Jangan Ganggu Jumali; Sekarang Ia Sudah Hidup Tenang

Jumali terpaksa pulang ke kampung halamanya dari Sumatera setelah usia dan rentan waktu merantau dianggapnya sudah cukup. Warga asli Sedayu, Arjosari tersebut sementara tingga di rumah kerabatnya, lalu bersama istri dan 3 anaknya ia pun memilih membuat rumah sendiri seperti halnya layaknya sebuah keluarga.

Selama proses pembuatan rumah di sebidang tanah di dekat Gunung Nogo, Jumali sempat membuat geger dunia maya, lantaran ada seseorang yang merekam ia tinggal di gubuk sementara selama rumah permanennya dibangun.

Kabar itu menyebut Jumali dan keluarga asli Pacitan tersebut hidup di bawah kemiskinan tanpa adanya perhatian pemerintah dan para tetangga, sontak hal itu membuat Jumali marah.

“Tolong saya jangan diberitakan aneh-aneh, saya malu sama tetangga dan pemerintah yang baik dan selalu membantu kami,” terangnya saat didatangi Pacitankab.go.id, kemarin (20/09).

Pria berusia 56 tahun tersebut mengaku, sejak kedatangannya warga maupun pemerintah desa cukup banyak membantu, mulai sembako untuk kebutuhan sehari-hari, kebutuhan pakaian bahkan berbagai kelengkapan data kependudukan pun dibantu banyak pihak.

kehidupannya yang kini tenang pun tampak dalam wajah Jumali dan keluarganya, ia yang lama tidak pulang, ketika datang disapa dan dibantu untuk kembali menjadi warga Pacitan dengan hangat dan penuh perhatian. “Saya sudah tenang ya jangan diganggu. malu saya,” tegasnya.

Sementara itu pihak pemdes masih berkewajiban menyelesaikan berbagai kebutuhan adminduk, meski semua bersyukur bahwa anak-anak Jumali telah bersekolah, sedang rumah semi permanen lengkap dengan toiletnya telah rampung dikerjakan. “Terima kasih atas dukungan semua pihak kepada warga kami,” ujar Mustaqim Kades Setempat. (PemkabPacitan).