Rubah Tantangan Menjadi Peluang

Kondisi geografis dan demografis Kabupaten Pacitan menjadi tantangan tersendiri bagi pengusaha yang akan berinvestasi. Namun dibalik itu semua terbuka peluang untuk membuka lapangan usaha. “Bagaimana anda sekalian dapat merubah tantangan itu menjadi peluang usaha,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan Suko W iyono mewakili Bupati Indartato saat pelantikan pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di pendopo kabupaten, Senin (20/11/2017).

Tantangan demografis misalnya. Bahwa saat ini angka kemiskinan Kabupaten Pacitan masih diangka 15 persen. Demikian pula dengan angka pertumbuhan ekonominya. Karena itu diharapkan para pengusaha muda ini dapat berperan lebih. Disatu sisi ikut menurunkan angka kemiskinan dan disisi lain dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi warga melalui bidang usaha mereka.

Suko Wiyono mengungkapkan salah satu peluang usaha yang cukup terbuka lebar adalah bidang pariwisata. Data Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga mencatat, sepanjang tahun 2016 jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pacitan mencapai 1,6 juta orang. Terlebih saat ini terjadi pergeseran pola hidup masyarakat. Dari konsumtif ke kreatif. “Wisatawan sebagian besar datang dari arah barat. Solo dan Yogyakarta,” ungkapnya.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI Jawa Timur Mufti Anam menjelaskan, sekarang era ekonomi telah memasuki tahap digital. Dimana kemajuan teknologi informasi memudahkan konsumen mendapatkan apa yang mereka cari. “Dulu kalau mau naik taksi, kita harus berdiri dipinggir jalan. Sekarang tinggal pake satu jari (melalui aplikasi handphone, Red) bisa,” jelas dia.

Terkait bidang pariwisata, sama seperti Sekda, Mufti menyatakan bahwa anak-anak muda mulai menyukai untuk menjelajah. Tidak hanya ke kawasan-kawasan tertentu, tetapi juga mencoba mencicipi makanan khas daerah tujuan. “Artinya apa. Pariwisata akan menjadi potensi tersendiri,” tuturnya. (arif/nasrul/tarmuji/humaspacitan)

Ziarah makam dan pengajian awali kegiatan HUT Kopri ke 46 di Pacitan

Peringatan hari Korpri ke-46, Korpri Kabupaten Pacitan mengadakan beberapa kegiatan. Kegiatan diawali dengan Ziarah Makam Pahlawan yang di pimpin langsung oleh Sekretaris Daerah, Suko Wiyono beserta rombongan melakukan tabur bunga.

Kegiatan dilanjutkan dengan pengajian yang dirangkaikan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1439H yang dilksanakan di Pendopo Kabupaten Pacitan hari ini, Jum’at 17 November 2017. Acara Tausyiah ini diisi opeh Ustadz Sutrisno dari Ponpes Kikil Arjosari. Segenap anggota Korpri lingkup Kabupaten Pacitan hadir dalam kegiatan ini. Dalam acara tersebut turut hdir Bupati Pacitan beserta ibu Indartato selaku penasihat Dharma Wanita Kabupaten Pacitan.(ag/Ryt/wir)

Selamat Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53: Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku

Jakarta 12/11/2017 – Suasana car free day (CFD) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia Jakarta hari ini, Minggu, 12 November 2017 terasa lain dari akhir pekan biasanya. Lebih kurang 10 ribu orang yang berasal dari jajaran kesehatan, jajaran Kementerian/Lembaga, BUMN, institusi pendidikan kesehatan, mitra kesehatan, dan organisasi masyarakat telah berkumpul di sekitar Bundaran HI. Dengan tujuan yang sama, yakni menjadikan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang diperingati setiap tanggal 12 November setiap tahunnya, menjadi momentum untuk menggaungkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bagi semua komponen bangsa di seluruh Indonesia agar dapat melakukan perilaku hidup sehat untuk mencegah berbagai ancaman penyakit.

“Kami ingin agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat secara terus menerus dalam kehidupan sehari- hari”, tutur Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, dalam sambutannya pada Puncak Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53 di Bundaran HI, Jakarta (12/11).

Puncak peringatan HKN ke-53 dihadiri pula oleh Wakil Presiden RI, H.M. Jusuf Kalla; Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan; Menteri Hukum dan HAM, Yasona Laoly; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo; dan Menteri Komunikasi dan Informasi, Rudiantara. Sejumlah Kementerian dan Lembaganlain juga turut memeriahkan acara ini dengan mengirimkan utusan masing-masing.

Keluarga Sehat, Indonesia Sehat

Tema HKN ke-53 tahun ini sejalan dengan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang menekankan pada pentingnya peran keluarga dalam pembangunan kesehatan. Lingkungan keluarga memberikan dasar bagi seseorang untuk memiliki kebiasaan, perilaku dan gaya hidup yang sehat. Karena itu, karena itu upaya untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat adalah dimulai dari lingkungan keluarga.

