Berita terbaru

Bupati Ajak Kadin Bersinergi Dengan Pemerintah Daerah Angkat Potensi Pacitan

Kabupaten Pacitan memiliki potensi sumber daya alam melimpah. Namun sayang, belum semua sumber daya tersebut terkelola maksimal.

“Penduduk Pacitan itu tidak banyak tapi potensinya besa, salah satunya di bidang perikanan karena kita memiliki garis pantai yang panjang,” kata Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.
Mas Aji menyampaikan hal tersebut di hadapan dewan pengurus baru Kamar Dagang Dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Pacitan periode 2021-2026 usai dikukuhkan di Pendopo Kabupaten, Selasa (07/12).
Tidak hanya sektor perikanan, Bupati menyebut sektor pertanian dan perkebunan juga memiliki peluang menjanjikan untuk dikembangkan. Tentu, dengan tidak menafikkan sektor pariwisata yang menjadi primadona sekaligus lokomotif perekonomian masyarakat Pacitan.
Untuk itu Bupati berharap peran Kadin sebagai wadah para pengusaha untuk turut ambil bagian berkontribusi memaksimalkan potensi-potensi tersebut. Selain investasi salah satu kunci adalah dengan menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul serta sinergitas yang baik antara, pemerintah, pelaku usaha atau swasta.
Senada disampaikan Ketua Kadin Kabupaten Pacitan Sutomo. Menurutnya sebagai tempat konsultasi, pembinaan dan pembangunan dunia usaha Kadin Pacitan akan selalu menjalin sinergitas dengan pemerintah daerah. Tujuannya tak lain untuk ambil bagian dalam membangun perekonomian di Pacitan.
“Mohon doa restu semoga Kadin dapat menjadi pemersatu pengusaha baik pengusaha kecil, UMKM maupun pengusaha industri besar sehingga bermanfaat bagi masyarakat Pacitan,” katanya. (Humas Pacitan / Pemkab Pacitan)

Gandeng OK OCE Kembangkan Wirausaha Terpadu di Pacitan

“Saya berharap dengan MoU ini bisa menjadi daya ungkit pengembangan pariwisata yang terintegrasi dengan pengembangan usaha mikro, koperasi, industri rumah tangga dan perdagangan serta produk ekonomi kreatif di Kabupaten Pacitan,” kata Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji.
Pemerintah Kabupaten Pacitan menjalin kerjasama dengan Perkumpulan Gerakan One Kecamatan One Center Enterpreneurship (OK OCE) Indonesia dalam pengembangan kewirausahaan terpadu. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan MoU diantara kedua belah pihak.
“Saya berharap dengan MoU ini bisa menjadi daya ungkit pengembangan pariwisata yang terintegrasi dengan pengembangan usaha mikro, koperasi, industri rumah tangga dan perdagangan serta produk ekonomi kreatif di Kabupaten Pacitan,” kata Bupati saat memberikan sambutan dalam acara penandatanganan MoU pengembangan kewirausahaan terpadu antara Pemkab Pacitan dengn OK OCE di Hotel Fave Solo, Senin (06/12).
Hasil akhir dari program ini adalah untuk meningkatkan produktifitas pengusaha lokal Pacitan yang bisa bersaing dengan produk-produk daerah lain maupun luar negeri. Sehingga, pendapatan masyarakat bertambah dan pengangguran berkurang.
Sebagai tindak lanjut MoU akan dipertajam melalui penandatangan perjanjian kerjasama antar Perkumpulan Gerakan OK OCE dengan dinas teknis yang menangani.
“Intinya semua ini adalah peningkatan SDM agar potensi yang ada bisa terkelola maksimal,” katanya.
Selain Bupati turut hadir Ketua Umum OK OCE INA MAKMUR Joko Dwiyanto, Sekda Heru Wiwoho, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Kepala Perangkat Daerah terkait serta diikuti secara virtual oleh Ketua Umum OK OCE Indonesia Lim Rusyamsi. (Humas Pacitan/ Pemkab Pacitan)

RSUD dr. Darsono; Tingkatkan Kapasitas SDM untuk Kualitas Layanan

“Kita harus mendengar tuntutan masyarakat, Ojo wedi dipaido, dipaido niku biasa, panjenengan harus bermental baja untuk mempertahankan kualitas layanan, tetap layani masyarakat Pacitan dengan baik,” Tukas Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.

