Menyadari dampak bencana maka perlu adanya kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi bencana. Melalui kegiatan pendidikan masyarakat supaya tumbuh kesadaran dan pembudayaan tentang pengurangan risiko bencana.

Untuk kepentingan tersebut diperlukan sekolah berbasis siaga kebencanaan yang dapat menjadi sarana yang efektif dalam memberikan tular-informasi, pengetahuan, dan keterampilan kepada masyarakat tentang penanggulangan bencana.

Lembaga sekolah memiliki tanggungjawab dan peran strategis untuk menjamin keselamatan lingkungan sekolah dalam menghadapi ancaman bencana. Sehingga dapat didorong menjadi sekolah yang mandiri dalam menanggulangi bencana, baik secara struktur maupun non struktur.

Kemandirian sekolah dalam penanggulangan bencana dapat dikemas menjadi sebuah program kesiapsiagaan sekolah dalam penanggulangan bencana yang disebut dengan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

Salah satu sasaran SPAB adalah Pondok Pesantren Al Anwar Kelurahan Ploso, Pacitan. SPAB ini dilaksanakan selama dua hari, yakni Selasa dan rabu, 5-6 Oktober 2021. Sekitar 100 santeri mendapatkan sosialisasi dan edukasi SPAB tersebut. Komposisinya 75 orang dari unsur siswa/ santri dan 25 lainnya adalah unsur stakeholder.

Pelaksanaan SPAB di Pacitan dibuka oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Didik Alih Wibowo. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan dari BPBD Provinsi Jawa Timur Dadang Ikhwandi.

“Tujuan pelaksanaan ini yang pertama seluruh peserta mengetahui pentingnya SPAB, peserta mengetahui standar & fasilitas sekolah aman bencana, mengetahui dan memahami jalur evakuasi serta titik kumpul dan pembentukan Tim Siaga Bencana di sekolah,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan & Kesiapsiagaan Provinsi Jawa Timur Dadang Iqwandi

Hari pertama diawali dengan sosialisasi dari Kemenag dan BPBD Pacitan. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan dokumen kajian risiko bencana sekolah yang dilakukan oleh para guru, staf, TU, tenaga kebersihan, mekanik, penjaga keamanan, komite sekolah, dan perwakilan siswa. Sedangkan kelas siswa mempelajari materi bebat bidai, pembuatan dan penggunaan alat evakuasi(tandu). (BPBDPacitan/DiskominfoPacitan).

WhatsApp chat