Bupati Raih Satyalancana Wira Karya

TERIMA PENGHARGAAN: Mendagri RI Tjahjo Kumolo menyematkan lencana kepada Bupati Pacitan Indartato. (Foto: Humas Pemkab)

Bupati Pacitan Indartato mendapat tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya bidang pemerintahan dalam pengelolaan, pengembangan, dan pembangunan kelautan dari Presiden Joko Widodo. Penganugerahan sendiri dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pada puncak Hari Nusantara di Cirebon, Jawa Barat, Rabu (13/12/2017). “Yang pasti bangga. Namun yang jelas tanda kehormatan ini saya persembahkan untuk warga Kabupaten Pacitan dan para korban bencana alam. Semoga ini dapat turut memotivasi masyarakat untuk bangkit,” harap bupati.

Apa yang disampaikan bupati tersebut memang beralasan. Sebab, tanpa peran serta masyarakat, mustahil prestasi dan penghargaan yang diperoleh pemkab terwujud. Pada bidang kelautan misalnya. Untuk mengawasi pesisir sepanjang kurang lebih 70 kilometer, pemerintah kabupaten dibantu Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokwasmas) Perikanan. Demikian pula dengan bidang-bidang lainnya.

Tanda kehormatan diberikan karena bupati dianggap berperan dalam mengembangkan, membangun, serta mengelola sumberdaya laut di kawasan Kabupaten Pacitan. Baik melalui penyediaan sarana pendukung maupun aturan-aturannya. Termasuk memberdayakan masyarakat pesisir. Tidak hanya dalam memanfaatkan kekayaan potensi sumber daya kelautan. Tetapi juga tanggap terhadap ancaman bencana alam. “Saya ucapkan selamat dan terima kasih. Baik yang berada di pemerintahan, sektor swasta, dan masyarakat. Khususnya yang bergerak disektor perikanan, kelautan, serta pariwisata. Karena perjuangan dan usaha bapak dan ibu mendapatkan penghargaan dari Presiden Joko Widodo. Mudah-mudahan kedepan sektor wisata dan kelautan dapat lebih maju untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tukas bupati.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, peringatan Hari Nusantara ini hendaknya semakin memperkuat bangsa Indonesia, sebagai bangsa bahari. Sekaligus sebagai perekat kesatuan dan persatuan. “Akan memperkuat kita sebagai bangsa bahari. Dalam upaya memperteguhkan tekad kita mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia,” katanya ketika memberikan sambutan.

Mendagri mengungkapkan, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa sebagai bangsa maritim, laut adalah masa depan bangsa. Hal itu lantas diterjemahkan oleh Kementerian Pertahanan dan Kementeriaan Koordinator Bidang Kemaritiman dengan komitmen bersama untuk melaksanakan pembangunan dan pengelolaan kelautan nasional. “Yakni melalui tiga misi. Kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan. Salah satunya diwujudkan dalam pemberantasan ilegal fishing,” ungkap dia. (arif/nasrul/tarmuji/pranoto/humaspacitan).

Bupati : Tanah Kita Labil

Ancaman tanah longsor di wilayah Desa Mangunharjo, Arjosari memaksa ratusan warga dievakuasi. Mereka merupakan warga RT 1, 2, dan 3 Dusun Tegal. “Kita memang harus hati-hati. Karena tanah kita ternyata tanah labil,” kata Bupati Pacitan Indartato ketika mendatangi lokasi pengungsian di Pondok Pesantren Roudhon Al Hikam, Senin (11/12/2017).

Di lokasi pengungsian tersebut saat ini ada 303 jiwa pengungsi dari 105 KK. Baik anak-anak maupun orang tua. Pengungsi terakhir adalah seorang laki-laki bernama Bejan. Ia yang sebelumnya bersikeras tidak bersedia dievakuasi, akhirnya diangkut paksa oleh regu penolong. Di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan sendiri total ada sekitar 7.000 orang pengungsi.

Menurut bupati ada 180 titik rawan longsor terdeteksi di wilayah ujung tenggara Provinsi Jawa Timur ini. Melihat banyaknya titik itu, bupati kemudian meminta kepada instansi terkait untuk memetakan titik-titik aman pada kawasan rawan untuk kemudian digunakan sebagai lokasi pengungsian. “Tim geologi kita arahkan kesini (Kabupaten Pacitan,Red),” ucapnya.

Tak hanya tim geologi. Pemkab juga menyediakan menerjunkan para psikolog untuk membantu memulihkan kondisi psikologis para korban. “Kita lakukan evakuasi seperti di Mangunharjo untuk menghindari korban jiwa. Meski mereka tetap menjadi korban secara psikis,” terang bupati.

Usai mendatangi pengungsi di Desa Mangunharjo, bupati dan rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Papringan, Desa/Kecamatan Tulakan. Lokasi dimana puluhan warga mengungsi setelah muncul retakan tanah dan longsor. Selain itu, pada lokasi yang sama, satu unit menara SUTT terancam roboh. (arif/nasrul/tarmuji/danang/humaspacitan)

Jokowi : Jaga Ukhuwah Ihsaniyah

Presiden Joko Widodo mengunjungi Kabupaten Pacitan, Sabtu (9/11/2017). Kedatangannya kali ini untuk melihat langsung lokasi-lokasi dan dampak bencana banjir bandang di Kecamatan Pacitan dan Arjosari, Selasa (28/11/2017) lalu. Menggunakan helikopter, Presiden ke-7 RI ini mendarat di lapangan udara Detasemen TNI AU Iswahjudi, Kelurahan Sidoharjo.

