Pacitan Punya Potensi Besar Energi Baru dan Terbarukan (EBT)

Berada di kawasan pesisir dengan topografi wilayah yang berbukit dan bergunung, Kabupaten Pacitan memiliki potensi besar untuk pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Kondisi alam tersebut sangat potensial untuk pengembangan sumber energi alternatif seperti panas bumi, tenaga surya dan tenaga bayu (angin).
“Pacitan itu berbukit dan bergunung, penduduknya terpencar sehingga layanan infrastruktur di Pacitan belum maksimal salah satunya layanan listrik PLN,” ungkap Bupati Pacitan Indrta Nur Bayuaji saat menjadi narasumber dalam acara Webinar Diskusi Strategis Potensi EBT Untuk Mendukung Smart City di Pacitan, Sabtu (25/09).
Bupati melihat, besarnya potensi EBT ini memberi keuntungan bagi masyarakat terutama yang belum menikmati aliran listrik dari PLN. Namun sayang, potensi tersebut belum bisa terkelola maksimal karena urusan energi menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Pada sisi lain, Pemkab Pacitan belum bisa melakukan kajian dan pengembangan alternatif EBT ini karena keterbatasan anggaran.
“Kami betul-betul berharap dengan kondisi Pacitan saat ini pengembangan EBT ini bisa berjalan bahkan bisa menjadi pilot projek dan kami mengharapkan industri yang betul-betul ramah lingkungan,’ katanya lagi.
Meskipun di Pacitan berdiri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) namun faktanya lanjut Bupati, rata-rata layanan listrik PLN baru mencapai 73,32 % dari total rumah tangga di Kabupaten Pacitan. Hal ini dikarenakan, penduduk Pacitan yang tersebar dengan kondisi geografis yang sulit terjangkau. Ditambah lagi, tingkat kemiskinan yang membuat masih adanya rumah tangga kurang mampu tidak bisa berlangganan listrik PLN.
Guna memaksimalkan potensi EBT tersebut menurut Bupati penting adanya sebuah kajian terkait pemanfaatan EBT sebagai alternatif sumber energi khususnya di wilayah yang tidak terjangkau oleh jaringan PLN. Selain itu perlu adanya teknologi untuk pemanfaatan potensi EBT yang sinergi dengan konsep pengembangan kawasan ramah lingkungan terutama di kawasan wisata Geopark Gunungsewu serta bantuan pembangunan dan pengadaan sumber EBT. (HumasPacitan/Pemkab Pacitan)

Inovasi LABKD Raih Penghargaan Gubernur Jatim

Inovasi Layanan Administrasi Kependudukan Berbasis Kewenangan Desa (LABKD) berhasil menyabet penghargaan dari Gubernur Jawa Timur.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa kepada Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dalam Forum Inspirasi, Kecamatan Cettar untuk Jatim “Bangkit” di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (23/9)

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Aji mengatakan, bahwasannya penghargaan ini merupakan hasil kerja keras semua pihak. “Terimakasih kepada OPD terkait, Tim Kompak, Pemerintah Kecamatan dan Desa, serta seluruh lapisan masyarakat, sehingga berbagai inovasi layanan ini bisa memberikan manfaat dan hal ini akan terus menjadi cambuk bagi pemerintah daerah untuk terus berupaya mendekatkan seluruh aspek pelayanan kepada masyarakat,” tukasnya.

Diakui Bupati, Layanan Adminduk tidak seharusnnya menjadi beban bagi masyarakat melainkan menjadi tanggungjawab pemerintah daerah untuk bisa memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada masyarakat.

“Bila data dikelola dengan baik, akurat dan terupdate, maka tidak akan muncul permasalahan. Kebutuhan data oleh pemerintah juga bisa terpenuhi karena data terkelola degan baik. Hadirnnya inovasi Layanan Administrasi Berbasis Kewenangan Desa (LABKD) menjadi jawaban kehadiran Pemerintah Daerah untuk Mendekatkan Layanan Kapada Masyarakat,” tandas Bupati.

Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Pacitan, Supardianto, mengatakan, LABKD merupakan teroboson pelayanan adminduk yang dilaksanakan oleh masing-masing pemerintah desa.

Harapannya, agar masyarakat dapat lebih mudah dan cepat dalam mendapatkan administrasi kependudukan. Serta guna meminimalisir terjadinya praktik percaloan.

