelola, fasilitator, dan supervisor. “Kegiatan diawali dengan sosialisasi diikuti 20 kabupaten/kota di Solo, Jawa Tengah bulan lalu,” jelasnya.
Pengentasan kemiskinan sendiri merupakan tanggung jawab bersama. Baik pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha. Seperti yang dituangkan dalam Perpres 2/2015 tentang RPJM Nasional 2015-2019. “Prinsipnya SLRT membantu mengidentifikasi keluhan masyarakat miskin dan rentan, melakukan rujukan dan memantau penanganan keluhan. Untuk memastikan keluhan itu ditangani dengan baik,” tegas Agus.
Bimtek SLRT dan Puskesos diikuti oleh 70 orang peserta. Terdiri dari fasilitator (50), supervisor (3), manajer satu orang, pengelola SLRT (5), dan pengelola Puskesos sebanyak enam orang. Mereka berasal dari Desa Bomo (Punung) dan Jatimalang (Arjosari). Selain itu juga ada unsur OPD terkait. Diantaranya Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Disdukcapil, serta Bapeda. “Ini merupakan rangkaian tahapan kegiatan penerapan program di daerah yang dibangun Kemensos,” pungkas Kepala Dinas Sosial, Sunaryo. (arif/nasrul/tarmuji/humas pacitan).

WhatsApp chat