Ciptakan Wisata Nyaman, Pemkab Serius Didik Masyarakat

Pacitan – Mengembangkan sektor Pariwisata tidak cukup mengandalkan kekayaan sumber daya alam semata. Sumber daya manusia yang mumpuni juga diperluka untuk menjadikan pariwisata menjadi sektor yang berdaya saing.

Salah satu yang berperan penting dalam pengembangan kepariwisataan adalah masyarakat sekitar obyek wisata. Mereka adalah bagian tak terpisahkan dalam mewujudkan iklim pariwisata yang baik serta menarik.�
Menurut Bupati Pacitan Indartato, masyarakat harus diedukasi sehingga mampu menjadi tuan rumah yang baik. Harapannya, wisatawan terkesan dan akan berkunjung kembali ke Kota 1001 Gua.
“Seperti pepatah Jawa kita harus mampu menunjukan gupuh, aruh, lan suguh kepada para tamu dan itu tidak lepas dari peran masyarakat sekitar,“ kata Pak In saat dialog bertajuk “Refleksi 272 Tahun Kabupaten Pacitan: Membangun Ekonomi Melalui Sektor Pariwisata“ di studio Radio Suara Pacitan, Kamis (16/2/2017) siang.
bupati mengakui peran masyarakat saat ini sudah cukup bagus. Saat menyambut wisatawan, senyum sapanya sangat ramah. Pun bagi pedagang �di sekitar lokasi wisata tidak mempermainkan harga semaunya.�
Pengamat Pariwisata DR Mukodi melihat perilaku masyarakat sudah mulai membaik. Yang terpenting, menurut Wakil Ketua STKIP PGRI Pacitan itu, bagaimana manajemen pariwisata mampu memanjakan turis. Tak terkecuali pemenuhan infrastruktur pendukung, seperti akses ke lokasi wisata yang memadai serta parkir kendaraan yang luas.
“Harus ada inovasi, semisal pengembangkan terpadu pariwisata. �Dari lokasi wisata satu ke wisata yang lain dapat sambung, sehingga pendatang akan merasa nyaman,“ ungkapnya. �
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Endang Surjasri yang juga menjadi nara sumber mengatakan, untuk mengembangkan pariwisata dibutuhkan sinergitas antara semua pihak. Satu diantaranya adalah peran masyarakat sekitar. Warga harus sadar akan kebersihan serta ramah terhadap pengunjung. �
“Kita tidak mungkin meninggalkan peran masyarakat karena membangun pariwisata jangan sampai menghilangkan khazanah budaya dan kearifan lokal,“ ujar Endang Surjasri menambahkan.
Seperti diketahui, Kabupaten Pacitan memiliki potensi sumber daya yang kaya. Selain wisata alam, wilayah di ujung barat daya Provinsi Jawa Timur ini juga memiliki banyak kekayaan budaya serta wisata sejarah. Termasuk di antaranya wisata religius. (riz/ps)