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang menjadi inti Pembangunan Kesehatan sesuai dengan UU Kesehatan Nomor 36 tahun 2009. Guna mendukung program tersebut, Kemenkes telah mengeluarkan Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) pada dasarnya merupakan integrasi pelaksanaan program-program kesehatan baik upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambunganyang berfokus pada data dan informasi dari profil kesehatan keluarga.

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Sebuah kenyataan bahwa kesehatan merupakan hal yang utama dan mendasar, dan keberhasilan program kesehatan tidak terlepas dari peran masyarakat dan dukungan lintas sektor terkait, maka terbitlah Inpres Nomor 1 tahun 2017 tentang GERMAS pada 27 Februari 2017. Selain untuk menurunkan penyakit, GERMAS yang diprakarsai oleh Presiden RI ini bertujuan pula untuk menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk sekaligus menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan. Melalui GERMAS, diharapkan agar kerjasama antar sektor dan lintas program menjadi katalisator bagi masyarakat untuk mampu berperilaku hidup sehat, yang pada akhirnya dapat membentuk sumber daya manusia Indonesia yang unggul, pondasi bangsa Indonesia yang kuat.

Dalam kehidupan sehari-hari, menerapkan pola hidup yang sehat merupakan salah satu wujud dari revolusi mental. GERMAS mengajak masyarakat untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat. Menjadi mau melakukan langkah kecil perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat.

GERMAS mengangkat beberapa aktifitas, antara lain: Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur dan buah, Tidak merokok, Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin, Membersihkan lingkungan, dan Menggunakan jamban. Pada tahap awal implementasinya, GERMAS secara nasional baru berfokus pada tiga kegiatan sederhana, yaitu: 1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, 2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan 3) Memeriksakan kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali sebagai upaya deteksi dini penyakit. Alasannya, tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga, serta dapat dilakukan mulai saat ini juga, dan tidak membutuhkan biaya yang besar

Peluncuran Maskot GERMAS

Pada puncak peringatan HKN ke-53, Wapres RI didampingi Menkes meluncurkan maskot GERMAS yang bernama Si GABU. Karakternya terinspirasi dari Burung Garuda dengan figur yang menggemaskan namun tetap menggambarkan semangat untuk sehat. Sehingga dengan adanya maskot ini, diharapkan masyarakat akan lebih mengenal dan selalu ingat untuk menerapkan GERMAS. Maskot ini merupakan hasil karya dari anak bangsa, pemenang Lomba Desain Maskot GERMAS yang diselenggarakan oleh Kemenkes beberapa waktu lalu.

Sepeda Tour De Sabang-Jakarta 3000K Indonesia Sehat

Pada kesempatan yang sama, Menkes juga menyambut para peserta gowes yang mengiringi para pesepeda yang telah berhasil menaklukkan tantangan etape sepeda Tour De Sabang – Jakarta yang telah menempuh jarak 3.000 KM.

Diawali dari titik start yakni titik nol kilometer Sabang pada Sabtu, 14 Oktober 2017 lalu, Tour DeSabang-Jakarta 3000K Indonesia Sehat dibagi menjadi 20 etape yang dikelompokan menjadi 3 group etape, yaitu Group Etape A (Sabang – Tebing Tinggi 935,7 KM), Group Etape B (Tebing Tinggi – Jambi 1.104,7 KM) dan Group Etape C (Jambi – Jakarta 880,7 KM).

Berbagai Aktivitas Sehat Warnai Puncak HKN ke-53

Dimulai dengan kegiatan aktivitas fisik dengan senam bersama, juga ditampilkan senam peregangan secara massal. Senam peregangan ini merupakan salah satu aktifitas yang telah secara rutin diterapkan di lingkungan kantor Kementerian Kesehatan, yakni berupa remainder pada pukul 10.00 dan 14.00 WIB setiap harinya.

Selain itu, diselenggarakan juga karnaval sehat, serta bazaar buah, sayur dan ikan. Terdapat pula tenda pemeriksaan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) melalui pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, tekanan darah, pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan kolesterol bagi masyarakat secara gratis.



Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes bersama Tim Komunikasi Pemerintah Kemkominfo

Mengentaskan Pendidikan Tidak Bisa Sendirian

Mengentaskan sektor pendidikan tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah saja. Namun perlu uluran tangan pihak ketiga. Itu disampaikan Bupati Pacitan Indartato saat memberikan sambutan pada peletakan batu pertama pembangunan gedung SMKN 2 Donorojo sumbangan dari PT. ASTRA Internasional melalui Yayasan Pendidikan Astra Michael D.Ruslim, Rabu (8/11/2017). “Sejak kita dilahirkan, kita tidak dapat bekerja sendirian. Demikian pula dengan bidang pendidikan,” katanya.

Menurutnya, pendidikan menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup manusia. Karena akan membentuk manusia yang baik dalam segala hal. Ada dua hal yang menjadi perhatian didalam dunia pendidikan. Yakni akses dan mutu. “Mudah-mudahan apa yang dilakukan PT. ASTRA tetap memberi manfaat ,” harap bupati.

