DUKUNG: Bupati Pacitan Indartato melihat langsung peta pembangunan Waduk Tukul. (Foto: PS/Radio Suara Pacitan/Diskominfo)

Pacitan – Pembangunan Waduk Tukul di Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari terus berlangsung. Tahap pertama berakhir Desember tahun lalu. Adapun saat ini pembangunan memasuki tahap kedua. Keseluruhan konstruksi dijadwalkan selesai akhir 2020.

“Yang tahap satu sudah menyelesaikan 70-an persen. Sekarang tinggal menyisakan 30 persen. Harapannya nanti di akhir tahun 2020 ini secara konstruksi sudah bisa diselesaikan,” kata Khoirul Murod, Kasi Danau dan Bendungan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Rabu (8/1/2020).

Meski begitu, lanjut pejabat asli Kudus, Jateng tersebut, masih dibutuhkan waktu setahun lagi untuk mengoperasikan waduk. Rentang waktu selama itu digunakan untuk mengisi waduk dengan air yang berasal dari aliran sungai ‘Kali Telu’.

Seluruh tahapan pembangunan Waduk Tukul, tandas Murod, telah melewati proses sertifikasi. Hal itu berarti keamanannya dapat dipertanggungjawabkan. Hanya saja, sebagai bentuk antisipasi pihaknya juga menyiapkan skema mitigasi bencana. Hal ini disusun dalam Rencana Tindak Darurat (RTD).

“Kesiagaan ini sifatnya antisipatif. Ketika terjadi (tanggul rusak) kita sudah tidak lagi gagap. Tapi kita berharap bersama ini semua tidak terjadi karena setiap tahan sudah sesuai dengan apa yang disyaratkan,” imbuhnya usai Sosialisasi RTD Waduk Tukul di Gedung Karya Darma Pemkab Pacitan.

RTD dimaksud, lanjut Murod, dilaksanakan dengan beberapa tahapan. Dimulai dari konsultasi dengan masyarakat dan ditindaklanjuti sosialisasi melibatkan semua pemangku kepentingan. Tahap berikutnya adalah simulasi melibatkan masyarakat yang tinggal di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) hingga hilir.

“Tadi sudah disepakati oleh beliau (Bupati Indartato), sudah tanda tangan. Nanti kita tindaklanjuti dengan simulasi,” paparnya.

Di sisi lain, Murod juga menggarisbawahi pentingnya peranserta masyarakat dalam menjaga bangunan waduk dari kerusakan. Hal itu dapat dilakukan dengan bersama-sama mencegah terjadinya penggundulan hutan di area sekitar bangunan penahan air tersebut. Selain itu, upaya penghijauan diharapkan terus dilakukan melibatkan semua pihak.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Indartato menyambut baik upaya yang dilakukan pihak BBWS Bengawan Solo sebagai pengelola Waduk Tukul. Pemerintahan yang dipimpinnya, lanjut bupati dua periode tersebut, mendukung sepenuhnya penyusunan rencana kontigjensi pengurangan risiko bencana.

Berikutnya, pemerintah daerah akan membantu menyusun pemetaan untuk mengetahui secara pasti titik-titik yang berpotensi terdampak jika musibah terjadi. Dari berbagai tahapan yang ada, nantinya diharapkan dapat disusun SOP (standard operating procedure) sebagai panduan.

“Nanti kita harapkan ada SOP dan bagaimana penanganannya jika terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Yang jelas kita mempersiapkan yang sebaik-baiknya,” ucap Pak In.

Untuk diketahui, Waduk Tukul dibangun di atas lahan seluas 44,81 hektare. Selain berfungsi sebagai pengendali banjir, bangunan dam raksasa itu nantinya juga bermanfaat untuk mengairi 600 hektar sawah, sumber air baku PDAM, serta berfungsi untuk konservasi lahan. Keberadaannya juga diharapkan menjadi destinasi wisata baru.

WhatsApp chat