Pacitan Terima Sertifikat Eliminasi Frambusia

Sebanyak 47 Kabupaten/Kota se Indonesia termasuk Kabupaten Pacitan berhasil melakukan Eradikasi frambusia, atau menghilangkan penyakit frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Kementerian Kesehatan RI di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa (31/05). Penghargaan yang diberikan berupa sertifikat dan diterima oleh Bupati Pacitan yang diwakilkan oleh Wakil Bupati Pacitan, Gagarin Sumrambah.

Melalui pembukaannya Kementerian Kesehatan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah, atas kerja kerasnya sudah berhasil menurunkan prevalensi penyakit frambusia.

“Perlu diketahui bahwa Frambusia atau biasa juga disebut Patek adalah penyakit kulit yang mudah menular, disebabkan oleh bakteri yang menyerang kulit dan tulang berdampak menyebabkan cacat fisik,” terang Dr. dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI.

Kerja keras yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Pacitan yaitu melalui advokasi, promosi PHBS, penguatan surveilans dan intervensi, pengajuan sertifikasi, sampai dengan Pacitan dinyatakan bebas dari penyakit patek.

“Eradikasi bukan berarti masalah selesai akan tetapi perjuangan harus terus dilakukan untuk membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus tetap dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan, dr. Hendra Purwaka.

Apalagi saat ini pemerintah sedang dihadapkan pada masa transisi epidemiologi atau yang dikenal double burden of disease yaitu semakin meningkatnya penyakit tidak menular tapi pada saat yang sama penyakit menular juga masih sangat tinggi.

“Tantangan ini menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Pacitan, yaitu bagaimana memfokuskan pembangunan kesehatan untuk penanganan penyakit menular termasuk penyakit terabaikan dan penyakit tidak menular,” tambah dr. Hendra Purwaka. (Dinkes/PemkabPacitan).

Bupati Pacitan Didaulat Menjadi Pembicara di Forum Global Pengurangan Resiko Bencana

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mendapatkan kehormatan menjadi pembicara dalam Forum Global Pengurangan Resiko Bencana atau the 7th Global Platform For Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali. Forum Internasional yang melakukan pembahasan dan diskusi terkait langkah antisipasi, pengurangan risiko, dan solusi penanganan bencana dalam skala dunia.tersebut dibuka langsung Presiden RI Joko Widodo secara Hybrid dari Bali Nusa Dua Convention Center, Kabupaten Badung, Rabu (25/05/2022).
Dalam forum tersebut Bupati Indrata Nur Bayuaji diminta memperkenalkan upaya-upaya yang dilakukan dibawah kepemimpinannya untuk membangun ketangguhan, menggerakkan beragam sumberdaya dan pemangku kepentingan dalam visi jangka panjang.
“Sebagai salah satu kota yang terletak di Indonesia, yaitu negara dengan risiko bencana tertinggi di dunia, Kabupaten Pacitan memiliki berbagai risiko bencana,” kata Bupati mengawali pemaparanya.
Menurutnya, dari hasil kajian LIPI menemukan jejak tsunami tua di sepanjang pantai selatan jawa, termasuk Pacitan. Jejak tsunami ratusan tahun lalu tersebut menunjukkan keberulangan kejadian tsunami di masa lalu dan menyingkap bukti tentang kerentanan zona pesisir Pacitan.
“Pacitan memiliki 70 km pesisir, yang menyajikan keindahan Pantai. Akan tetapi pesisir kami berada pada jalur lempeng dunia yang meningkatkan risiko gempa bumi dan tsunami. Kondisi ini menyebabkan puluhan desa berpotensi terdampak langsung dan tidak langsung,” lanjutnya.
Merespon potensi serta risiko tersebut Pemkab telah melaksanakan berbagai kegiatan yang melibatkan berbagai unsur. Melakukan mitigasi risiko bencana melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah, serta mendorong semua Dinas sadar atas isu perubahan iklim dan menjadikannya sebagai dasar dalam penyusunan rencana.
“Kami telah membentuk forum pengurangan risiko bencana dengan jejaring 45 komunitas yang telah membantu dari pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana,” kataya lagi. (Prokopim/Pemkab Pacitan)

Bangga Anak Pacitan Punya Karya, Sediakan Spot Koleksi Karya Penulis Pacitan

Ada yang baru dengan wajah Perpusda di dalam ruangan lobby, tepatnya di samping barat receptionist. Yaa akhirnya buku-buku koleksi buah karya para penulis Pacitan terpampang cantik di titik spot yang mudah diakses pengunjung yang baru datang masuk ke ruang lobby.

Topan, Kepala Disperpusip Pacitan mengungkapkan rasa bangganya, di Pacitan banyak penulis, untuk itu salah satu cara Disperpusip untuk mensupport dan menghargai para penulis Pacitan adalah dengan membuatkan spot rak khusus karya mereka, serta membantu mempromosikan ke khalayak umum. “Semoga saja setelah ini, akan lebih bermunculan lagi penulis-penulis di bumi Pacitan tercinta ini,” ungkap Kadis, Senin (23/05).

Lelaki yang di waktu luangnya hobby membaca buku berbau sejarah dan budaya ini juga menambahkan, pihaknya tidak akan berhenti pada penempatan spot rak khusus karya Wong Pacitan saja. “Ke depan kita terobsesi akan ada galeri khusus untuk semua buku hasil karya anak-anak Pacitan, baik itu buku History, Filsafat, cerpen, komik, dan legenda rakyat yang sudah mulai dilupakan orang orang Pacitan sehingga dapat lestari dari generasi ke generasi berikutnya,” tambahnya.