“Setiap desa memiliki koordinator desa. Sehingga masyarakat yang hendak mengurus adminduk tidak harus lagi datang ke Dispendukcapil. Mereka cukup menyerahkan persyaratan melalui koordinator desa. Koordinator yang akan mengurus ke Dispendukcapil. Setelah tuntas, adminduk akan disampaikan ke masing-masing desa dalam bentuk dokumen PDF dan siap dicetak,” jelasnya. (Pemkab Pacitan)

Pemberdayaan Masyarakat Pesantren dalam Pencegahan dan Pengendalian TB melalui Germas guna mewujudkan Pesantren Sehat

Pesantren Tempat berisiko terjadinya penularan TBC. Diperlukan komitmen pimpinan pesantren dan peran aktif para santri untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian TBC. Proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat pesantren untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan TBC yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensial dan sosial budaya setempat.
Upaya pencegahan dan pengendalian TBC di pesantren dilakukan dengan strategi pemberdayaan masyarakat pesantren. Pemberdayaan masyarakat pesantren adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kemampuan masyarakat pesantren agar berperan aktif dalam upaya pencegahan dan pengendalian TBC yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensial dan sosial budaya setempat.
Strategi tersebut dilakukan dengan melalui kegiatan-kegiatan:
– Menerbitkan kebijakan pencegahan dan pengendalian COVID-19& TBC di pesantren;
– Melakukan analisis situasi pesantren melalui kegiatan Survey mawas diri ( MMD);
– Melakukan pengorganisasian di pesantren dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19& TBC melalui kegiatan musyawarah masyarakat pondok pesantren (MMPP)
– Menggalang kemitraan untuk optimalisasi kegiatan;
– Meningkatkan literasi kesehatan dengan:
• Meningkatkan kapasitas kader di pesantren;
• Membuat media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE);
• Melakukan KIE;
• Meningkatkan peran serta santri melalui Buku Harian Santri di Pondok “SAJA” (Saling Jaga);
• Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan pesantren;
PC NU Bekerjasama dengan Lembaga kesehatan NU bepartisipasi aktif dalam pencegahan Tubercolosis mrelaui pemberdayaan masyarakat pesanten guna mencegah TB melalui Germas ( gerakan masyarakat hidup sehat dan PHBS( perilaku hibup bersih dan sehat) guna mewujudkan pesantren Sehat. (dinkespacitan/Pemkab Pacitan)

Di Bawah Bayang-bayang Refocusing; Perbaikan Jalan Tetap Terlaksana

Ruas jalan Jeruk – Bandar Sepanjang 13 km, target penanganan 7,2 km sedang dalam Pemeliharaan oleh pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Target pengerjaan selesai pada akhir September yang didanai dari Dana Anggaran Khusus (DAK) sebesar 11 Miliar. Dana tersebut diperuntukan di 4 Ruas Jalan, diantaranya jalur Sukodono – Kalak, Pringkuku – Dersono, Jeruk – Bandar, Pentung – Ngile – Bubakan.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Pacitan, Edy Junan Ahmadi menjabarkan realisasi capaian perbaikan jalan 66,78% dengan total 798 km jalan Kabupaten. Sementara total poros jalan desa 603 km dengan realisasi perbaikan 36%. Menurut Yunan capaian ini masih terlalu kecil dibandingkan dengan target, hal ini disampaikan saat monitoring lapangan pada (22/09) di Kecamatan Bandar.
Diakui Yunan, Dinas PUPR menjadi perantara pemerintah dalam mewujudkan visi Bupati Pacitan, yakni mewujudkan masyarakat sejahtera dan bahagia dengan pemerataan infrastruktur dan pembangunan wilayah perbatasan. Namun demikian alokasi anggaran 2 tahun belakangan ini yang difokuskan untuk covid-19 cukup berdampak pada peremajaan jalan di Pacitan.
Yunan menekankan, selain perbatasan Jeruk – Bandar juga merupakan pusat mobilitas perekonomian masyarakat. Namun demikian Refocusing Anggaran 30 M di tahun 2021 ini menjadi tantangan Dinas PUPR dalam mewujudkan target perbaikan jalan yang diharapkan masyarakat. “Infrastruktur meliputi bangunan perkantoran, air bersih, jalan dan jembatan serta masih banyak lagi, jadi anggaran harus dibagi,” terang Edy Junan.
Sementara Muhamad Muslih Kepala Bidang Bina Marga turut menyampaikan, pembangunan jalan Jeruk – Bandar yang saat ini dalam pengerjaan menggunakan jenis aspal panas atau hotmix. Proses pembangunan yang membutuhkan waktu lama adalah pondasi jalan. Namun ruas jalan Jeruk – Bandar diperkirakan selesai 1 -2 minggu kedepan. “Prosesnya tinggal pengerasan lapis permukaan aspal jika cuacanya mendukung,” tandanya. (Pemkab Pacitan)