Realisasikan Program Smart School, Pacitan Siap Laksanakan UNBK 100 Persen

Sudimoro – Kelancaran pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) menjadi prioritas pemerintah. Kabupaten Pacitan sendiri memiliki banyak terobosan. Salah satunya menjalin kerjasama dengan perusahaan penyedia layanan internet. Ini seperti diterapkan SMKN 1 Sudimoro bersama PT Telkom. Program yang dikemas dengan sebutan SMART SCHOOL diresmikan Bupati Indartato, Rabu (15/2/2017) pagi.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Pacitan, Kardoyo mengatakan pihaknya menargetkan pelaksanaan UNBK tahun 2017 dapat terealisasi 100 persen. Tentu saja, model kerjasama melalui program Smart School diharapkan membantu penyediaan akses internet secara memadai sehingga memperlancar pelaksanaan UNBK. Tidak itu saja, lanjut mantan Kabag Humas pemkab, masyarakat sekitar sekolah diharapkan ikut mengenyam manfaatnya.
“Alhamdulillah rintisan ini (smart school) kemarin kita sudah cek dengan melakukan simulasi UNBK di SMKN 1 Sudimoro ini lancar,“ terangnya saat dialog Spirit Pagi Radio Suara Pacitan, Rabu pagi.
Kardoyo menjelaskan, soal-soal UNBK semua berasal dari pemerintah pusat. Distribusinya dilakukan langsung ke sekolah menggunakan akses teknologi informasi. Peserta ujian yang duduk di dalam kelas kemudian memberikan jawaban melalui halaman isian di layar komputer yang tersedia. Lembar jawaban maya tersebut lalu dikumpulkan di komputer server sebelum akhirnya dikirim kembali ke pemerintah pusat.
Diakuinya belum seluruh sekolah di Kabupaten Pacitan menjadi sasaran program Smart School. Prioritasnya adalah lembaga pendidikan yang belum terlayani sinyal internet. Hanya saja, ke depan model kerjasama tersebut akan terus berkembang hingga menjangkau seluruh sekolah yang membutuhkan.
Kerjasama serupa juga dilakukan dua SLTA di Kabupaten Pacitan. Yakni SMAN Nawangan dan SMAN Tulakan. Penandatangan dilakukan bersamaan peresmian di SMKN 1 Sudimoro. Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Pelayanan Internet Pemerintah Kabupaten Pacitan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Widy Sumardji.
Bupati Pacitan Indartato saat peresmian mengharapkan sarana yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik. Orang nomor satu di Kota 1001 Gua itu juga menyambut baik terjalinnya kerjasama antara sekolah dengan pihak ketiga. Terlebih muaranya adalah peningkatan mutu pendidikan dimulai dengan pelaksanaan UNBK di seluruh SLTA.
Menurut Pak In, dunia masa kini menuntut kecepatan serta kemudahan akses di segala bidang, termasuk di sektor pendidikan. Program ini diharapkan berkesinambungan dan berkembang pada bidang lain sehingga berdampak langsung pada peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Pacitan.
“Kesejahteraan masyarakat dimulai dari pendidikan yang baik. Oleh karena itu saya berharap program ini dapat dilanjutkan sebagai bentuk penyediaan sarana pembelajaran bagi para siswa,“ ujar Pak In seraya menyebut Pacitan masih kekurangan tenaga guru.
Bupati minta kerjasama semacam itu dikembangkan di sekolah lain. Bukan hanya di tingkat SMA/SMK nampun juga tingkat SLTP. Karenanya dalam waktu dekat Pemerintah Daerah melalui Diskominfo akan mengundang para kepala sekolah ke Pendopo Kabupaten guna membahas tindak lanjut agenda tersebut.
“Dalam hal kewenangan memang lembaga pendidikan setingkat SMA/SMK berada di bawah Pemerintah Provinsi. Namun karena yang dididik adalah putra-putri kita, maka pemerintah daerah tetap peduli pada upaya peningkatan kualitas pendidikan bagi mereka,“ pungkasnya.

Jelang Hari Jadi, Pacitan Luncurkan Gending Palagan Tumpak Rinjing

Pacitan – Peringatan Hari Jadi ke-272 Kabupaten Pacitan kali ini tergolong istimewa. Menjelang perhelatan agung tersebut, Pemerintah Daerah resmi meluncurkan Gending Palagan Tumpak Rinjing sebagai salah satu ikon seni Kota 1001 Gua. Peluncuran simbolis oleh Bupati Indartato ditandai dengan pemukulan gong di Pendopo Kabupaten, Sabtu (11/2/2017) pagi.

“Semoga memperkaya khazanah seni di daerah kita tercinta,“ ujar Pak In kepada pacitankab.go.id usai menabuh gong.
Ketua Dewan Harian Cabang (DHC) 45 Kabupaten Pacitan, Imam Haryono yang hadir dalam kegiatan tersebut mengaku bangga dengan terciptanya gending bernuansa perjuangan tersebut. Tentu saja dipilihnya thema Palagan Tumpak Rinjing bukan tanpa alasan. Situs sejarah di Desa Dadapan, Kecamatan Pringkuku itu menjadi saksi bisu perjuangan melawan penjajah.
Sesepuh yang juga aktif sebagai pembina kelompok nelayan ini menjelaskan, Tumpak Rinjing memiliki ikatan sejarah tak terpisahkan dengan perlawanan rakyat Pacitan saat Agresi Militer Belanda ke-2. Bahkan banyak di antaranya gugur saat menyergap pasukan musuh di lokasi tersebut.
“Nilai-nilai kejuangan itulah yang harus diwarisi oleh generasi sekarang. Mudah-mudahan melalui karya seni seperti gending upaya penguatan nilai nasionalisme lebih efektif,“ katanya saat memberikan sambutan.
Sementara penggagas kegiatan tersebut, Widodo Taloga, SH berharap event seni berupa Festival Karawitan akan memupuk kecintaan terhadap budaya sendiri. Terlebih di tengah maraknya infiltrasi budaya asing yang tidak semuanya sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa. Budaya lokal, lanjut pria yang juga menjabat Penitera Pengadilan Negeri, sekaligus menjadi benteng terhadap dampak negatif dimaksud.
“Harapan saya generasi muda berperan di garda depan dalam ngleluri Budoyo Jawi (memelihara Budaya Jawa),“ tambahnya.
Peluncuran gending Palagan Tumpak Rinjing merupakan rangkaian Festival Karawitan dalam rangka peringatan Hari Jadi ke-272 Kabupaten Pacitan. Kegiatan dijadwalkan berlangsung dua hari hingga Minggu (12/2/2017). Festival diikuti 16 SLTP dan 10 SLTA se-Kabupaten Pacitan. (ryt/ps)

Rumah Korban Bencana Alam Dimasukkan Program RTLH

Bandar – Para korban bencana alam di Kabupaten Pacitan yang rumahnya mengalami kerusakan akan dimasukkan dalam program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Selain karena penanganannya dirasa lebih cepat, kebijakan itu juga lantaran terbatasnya anggaran yang dimiliki oleh Pemkab Pacitan.