Langkah inovasi Perpusda ini bergerak selaras dengan visi misi Mas Aji yaitu “Masyarakat Pacitan Sejahtera dan Bahagia” dan “Menciptakan Birokrasi Pemerintah yang inovatif, Profesional, dan Melayani”.

Dulur Pustaka Pacitan, adakah coretan tinta indahmu juga sudah menghiasi jajarannya?
Jika belum, yukkk datang ke Perpusda sambil bawa karya tulismu, karena bukumu akan sangat bermanfaat disini.

Tetap semangat kawan-kawan penulis Pacitan, mari bersinergi untuk mencerdaskan bangsa. Utamanya masyarakat Pacitan.

Karya siapa sajakah yang sudah terdisplay??
Monggo rame-rame datang ke Perpusda. Sejuk ber-AC dan nyaman tentunya. Juga bisa buat foto selfie di ruang atas sambil menikmati gerimis yang mengguyur Alun-alun kotaPacitan. (DisperpusipPacitan/PemkabPacitan).

#SalamLiterasi
#DulurPustakaPacitan
#PenaPacitan
#PenulisPacitan
#KontenLokalPacitan

Kepala Desa Wajib Kompak

Bupati Indrata Nur Bayuaji mengharapkan kepala desa di Kabupaten Pacitan bersatu. Bahkan, kekompakan menjadi hal wajib bagi kepala desa demi mewujudkan pelayanan prima bagi masyarakat.

Pernyataan tersebut disampaikan Bupati saat menghadiri halal bihalal dengan para kepala desa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Kabupaten Pacitan di Monumen Jenderal Soedirman Desa Pakis Baru Kecamatan Nawangan, Senin (23/05/2022). Turut hadir Wakil Bupati Pacitan Gagarin Ketua DPRD Pacitan Ronny Wahyono, unsur Forkopimda serta seluruh camat se-Kabupaten Pacitan.

” Saya sangat mengapresiasi karena ini kegiatan yang penuh berkah dan ini menjadi indikator menurut saya bahwa seluruh kepala desa di Kabupaten Pacitan Insya Allah kompak,” kata Bupati.

Senada disampaikan ketua FKKD Kabupaten Pacitan Mursyid. Kepala Desa Donorojo tersebut mengklaim jika momen halal bihalal ini dihadiri 90 kepala desa se Kabupaten Pacitan. Dengan berkumpulnya para pemangku desa di monumen bersejarah tersebut diharapkan menjadi titik tolak kebangkitan para kepala desa bersama bupati dan wakil bupati bersama sama berjuang pantang menyerah mewujudkan Pacitan yang lebih baik.

“Semoga apa yang kita perjuangkan hari ini dicatat sebagai amal ibadah untuk memperjuangkan masyarakat se Kabupaten Pacitan yang adil makmur,” ungkapnya. (prokopim pacitan / Pemkab Pacitan)

Wadahi Lansia,Kepengurusan Yayasan Gerontologi Kabupaten Pacitan Resmi Dikukuhkan

Indartato Bupati Pacitan periode 2011-2021 secara resmi dikukuhkan menjadi Ketua yayasan Gerontologi Abiyoso Jawa Timur Perwakilan Kabupaten Pacitan masa bakti 2021-2026. Pengukuhan berlangsung di Pendopo Kabupaten oleh Ketua Umum Yayasan Gerontologi Jawa Timur H Mashud, Senin (23/05/2022).
Turut hadir dan menyaksikan pengukuhan tersebut Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji bersama isteri, Wakil Bupati Pacitan Gagarin, Ketua DPRD serta unsur Forkopimda yang lain.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Yayasan Gerontologi Jatim H. Mashud menekankan bahwa tugas utama Yayasan Gerontologi adalah membantu pemerintah daerah dalam mewujudkan masyarakat lanjut usia (lansia) hidup layak, umur panjang, sehat, mandiri dan produktif.
“Lansia Pacitan itu hebat karena jika kota lain jumlah lansianya rata-rata 12 persen di Pacitan masih 19 persen. Artinya, lansia di Pacitan kualitas hidupnya sangat baik,” katanya.
Senada disampaikan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji. Dengan kondisi alam yang masih alami dan minim polutan serta kehidupan masyarakatnya yang ramah, tenang dan tentram, Pacitan sangat cocok untuk menikmati masa tua. Ini terbukti dengan hasil survei yang menyatakan bahwa angka harapan hidup masyarakat Pacitan ada diangka 72 tahun.
“Hidup pasti akan menua tapi menjadi tua dan bermanfaat itu adalah pilihan,” kata Bupati.
Mas Aji berharap Yayasan Gerontologi Abiyoso ini dapat menjadi mitra dan bersinergi dengan pemerintah daerah dalam mewujudkan visi mewujudkan masyarakat bahagia sejahtera.
“ Tugas kita adalah membantu mewujudkan visi pak bupati salah satunya dalam rangka meningkatkan usia harapan hidup lansia di Pacitan semakin baik,” tegas Indartato, Ketua Yayasan Gerontologi Kabupaten Pacitan.
Gerontologi sendiri merupakan ilmu yang mempelajari penuaan dan orang tua. Ilmu ini penting dipelajari karena banyak orang tua yang memerlukan perhatian khusus untuk kesehatannya. Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan Pengukuhan Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat masa bakti 2021-2026 Kabupaten Pacitan. (prokopim pacitan / Pemkab Pacitan)