Bupati Aji : Pembangunan yang berkualitas didasarkan pada statistik yang berkualitas

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menilai, data yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) sangat penting untuk mendukung perencanaan pembangunan maupun evaluasi atas pembangunan yang dilakukan.

Hal itu disampaikan Bupati Aji saat menjadi pembicara di acara Webinar “: “Statistik Mengarahkan dan Mengukur Pembangunan ?” yang diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pacitan, Rabu, 22/9/2021.

Dalam sambutannya Bupati menekankan bahwasannya Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki tugas penting dalam penyediaan data berkualitas. Mengingat data yang dihasilkan oleh BPS ini diperlukan oleh pemerintah daerah. “Kita akui bersama Pembangunan yang berkualitas didasarkan pada statistik yang berkualitas,” Imbuhnya.

Realitas ini sejalan dengan harapan Presiden Jokowi yang mengharapkan kementrian, atau lembaga kita, juga Pemerintah daerah menggunakan dan mengacu pada data BPS sebagai satu-satunya referensi dalam pengambilan kebijakan pembangunan.

Hal tersebut sejalan dengan dikeluarkannya kebijakan pemerintah melalui Peraturan Presiden No. 39 tahun 2019 menetapkan satu data Indonesia. Satu Data Indonesia merupakan kebijakan tata kelola data pemerintah untuk menghasilkan data akurat, mutahir, terpadu dan dapat dipertangungjawabkan. Serta mudah diakses dan di baku pakaikan antar instansi pusat dan instansi daerah.

“Untuk itulah, dalam mewujutkan satu data ini dibutuhkan sinergi antara BPS sebagai pembina data, kominfo sebagai wali data dan OPD, swasta sebagai produsen dan admin data,” tukasnya.

Dalam kesempatan tersebut bupati juga menggarisbawahi bahwasannya sumber penghasil data ini selain BPS adalah Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

“Kita sebagai pemerintah daerah juga sebagai penghasil data, kalau BPS sebagai penghasil data stistik dasar , sementara kami pemerintah daerah sebagai penghasil data statistik sektoral. Seperti data jumlah siswa, jumlah sekolah atau tenaga kesehatan, data pertanian, semua ada di OPD yang menangani masing-masing bidang tersebut,” tegasnya.

Namun diakui Bupati Aji, saat ini masih ada sejumlah permasalahan klasik yang di hadapi oleh OPD yaitu minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang maintenance data tersebut.

“Mengingat pentingnya data yang kita miliki maka seyogyanya masing-masing OPD juga memaintenance data masing-masing. Memiliki basis data yang terpercaya dan update secara berkala,” tandasnya.

Sementara itu, diakhir sambutannya Bupati Aji berpesan, dalam memaknai hari statistik nasional HSN ini bukan hanya milik insan BPS, tapi milik seluruh bangsa indonesia. Semangat perayaan HSN ini adalah upaya untuk membangun kesadaran semua pihak akan pentingnya data statistik. Data statistik yang berkualitas tidak akan bisa terwujut kalau tidak ada dukungan dan kerjasama dari semua pihak.

“Menyadari peran penting data statistik ini, saya mengajak semua pihak teritama jajaran OPD agar berjuang bersama, bekerja bersama mewujutkan satu data Indonesia. Karena Satu data Indonesia ini bukan hanya tugas BPS tapi kita semua, peran OPD, masyarakat dan swasta,” pungkasnya.

Rangkaian Webinar 2 hari yang diselenggarakan oleh BPS Kabupaten Pacitan ini digelar dalam rangka menyambut Hari Statistik Nasional (HSN) yang jatuh pada 26 September 2021. Dengan menghadirkan Pembicara Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Dr Sudibyo Alimoeso, MA, Dr. Sasmito Hadiwibowo, Dr.rer. Pol. Dedy Prasetyo, S.Si, M.Si dan Dr. Arie Wahyu Wijayanto. (Pemkab Pacitan)