Beban pekerjaan pemerintah semakin kesini kian komplek, belum jelas kapan berakhir masa pandemi Covid-19, kini pemerintah dihadapkan dengan dampak yang ditimbulkan kehadiran siklon mangga. Berpengaruh pada peningkatan intensitas curah hujan akibat kelembaban, tanah longsor bahkan gelombang tinggi yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Didik Alih Wibowo menyampaikan siklon mangga diramalkan berlangsung hingga besok (02/06). Sedang menurut prakiraan kemarau mestinya dimulai April kemarin dan berakhir hingga Oktober mendatang. “Disamping prihatin kami juga bersyukur masih ada curah hujan sehingga pemerintah sementara waktu tak perlu konsentrasi droping air bersih,” ungkap Didik.

Jika ditelaah dari kacamata lain yakni kesehatan, hujan dimusim kemarau yang tidak stabil tersebut beresiko terhadap daya tahan tubuh masyarakat. Di tengah pandemi covid-19 masyarakat terancam, lantaran penurunan daya tahan tubuh karena harus selalu menyesuaikan diri dengan cuaca yang ada. “Protokol kesehatan jangan lupa. Ditambah dengan meningkatkan stamina tubuh,” kata dr. Hendra Purwaka, Kadinkes Pacitan (01/06) melalui sambungan telepon.

Belum cukup, ancaman lain menghantui benak pemerintah. Bagaimana tidak, Nyamuk Aedes aegypti beranak pinak karena kelembaban dan hujan yang turun tidak stabil, jika semua komponen tetap berpangku tangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah (DB) menjadi keniscayaan di tengah virus corona yang merajalela.

Sebenarnya pemerintah tidak cuci tangan terhadap kenyataan ini, mereka terus berupaya supaya berbagai kemungkinan benar-benar tidak terjadi. Seperti disampaikan Hendra bahwa petugas medis di seluruh layanan kesehatan stay 24 jam nonstop. Itu mencerminkan komitmen pemerintah dalam melindungi dan melayani masyarakatnya.

Namun apakah yang dilakukan pemerintah tersebut menumbuhkan jaminan bahwa semua aman dari bahaya tersebut, tentu tidak. Masyarakatlah kunci utamanya yang harus banyak berperan aktif menyikapi masalah kesehatan dan ekonomi ini.

“Sekali lagi jalankan protokol kesehatan. Menjaga stamina tubuh dengan olahraga, makan cukup dan semimbang, istirahat cukup, menjanga cairan tubuh termasuk perhatikan kebersihan lingkungan,” jelas Hendra. Ini penting dilakukan dengan kesadaran dan keikhlasan, sehingga berujung menjadi budaya masyarakat Kabupaten Pacitan. Sebenarnya jika masalah tersebut tidak berlarut-larut maka tidak ada lagi yang menjadi korban, baik secara kesehatan maupun ekonomi, anggaran pun akan dialokasikan pada program lain untuk kesejahteraan. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

WhatsApp chat