“Pemerintah daerah membantu sesuai kemampuan. Sehingga dimasukkan dalam (program) RTLH agar lebih cepat penanganannya dan tidak menyalahi aturan,“ kata Bupati Indartato disela-sela kunjungannya ke rumah korban tanah longsor di Desa Jeruk, Kecamatan Bandar, Minggu (12/2/2017) pagi.
Diakuinya, permukiman warga di daerah yang dipimpinnya masih banyak yang berada di kawasan rawan bencana. Karena itu ia mengimbau agar warga di zona merah selalu menjaga kewaspadaan. Terlebih sampai saat ini curah hujan masih tinggi. Disamping itu, pada kawasan perbukitan dengan kemiringan diatas 25 derajat potensi tanah longsor cukup besar.
“Kami berharap warga tetap mewaspadai potensi bencana alam. Peningkatan kesiapsiagaan merupakan upaya pengurangan risiko,� ucap Pak In di antara puluhan warga.
Saat mendatangi lokasi tanah longsor di Dusun Sidodadi itu, Bupati bersama Sekretaris Daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyerahkan bantuan kepada keluarga Tumi (80). Saat ini Si Nenek dan keluarganya untuk sementara waktu mengungsi ditempat kerabat. Sebab rumah yang selama ini digunakan bernaung ambruk diterjang material tanah longsor dari bukit di samping rumahnya.
(dav/ps)

Tinjau Korban Longsor, Bupati Imbau Warga Tingkatkan Kesiapsiagaan

Bandar – Bencana longsor menimpa Dusun Sidodadi, Desa Jeruk, Kecamatan Bandar, Minggu (11/2/2017) dini hari. Akibatnya sebuah rumah milik Tumi (80), warga RT 2 RW 19 rusak parah.Tak banyak hak milik Tumi yang berhasil diselamatkan. Sebagian besar tertimbun tanah. Beruntung Si Nenek dan 2 cucunya selamat dari musibah tersebut.

“Tiba-tiba ada suara gemuruh,“ kenang Tumi tentang keadaan sebelum musibah menimpa rumahnya.
Beberapa warga lain menuturkan sebelum bencana terjadi, wilayah di ujung utara Kabupaten Pacitan tersebut diguyur hujan deras. Hal itu sempat membuat warga cemas. Hanya saja mereka tak menduga tebing di samping pemukiman akan longsor.
Begitu mendengar bunyi gemuruh, warga pun mencari tahu sumber bunyi. Mereka lalu bergegas membantu evakuasi. Hingga berita ini diturunkan, Tumi dan 2 cucunya diungsikan ke rumah kerabat berjarak 100 meter dari tempat tinggalnya.
Selain menimpa rumah Tumi, bencana juga mengenai 1 rumah warga lain bernama Tumadi. Meski tidak sampai roboh namun kondisi bangunan sangat membahayakan. Beberapa rumah lain jika terancam longsor susulan jika hujan deras kembali turun.
“Selain rawan terkena longsor, kawasan tersebut juga rawan longsor karena berada di lereng,“ papar Saryadi, Sekretaris Desa setempat.
Bupati Indartato bersama jajaran, Minggu (12/2/2017) siang meninjau lokasi. Turut dalam rombongan Ex Officio Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Suko Wiyono, dan Kepala Pelaksana Harian Tri Mudjiharto. Selain melihat dari dekat kerusakan akibat longsor, bupati juga menyerahkan bantuan bagi para korban. Bantuan berupa sarana berlindung dan logistik diharapkan meringankan beban sementara sambil menunggu langkah penanganan.
“Sebagian besar daerah kita memang rawan bencana, baik longsor, banjir, gempa, maupun tsunami. Oleh karena itu saya mengimbau semua pihak meningkatkan kesiapsiagaan sebagai upaya mengurangi risiko bencana,“ pesan bupati seraya minta warga terus berdoa.
Sebelumya BPBD setempat mengingatkan peluang curah hujan tinggi hingga bulan Maret mendatang. Warga diimbau waspada terhadap kemungkinan perubahan iklim secara cepat dan tiba-tiba. (ps/ps)
WhatsApp chat