Kemeriahan HUT RI turut dirasa siswa siswi Yayasan Keluarga
Kependidikan Sekolah Luar Biasa (SLB YKK) Pacitan melalui lomba-lomba yang
digelar sekolah kemarin 20-21/08/19. Lilik Mugianto Wakasek Kesiswaan
mengatakan, generasi muda yang mempunyai berbagai hambatan tersebut didorong
mengenali bangsa mereka yang besar serta sarana bersyukur telah terlahir di
Negara besar berusia 74 tahun.
Lebih jauh, Lilik
melanjutkan dari berbagai lomba yang dilaksanakan diharap anak-anak memiliki
nilai semangat juang dalam mengisi kemerdekaan dengan segenap kemampuan yang
dimiliki. “Mengingat kita semua sama,” kata Dia.
Kegiatan ini juga
menjadi sarana bagi sekolah untuk mensosialisasikan kedekatan antara anak
dengan hambatan tersebut kepada keluarga, masyarakat dan yang lain. Ini penting
mengingat semua mempunyai kesempatan untuk turut serta membangun bangsa melalui
kemampuan masing-masing. “Kita berusaha jangan sampai mereka dipandang rendah.
Kata Pak Bupati Nguwongne Uwong” tegas Dia.
Dari pantauan Tim
DiskominfoPacitan, berbagai lomba yang digelar selama 2 hari tersebut peserta
lomba yang juga melibatkan orang tua dan masyarakat tersebut sangat meriah,
para siswa maupun orang tua sangat menikmati lomba yang disiapkan, juga menjadi
tontonan yang berbeda pada peringatan HUT RI tahun ini.
Karisma Putri
Ferdianti salah satu siswa yang mempunyai hambatan pendengaran senang menjadi
salah satu peserta lomba, ia juga bangga bisa ikut serta memeriahkan HUT RI.
Saat ditanya cita-cita risma hanya ingin dapat bekerja, mandiri dan tidak lagi
merepotkan orang lain. “Bekerja di pabrik,” kata Risma dengan bantuan gerakan
tangan. Risma terinspirasi dari kakak kelasnya yang kini telah bekerja dibanyak
perusahaan dan salah satunya pabrik sepatu.
Lomba yang disiapkan
panitia, baik makan kerupuk, pecah balon, makan jambu sampai menangkap ikan
lele juga satu sarana terapi bagi para siswa, membentuk jalinan yang lebih erat
antara orang tua, keluarga dan masyarakat sekitar, terutama yang menjadi
jembatan ialah semangat orang tua dan keluarga. “Jangan Minder, dorong dan
dukung mereka melalui sekolah inklusi atau sekolah kami,” pungkas Lilik.
(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).