Launching Wisata tangguh; Watu Karung Tinggal Tunggu Aba-aba

Alkisah, Padukuhan Gembul Rejo seperti halnya dukuh-dukuh lain disekitar. Hanya tampak pesisir laut selatan yang khas dengan deburan ombak tanpa menjanjikan apapun, kecuali tangkapan ikan bagi para nelayan.

Tak seperti sekarang, Dukuh Gembul Rejo selain berubah nama menjadi Desa Watu Karung Pringkuku, menjadi begitu seksi bagi wisatawan domestik bahkan pecinta surfing berkelas dunia. Namun Pandemi Covid-19 semantara menjadi halang rintang Watu Karung untuk memanjakan para tamu.

Bersama semua komponen hal ini tentu tidak diharap berlarut-larut, Watu Karung harus kembali beraktifitas seperti kemarin-kemarin, tanpa adanya tumbal lahirnya cluster penderita Covid-19.

“Sarat pertama adalah zona kuning. Bersyukur saat ini kita statusnya kuning,” ujar Bupati sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan saat launching Wisata Tangguh Semeru di Pantai Watu Karung Pacitan Indartato. Pagi ini (26/06).

Sesuai rencana pembukaan yang dijadwalkan pada (30/06) menurut Indartato tidak ada masalah, sejauh protokol kesehatan telah dijalankan dengan baik, termasuk pembatasan wisatawan yang berkunjung.

Namun demikian kajian demi kajian tetap akan dijalankan demi keamanan, apalagi keputusan tersebut adalah kewenangan pemerintah pusat, pemda sejauh ini hanya menyiapkan seluruh komponen. “Simulasi nanti akan kita laksanakan untuk bahan evaluasi,” lanjud Dia.

Musyawarah lintas sektor kemudian akan menjadi perantara komitmen untuk menyongsong hari yang ditunggu. Termasuk para pengelola, petugas medis dan pihak keamanan yakni kepolisian. “Kami laksanakan sosialisasi kepada para pelaku sejak dua minggu lalu supaya semua benar-benar memahami prosedur protokol kesehatan,” ucap Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto di kesempatan yang sama.

Seluruh jajaran covid-19 tentu menyadari perbedaan pandangan masyarakat akan rencana pembukaan objek wisata, tidak sedikit yang menilai hal ini masih terlalu dini, sebagian lain merasa perlu segera untuk kembali dibuka.

Menurut Kapolres sepanjang sesuai dengan mekanisme protokol kesehatan dan status zona, maka tidak alasan area wisata segera kembali dibuka. Meski pihaknya dan jajaran covid-19 Pacitan nantinya tidak sembarangan dalam memutuskan perkara ini.

Sementara Kades setempat Wiwid Pheni sangat yakin desa dan seluruh objek pariwisata yang ada sudah cukup tangguh apabila pariwisata kembali dibuka. Bukan tanpa bukti, masyarakat beberapa pekan terakhir getol mengikuti segala sosialisasi yang diadakan termasuk simulasi berskala kecil.

“Ada sekitar 150 KK yang menggantungkan hidup di pariwisata, mulai pemilik homestay, pedagang, ojek perahu dan lain-lain sudah siap sewaktu-waktu dibuka,” terang Wiwid. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Ploso Kecamatan Punung; Terjang Karang Lahirkan Kampung Tangguh

Gairah masyarakat Desa Ploso, Punung kiranya patut untuk dijiplak, bersama pemdes masyarakat greget membangun budaya baru dalam rangka menyambut New Normal melalui platform Kampung Tangguh Semeru.

Energi tersebut disaksikan langsung Bupati Pacitan Indartato bersama jajaran Satgas Covid-19 Pacitan, Hari ini (24/06). Tak Pelak semangat tersebut benar-benar hadir pada sendi-sendi warga Ploso yang mendengarkan secara seksama berbagai arahan dari Kapolres dan Bupati akan detail-detail Kampung Tangguh dan protokol kesehatan.

Agus Cahyono sebagai Kades Ploso dengan karakter energic-nya mengaku hingga kini satu warganya masih positif Covid-19, namun hal itu justru membuatnya semakin melenggang akan mimpinya bersama seluruh warga. “Banyak perantau menjadi masalah serius harus kami perhatikan,” ungkap Dia.

Belum lagi, mula-mula masyarakat agak rewel yang terpaksa harus meninggalkan beberapa tradisi seperti arisan dan lain-lain. Namun kesabarannya akhirnya membuahkan hasil, masyarakat semakin memahami keadaan bangsa sehingga kian taat terhadap seluruh arahan pemerintah. “Kami ingin pemahaman ini sampai mengkristal dibenak seluruh masyarakat,” harap Dia.

Sementara Kapolres Pacitan Didik hariyanto, melihat atmosfer di Ploso lantaran adanya sistem tatakelola yang berjalan baik dan berkesinambungan. Selanjutnya bagaimana program Kampung Tangguh Semeru tersebut benar-benar berjalan sesuai arahan. “Di dalam Kampung Tangguh ada penyelesaian masalah,” tutur Kapolres.

Kader Trengginas yang kini berada di garda terdepan memerangi Covid-19 di Ploso diapresiasi Bupati, pemahaman terhadap mereka harus sempurna supaya tidak menjadi bumerang. Selebihnya Bupati meminta semangat ini tidak usai pada ceremony belaka. “Praktiknya harus Sungguh-sungguh dipraktikkan,” pungkas Dia.