Jika masalah akses telah banyak teratasi, tidak dengan mutu. Khususnya menyangkut jumlah tenaga guru. Untuk guru Sekolah Dasar (SD) negeri misalnya. Saat ini masih dibutuhkan sebanyak 3.727 orang guru. Tetapi baru ada 2.428 guru PNS. Sehingga masih ada kekurangan sekitar 34 persen.

Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Astra Michael D.Ruslim, Herawati Prasetyo menjelaskan, sejak tahun 2012 lalu pihaknya telah memberikan bantuan kepada tujuh sekolah di Kecamatan Donorojo. Rinciannya, lima SD, dan SMP serta SMK, masing-masing satu unit. Nilai total bantuan mencapai Rp 35 miliar. “Untuk SMKN 2 Donorojo akan diterapkan pembinaan kejuruan agribisnis pengolahan hasil pertanian (APHP) karena sesuai dengan kecakapan hidup di Kecamatan Donorojo,” jelasnya.

Selanjutnya, para siswa jurusan APHP dipersiapkan mengikuti program teaching factory (TeFa) yang merupakan program pengembangan kemampuan kewirausahaan siswa. Guna mempersiapkan diri memiliki usaha kecil menengah. Sehingga akan memberikan dampak positif terhadap aspek pendidikan serta turut berperan dalam pembangunan ekonomi daerah binaan.

Direncanakan pembangunan gedung SMKN 2 Donorojo dilaksanakan maksimal 10 bulan. Sedangkan luas bangunan mencapai 2.142 meter persegi.

Sementara, Kadis Pendidikan Provinsi Jawa Timur Saiful Rahman berharap agar bantuan serupa tidak hanya ada di Kabupaten Pacitan. Karena banyak daerah lain yang tertinggal. “Seperti Bondowoso, Situbondo, dan semua daerah di Madura,” harap dia.

Sesuai progran Gubernur Jatim untuk peningkatan sumberdaya manusia, ditargetkan pada 2019 jumlah siswa yang bersekolah di sekolah kejuruan mencapai 70 persen. “Saat ini baru 65 persen. Utamakan pula kualitas. Sehingga lulusan tidak menjadi penganggguran,” tandas Saiful. (arif/nasrul/tarmuji/pranoto/humaspacitan)

Combine Jogjakarta gembleng SID bagi perangkat desa dan PD Pacitan

Pelatihan Pelatih SIstem Informasi Desa
Jogjakarta-KOMPAK bekerjasama dengan Combine Resource Institution (CRI) dan Pemkab Kabupaten Pacitan menggelar pelatihan bagi pelatih Sistem Informasi Desa perwakilan desa dan organisasi perangkat daerah kabupaten Pacitan.
Kegiatan ini juga sekaligus untuk melakukan evaluasi pemberlakuan sistem Informasi Desa dibeberapa desa percontohan dibawah pendampinan tim KOMPAK Pacitan.

Training of Trainers (ToT/Pelatihan untuk Pelatih) ini berlangsung selama 4 hari dan diikuti 11 operator SID desa dan 4 peserta dari unsur Organisasi Perangkat Daerah (OPD) . Diantarannya BAPPEDA, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Dinas Sosial, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Humas Setda Pacitan.
Dalama sambutan pembukaaannya Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Pacitan Drs. Sanyoto, MM. mengatakan kegiatan TOT ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas bagi para pelatih SID di wilayah Kabupaten Pacitan.
“Ini merupakan upaya peningkatan kapasitas bagi para pelatih SID agar nantinya bisa diterjunkan langsung, untuk berbagi ilmu dan menerapkannya ke desa-desa di Pacitan yang belum menggunakan SID,” ungkap Sanyoto.
Dirinya mengakui, selama ini penerapan SID di desa diwilayah kabupaten Pacitan masih terkendala beberapa hal. Diantarannya terkait anggaran dan masih lemahnnya kometmen terhadap SID. “Berbagai sarana dan prasarana masih belum sepenuhnya memadai, begitu juga dengan integritas perangkat harus terus dibangun, tekad dan kemauan mereka harus kuat dan dan tidak mengabaikan SID ,” tukasnnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sanyoto berharap Penerapan inisiatif Sistem Informasi Desa (SID) bukan semata tanggung jawab desa. “Perlu sinergitas berbagai pihak baik dari pemerintah tingkat desa, kecamatan, kabupaten, warga desa maupun lembaga-lembaga lain yang terkait. Keterlibatan itu diperlukan agar terjalin koordinasi yang baik,” jelasnya.
Hal senada dilontarkan, Elanto Wijoyono Manajer Unit Pengelolaan Sumber Daya Komunitas Combine Resource Institution, keterlibatan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menjadi bagian tak terpisahkan dari inisatif SID di daerah yang mereka kelola. “Mereka diharapkan dapat saling terhubung dan dapat menjalankan perannya dalam pelaksanaan penerapan inisiatif SID di daerahnya,” ujar Elanto. (Frend)