Dinkes Imbau Warga Waspadai Penyakit Pasca banjir

Beberapa pekan terakhir, sejumlah wilayah di Kabupaten Pacitan sempat terdampak banjir. Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan mengingatkan potensi munculnya sejumlah penyakit pascabanjir. Masyarakat pun diminta siapsiaga.

“Terutama penyakit-penyakit yang diakibatkan lingkungan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Pacitan dr Hendra Purwaka , Rabu (19/10/2022).

Tren curah hujan yang meningkat seperti saat ini, lanjut Hendra, biasanya dibarengi adanya sisa air hujan yang tertinggal pada benda tertentu. Media tersebut kerap dijadikan tempat perkembangbiakan nyamuk.

Jika kondisi ini dibiarkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mudah menyebar. Karena itu upaya yang harus dilakukan adalah pemberantasan sarang nyamuk dengan pola 3M (menguras, menutup, mengubur barang bekas).

“Dan ini harus dilakukan secara serentak dan gotong royong,” tegasnya.

Adapun penyakit lain yang juga harus menjadi perhatian adalah leptospirosis. Penyakit yang dibawa binatang tikus itu kerap menyerang warga usai terjadi banjir. Hal itu terjadi karenanya kontaminasi urine tikus yang terbawa air banjir.

Untuk itu, terang Hendra, upaya menciptakan lingkungan yang bersih menjadi kunci penanggulangan wabah. Pembersihan pun tak cukup dengan mengguyurkan air melainkan juga harus disertai cairan penyuci hama.

“Untuk membersihkan kawasan dalam rumah sebaiknya menggunakan cairan pembersih. Termasuk juga rajin cuci tangan dengan sabun,” ujarnya mewanti-wanti.

Dinas Kesehatan juga mengimbau masyarakat mewaspadai kemungkinan meningkatnya kasus gangguan pencernaan seperti halnya diare. Itu dapat terjadi karena kontaminasi bakteri dari septic tank ke dalam sumur tanah akibat banjir.

Di sisi lain tumpukan sampah yang terbawa luapan air juga dapat meningkatkan risiko paparan penyakit. Oleh karena itu pengelolaan sampah menjadi hal penting yang harus dilakukan tiap keluarga.

“Tempat sampah di rumah tangga sifatnya hanya sementara. Sebaiknya tidak dibiarkan menumpuk terlalu lama. Sebelum 24 jam harus sudah dipindahkan ke TPA,” ujarnya.

Terakhir, Hendra mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga pola hidup sehat. Bagi yang merasakan gejala kurang enak badan diimbau segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Sehingga penanganan dini dapat segera dilakukan.

“Untuk menjaga stamina, kalau merasakan kelelahan sebaiknya dipakai istirahat. Kalau demam misalnya, mohon segera memeriksakan diri supaya mendapat tindakan yang tepat,” pungkasnya. (pemkab Pacitan)

Soal Chikungunya dan DBD; Tunggu Hasil Lab

Keluh kesah warga langsung mendapat perhatian serius Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan menyoal ramainya rumor tentang Chikungunya dan Demam Berdarah Dengue (DBD) di sejumlah wilayah Pacitan.

dr. TH Hendra Purwaka, Plt. Kepala Dinas Kesehatan, pihaknya mengaku tidak tinggal diam dengan informasi yang ada, bahkan upaya seperti Pemantauan Jentik (Jumantik), Penyelidikan Epidemiologi (PE), dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) telah dilakukan serta monitoring tempat – tempat rawan nyamuk Aedes.

“Tenaga kesehatan kami selalu bersiaga 24 jam apabila ada gejala penyakit akan segera ditangani,” terangnya.

Selain menggalakan kampanye dirinya mengakui bahwa dasar dilakukan pengendalian, utamanya DBD dan Chikungunya adalah berdasarkan laporan kasus dari fasilitas pelayanan kesehatan yang kemudian ditindaklanjuti PE oleh Bidan dan Kader Desa. “Awal November lalu kami sudah melatih 18 angkatan Kader Jumantik dan sampai saat ini (05/11) pemantauan masih berjalan,” tambahnya.

Fogging tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan hanya membunuh nyamuk dewasa. Sementara dengan PSN dan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, Plus memakai Repellent) harus tetap dilakukan masyarakat agar mata rantai penularan kasus benar-benar terputus.

Selama ini kasus DBD aktif terlaporkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan sejumlah 57 kasus di sepanjang tahun 2021. Sedangkan kasus Chikungunya memang jarang dilaporkan karena  biasanya masyarakat jarang berobat di fasilitas pelayanan kesehatan.

Dari hasil lapangan gejala Chikungunya memang banyak dirasakan oleh warga Sirnoboyo dan Arjowinangun dengan jumlah 51 dan 6 orang warga merasakan gejala tersebut. Tetapi belum ada hasil klinis yang menyatakan akibat gigitan nyamuk Aedes.

Bahkan hari Minggu (05/11) TNI dan POLRI bersama masyarakat telah menggalakan PSN serentak yang kemudian dilanjutkan fogging dari tim Dinkes. (DinkesPacitan/Diskominfo Pacitan).