Soft
Opening shelter pusat kuliner PLUT KUMKM Pacitan akan dilaksanakan pada tanggal
10 Januari 2020 dirangkaikan dengan senam sehat dan dialog umkm sebagai bentuk
promosi dan memperkenalkan pusat kuliner yang ada di PLUT KUMKM pacitan.
Layanan kuliner di PLUT KUMKM pacitan merupakan salah satu food court yang
menyediakan berbagai menu kuliner yang merupakan produk umkm kabupaten pacitan.
Terdapat sekitar 30 – 50 pelaku umkm kuliner yang akan menyajikan berbagai menu kuliner yang bisa dinikmati di shelter plut kumkm pacitan. Beberapa umkm yang menjual kuliner seperti
Marine food – ayam goreng
Mamels – bakaran sosis pedas
Jagorani – aneka jamur olahan
TigaDee – Pizza
Bakso beranak
Gudeg Jogja
Warsan – Lontong kare
Rawon dan soto pacitan
Ikan laut goreng
Gulai
dan opor lontong
Wisnu
milk – susu & bakso keju
Pawon
pedas – soto lamongan
Bluder
manna – roti dan dawet
Samawa
cafe – ayam geprek
Sumber
roso – es campur
Dare
to drink – jus kacang ijo – coklat
Teller
duren
Bogati
food – roti dan kuliner olahan tepung mocaf
Annisa
Fresh Drink dan Coklat Aren Mbah Uti
Sate
Laler Pak’e Ismo
Depot
Kembang Sore – pecel lele
dan
masih banyak lainnya
Bagi
anda warga kabupaten pacitan yang ingin menikmati kuliner makanan setiap hari
dapat hadir pada Soft Opening shelter pusat kuliner PLUT KUMKM Pacitan .
Shelter Plut kumkm pacitan akan beroperasional setiap hari dari pukul 06.00 –
21.00 WIB untuk melayani kebutuhan kuliner masyarakat pacitan untuk makanan
yang siap saji, makanan ringan serta jajanan pasar yang sehat dan bersih.
Selain itu shelter kuliner plut kumkm pacitan juga tempat yang cocok untuk nongkrong bersama teman dan keluarga dengan layanan yang mendukung untuk internet yang cepat yaitu wifi.id. tempat parkir juga tersedia, tempat makan yang nyaman serta jaminan service yang baik. Untuk berkuliner di awal tahun 2020 dan seterusnya tidak usah bingung nantinya langsung ke shelter PLUT kUMKM pacitan saja. selain itu tempat ngopi dan makanan juga pasti tersedia
Yuk hadiri nanti pada acara Soft Opening shelter pusat kuliner PLUT KUMKM Pacitan
Benak Arthur Agostinho De Abreu
tergambar peradaban luar biasa saat ia dan kawannya Javier Lopez Caballero mamasuki
Goa Song Terus salah satu titik kawasan Geopark Gunung Sewu yang berada di
Pacitan.
Sebelumnya dua bule sebagai
Asesor dari United Nations of Educational, Scientific, and
Cultural Organization (Unesco) tersebut mengunjungi Etalase Geopark di
Kawasan Pancer Door dan dilanjutkan ke Pantai Klayar.
“Unesco Global Geopark Gunung
Sewu merupakan anggota dari 193 Geopark dibawah Unesco. Geopark digunakan untuk
mengenal dan memahami keterkaitan manusia dan planetnya, meliputi geologi
biologi dan budayannya dan juga untuk memahami pengetahuan dan kemampuan yang
tidak terwujud dari wilayah itu sendiri,” kata Arthur usai ditranslit ke Bahasa
Indonesia kemarin 23/07.
Setiap empat tahun sekali dilakukan
Revalidasi di semua kawasan Geopark, termasuk
di Gunung Sewu yang terbentang di tiga Kabupaten baik Pacitan, Wonigiri dan Gunungkidul
dan berada di tiga Provinsi berbeda.
Menurut Arthur ini penting
dilakukan, Dia dan temannya Javier akan melihat semua kawasan tersebut, baik
kondisi fisik, masyarakat, kebudayaan yang ada, dan termasuk apa saja yang
dilakukan pemerintah bersama masyarakat untuk menjaga taman bumi ini dimana
selanjutnya akan dilaporkan ke Unesco.
Sejak ditetapkan Gunung Sewu
menjadi kawasan Geopark oleh Unesco pada tahun 2015, Pemerintah memang total
dalam berbagai kewajibannya, pelestarian alam memang utama, namun itu harus
berimbas langsung pada peningkatan perekomomian masyarakat sekitar.