Dititik kunjungan pertama, presiden melihat langsung kondisi rumah-rumah warga yang porak poranda diterjang banjir dari aliran Sungai Grindulu. Lingkungan Krajan Kidul dan Lor manjadi kawasan paling parah. Itu terjadi setelah tanggul penahan jebol. Selain menyapa, Jokowi kemudian mencoba berinteraksi dengan warga. Suami dari Iriana ini juga memberikan semangat kepada para korban banjir bandang.

Sesuai agenda presiden kemudian melanjutkan kunjungan ke Pondok Pesantren Tremas, Arjosari. Di ponpes tertua di Kabupaten Pacitan itu Jokowi disambut para santri dan bertemu dengan sejumlah pengasuh.

Disitu ia berpesan kepada para santri dan khalayak yang datang untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Sebab bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Memiliki agama beragam. Demikian pula suku bangsanya. Tercatat ada 714 suku mendiami negara berdasar Pancasila ini. “Kita juga memiliki lebih dari 1.100 bahasa daerah. Tidak ada negara lain dimanapun yang memiliki, keragaman, kemajemukan seperti negara kita,” pesan Jokowi.

Ia lantas menceritakan pengalamannya bertemu dengan pemimpin negara-negara lain. Salah satunya Presiden Afganistan. Ketika ditanya jumlah suku bangsanya, jumlahnya hanya tujuh. “Oleh sebab itu saya mengajak semuanya untuk terus menjaga ukhuwah islamiyah kita, agar kita terus menjaga ukhuwah wathaniyah, agar kita terus menjaga ukhuwah ihsaniyah kita, agar kita terus menjaga ukhuwah basyariyah. Negara kita negara besar. Jangan sampai karena pilihan bupati, gubernur, atau presiden kita menjadi pecah,”tandasnya.

Usai ke Ponpes Tremas, presiden kemudian mengunjungi SMPN 1 Arjosari, dan Pondok Al Fatah Kikil. Agenda kunjungan ke Kabupaten Pacitan sendiri berakhir menjelang petang dan presiden beserta rombongan kembali ke Jakarta. (arif/nasrul/tarmuji/pranoto/danang/sopingi/humaspacitan)

Bupati : Ikhlas Demi Kemanusiaan

Anggota Taruna Tanggap Bencana (Tagana) diharapkan bekerja dengan ikhlas untuk kemanusiaan. Itu disampaikan Bupati Indartato ketika memberangkatkan ratusan personil Tagana di halaman pendopo Kabupaten Pacitan. “Ikhlas demi kemanusian. Semoga amal kebaikan kalian semua mendaparkan balasan dari Allah SWT,” katanya, Kamis (7/12/2017).

Pihak pemkab sendiri mendukung penuh kehadiran Tagana atau organisasi masyarakat lainnya yang datang untuk membantu masyarakat terdampak bencana alam. Bahkan bupati mempersilahkan para relawan untuk tidur di pendopo jika diperlukan.

Direktur Tagana Margo Wiyono memberikan apresiasi lebih atas dukungan pemkab untuk Tagana. Menurutnya, bentuk dukungan semacam ini tidak hanya untuk mereka yang bertugas di Kabupaten Pacitan. Tetapi seluruh Indonesia. “Masuk ke Pacitan untuk kerelawanan. Bukan untuk gaya-gayaan,” ucap dia.

Senada dengan bupati, Margo menekankan bahwa kerja Tagana didasari rasa kemanusiaan. “Apa yang kita lakukan untuk kemanusiaan. Jaga kesehatan, jaga kondisi, jaga keselamatan,” pesannya.

Usai memberangkatkan Tagana dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan daerah lain, bupati kemudian mengunjungi lokasi bencana alam di Tremas, Arjosari dan kawasan Kecamatan Nawangan. (arif/nasrul/tarmuji/danang/humaspacitan).

Paska Bencana Aktivitas Warga Berangsur Normal

 

Seminggu setelah bencana alam banjir bandang dan tanah longsor melanda Kabupaten Pacitan, Selasa (28/11/2017) lalu, Bupati Indartato mendatangi pasar Arjowinangun, Selasa (5/12/2017). Selain menyempatkan diri berbincang dengan warga dan pedagang, ia juga melihat langsung kondisi pasar tersebut.

Saat ini aktivitas perdagangan di pasar Arjowinangun telah kembali. Meski belum sepenuhnya pulih. Masih banyak kios-kios pasar yang tutup. Penyebabnya karena tidak sedikit diantara para pedagang ikut menjadi korban banjir. Disisi lain juga masih banyak tumpukan material dan lumpur sisa banjir pada beberapa bagian pasar.

Sempat lumpuhnya akses jalan yang berdampak pada mobilitas barang menciptakan hukum pasar. Sehingga harga-harga kebutuhan merangkak naik. “Jika harga-harga kebutuhan pokok naik tajam dan memberatkan, kita akan menggelar operasi pasar. Saat ini kenaikannya masih dalam taraf wajar,” kata bupati di pasar Arjowinangun.

Telur ayam misalnya. Jika sebelum banjir harganya dikisaran Rp 20 ribu. Kini menjadi Rp 25 ribu perkilogramnya. Demikian pula harga sawi. Dari Rp 5.000 per ikat menjadi Rp 8.000-10.000. (arif/nasrul/sopingi/tarmuji/humaspacitan)