Sempatkan Jenguk Satria

Disela padatnya kegiatan Kampung Tangguh Semeru di Kecamatan Pringkuku dan Punung (24/06), Bupati Pacitan Indartato bersama rombongan menyempatkan diri menjenguk Satria Yusril Suseno, anak laki-laki berusia 12 tahun yang memiliki masalah pada kakinya yang tumbuh tidak normal.

Satria Tinggal bersama sang Nenek di Dusun Ngelo, Ploso, Punung dan berstatus sebagai anak yatim. Pihak desa setempat mengupayakan satria untuk daily activity tanpa merepotkan yang lain yang nanti juga akan didukung Dinas Kesehatan Pacitan.

Sementara, Dinas Sosial Pacitan akan memeriksa identitas keluarga, jika memenuhi syarat Program Bansos akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan satria yang mempunyai masalah bawaan tersebut. (DiskominfoPacitan).

Buah Kompak dan Komitmen; Bangunsari Selalu Negatif Corona

Desa Bangunsari, Kecamatan Pacitan.  Letak yang strategis dengan pusat Kota menyimpan potensi besar terhadap penyebaran virus Covid-19. Padahal wilayah ini dihuni berbagai masyarakat baik dari dalam dan luar kota.

Lantas bagaimana pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat mengemas desa ini menjadi kebal terhadap wabah dari Kota Wuhan, Hubei China itu, melalui Kampung Tangguh Semeru yang digagas Kapolda Jatim tersebut.

Disambut Wedang Secang, semangat pemuda, tokoh masyarakat dan seluruh perangkat desa serta tabuh Titir Kenthongan, Bupati Pacitan Indartato beserta jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan semangat menyusuri gang RT. 04 RW 06 Dusun Krajan, Bangunsari.

Didampingi Darminto, Kades setempat Bupati melihat lumbung pangan, rumah karantina mandiri hingga inovasi Trasi Jadam Covid-19 atau Tradisi Sistem Jempitan Atasi Dampak Covid-19. Satu inovasi kemandirian masyarakat yang kini dialih fungsikan untuk keperluan menangani pandemi.

Hasil jempitan cukup lumayan, diakui pengurus dalam semalam pemuda dapat mengumpulkan uang koin rata-rata Rp. 40.000, ke semua selama pandemi covid-19 diperbantukan kepada yang terdampak covid di desa tersebut sehingga tidak membebani pemdes.

Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto mengapresiasi program ini, ia berharap kekompakan yang telah mendarah daging ini dapat menjadi kemandirian terutama di masa transisi menuju New Normal ini. “Lingkungan ini saya harap dapat dicontoh lingkungan lain,” kata Dia (23/06).

Perasaan yang sama tampak di wajah Bupati, tidak adanya kasus positif di desa itu merupakan bentuk nyata dari semangat perang melawan covid-19. Selanjutnya bagaimana launching yang dilakukan kini terus dipupuk sehingga Bangunsari, Pacitan tidak ada yang terkonfirmasi Covid-19 selamanya. “Saya tersanjung, teringat saya dulu pernah tinggal di lingkungan ini ikut nenek sewaktu kecil,” katanya jujur sembari mengenang. (budi/notz/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Bentuk Kampung Tangguh di Bumi Jenderal Sudirman

Burung merpati sebagai simbol kebebasan dilepas liarkan oleh Indartato di depan Balai Desa Pakis Baru, Nawangan. Bupati sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan itu mengawali Launching Kampung Tangguh Semeru di wilayah sejuk yang pernah menjadi panggung perjuangan Jenderal Besar Sudirman saat menghadapi serdadu penjajah.

Mencetak Kampung Tangguh Semeru, berbagai aspek dikedepankan. Sumber Daya Manusia (SDM) tentu menjadi prioritas, selebihnya ketahanan pangan juga menjadi sasaran penunjang kalau-kalau situasi berubah menjadi kritis seperti karantina wilayah.

Kepala Desa setempat, Sugiyanto menyampaikan meski ada satu pasien positif dari cluster Temboro yang kini masih dikarantina di Wisma Atlet namun dirinya mengaku masih bisa bersyukur, karena penyakit itu tidak sampai menular kepada keluarga dan masyarakat lain. “Keberhasilan menghentikan laju pandemi di tempat kami merupakan buah dari kekompakan semua pihak,” Kata Dia di hadapan Bupati dan Jajaran Covid-19 Pacitan.

Kesiapan juga berlebih di Desa Ngromo, 3 pasien dari cluster Temboro pernah dicatat di desa tersebut membuat Pemdes melakukan upaya yang lebih serius, berharap tidak terjadi penambahan baru. Bersyukur, peran masyarakat hingga kini nyata adanya.

Gunawan, Kades Desa Ngromo lokasi kedua kegiatan launching mengaku pihaknya gencar melakukan kampanye masif kepada masyarakat yang berjumlah lebih dari 4500 jiwa. Sehingga meski hingga kini masih ada 4 orang yang menjalani tes Swab, masyarakat tidak resah karena paham betul akan bahaya pandemi Corona beserta dampaknya. “Bersyukur ketahanan pangan kami cukup karena mayoritas petani, jadi tidak terlalu membebani pemdes,” ujarnya. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).