Sedangkan kawasan Gunung Sewu
adalah kawasan Karst, penduduknya kebanyakan hidup bertani, awalnya ini adalah
masalah sulit. “kita meningkatkan penggunakan sistim pertanian organik dan semi
organik, mengurangi penggunaan bahan kimia yang dapat merusak alam,” kata
Kepala Dinas Pertanian Pacitan Pamuji kepada Tim Diskominfo Pacitan.
Begitu juga Eny Setyowati Kepala Dinas Koperasi dan UKM
Pacitan, sejak masuknya Gunung Sewu Menjadi bagian dari Geopark Global Network
(GGM) Geoproduk yang berperan menjadi salah satu penunjang jauh-jauh hari telah
dipersiapkan. Ia bersukur karena Pacitan kaya Geoproduk. “Seperti batik salah
satu warisan leluhur, bagaimana kita kemas dengan sebaik mungkin,” paparnya.
Sehingga secara langsung Geoproduk Pacitan memberi kontribusi terhadap
peningkatan ekomomi masyarakat.
Dari tiga wilayah yang ada,
umumnya memiliki keunikan tersendiri, seperti halnya Pantai Klayar dengan batu
yang menyerupai patung Sphinx, atau Song Terus yang kaya akan fosil
manusia purba menjadi cermin kekayaan negeri yang tak ternilai harganya.
“tugas kita bagaimana bentang
alam ini bisa bermanfaat untuk kesejahteraan, karena bicara geopark kita tidak
cukup bicara keindahan, tapi disamping indah harus ada unsur edukasi, misalnya
saja Klayar yang memiliki proses geologi yang luar biasa. Masyarakat memiliki
tugas menjaga, memuliakan itu sampai mendapat manfaat. Konsep dari Unesco
sangat luar biasa,” jelas Budi Marsono Jenderal Menejer Gunung Sewu Unesco
Geopark dan Presiden Geopark Indonesia.
Tapi sejauh ini, wisatawan yang
berkunjung ke Pacitan masih mengutamakan lanskapnya saja, ini sayang jika
dibiarkan. Mengingat para wisatawan bisa lebih dari sekedar liburan. “Secara
massif kami terus meningkatkan literasi terhadap wisatawan dengan memberikan
papan-papan informasi disetiap lokasi Gunung Sewu. Termasuk Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis) kami bekali mereka pengetahuan Geopark. Minimal di daerahnya
sehingga mampu menyampaikan informasi mengenai Gunung Sewu,” kata Endang
Surjasri Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga Pacitan.
Daryono bersyukur, karena menilai
masyarakat mempunyai kesadaran tinggi untuk menjaga alam. Terlebih pengakuan
Unesco yang dirasa masyarakat sebagai anugrah yang harus dipertahankan dan
dilesatarikan. “Konservasi, ekonomi, dan yang lain kami terus kaji bersama
instansi lain dan para pemangku kebijakan,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan tersebut.
Berbagai komunikasi dilakukan
Bupati Pacitan Indartato dengan seluruh elemen, termasuk kepada orang nomor
satu di Wonogiri dan Gunungkidul. “Kawasan Gunung Sewu yang diakui dunia harus
kita maksimalkan, supaya berimbas pada peningkatan ekonomi masyarakat bisa
tercapai maksimal, melalui suport kepada Pawonsari (Pacitan, Wonogiri dan
Wonosari. red) baik pendidikan, wisata dan sebagainya,” tegas Indartato.
Bicara Geopark semua terlibat
didalamnya, termasuk para pelajar, Boby Rahman Hartanto Siswa Kelas IX SMP
Negeri 1 Pacitan yang sempat diwawancara asesor itu mengaku bangga dengan
keterkaitan Pacitan dalam peran Gunung Sewu, dirinya sadar sebagai genarasi
penerus harus mempunyai banyak wawasan terhadap geologi khusunya di Kabupaten
Pacitan. “Supaya kami nanti juga dapat menjaga alam kita yang kaya sejarah dan
indah ini,” kata Boby.
Sebelum bertolak menuju Kabupaten
Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah Arthur mengatakan penilaian dititikberatkan pada
pengembangan menejemen Geopark, yakni pengembangan lokal, yang juga harus
disampaikan ke masyarakat sekitar. Dan cara tersebut menjadi prioritas yang
akan dilaporkan ke Unesco.
(budi/rista/wawan/riyanto/jainul/yuko/anjar/wira/DiskominfoPacitan)