 

Mewujudkan rumah sakit yang bisa dipercaya masyarakat dan profesional dalam pelayanan kesehatan, RSUD dr. Darsono harus menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan beretika. Karenanya, dilaksanakan kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM yang dirangkaikan dengan Program Staycation dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Terbagi menjadi tiga angkatan, kegiatan dilaksanakan mulai 6-14 Desember 2021, di Hotel Fave Solo Baru dan diikuti 274 karyawan. Pelatihan SDM yang dimulai Senin (06/12) dibuka langsung oleh Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji sekaligus melaksanakan kerjasama dengan OK OCE dari Kemenparekraf untuk tujuan meningkatkan kapasitas SDM di bidang kewirausahaan.

Bupati mengapresiasi positif kegiatan ini sebagai wujud visi Kabupaten Pacitan dalam membangun masyarakat sejahtera dan bahagia. “Semua harus berimbang, tenaga kesehatan tidak hanya harus sejahtera tapi juga harus bahagia,” katanya.

Dalam arahannya, Mas Aji mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Pacitan membuka diri seluas-luasnya kepada seluruh pihak untuk pengembangan baik kewirausahaan ataupun lainnya, karena kondisi geografis Pacitan butuh jaringan yang lebih banyak dan akses yang lebih baik.

“Era digital saat ini adalah poin yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengenalkan potensi Pacitan kemanapun, karena inovasi-inovasi yang sudah berjalan saat ini tidak cukup hanya dengan kolaborasi, sinergitas, spasial, ataupun holistik saja,” lanjutnya.

RSUD dr. Darsono harus terus berpacu, kualitas jasa harus diperbaiki, jangan pernah merasa puas dan terus meningkatkan pelayanan menggunakan hati dan rasa. “Kita harus mendengar tuntutan masyarakat, Ojo wedi dipaido, dipaido niku biasa, panjenengan harus bermental baja untuk mempertahankan kualitas layanan, tetap layani masyarakat Pacitan dengan baik,” pesannya mengakhiri acara pembukaan malam tadi. (RSUD Pacitan/DiskominfoPacitan)

Kenali Gejala Chikungunya dan DBD

Menanggapi keluhan masyarakat terkait penyakit yang diduga Chikungunya akhir-akhir ini, diharapkan masyarakat tidak resah dan perlu mengenal lebih lanjut termasuk gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) serta upaya penanganannya.

DBD dan Chikungunya sama-sama disebabkan virus akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Gejalanya hampir mirip dan biasanya masyarakat lebih familiar dengan DBD.

“Virus penyebabnya berbeda, DBD dari virus Dengue, kalau Chikungunya dari virus chikungunya. Gejalanya hampir sama, pasien mengalami demam, nyeri sendi, nyeri mata, dan ruam. Gejala DBD lebih ke gejala perdarahan, sedangkan chikungunya lebih ke otot dan persendian,” jelas dr. Joko Prianto, Sp.PD., RSUD dr. Darsono, hari ini (06/12).

Sementara jumlah pasien dirawat di RSUD dr. Darsono dengan kasus DBD yaitu 45 kasus di bulan November dan 7 kasus di bulan Desember, sementara belum ada kasus untuk Chikungunya.

Tanda bahaya DBD perlu diperhatikan seperti gusi berdarah, muntah darah, sampai pasien tidak sadar. DBD bisa berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius jika tidak segera ditangani. “Waspadai gejala-gejala yang timbul, sebagai penanganan pertama gunakan obat-obatan yang sementara bebas dijual di apotik, jika tidak membaik segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat, bisa ke puskesmas dan rumah sakit,” lanjut Joko.

Kewaspadaan mencegah DBD dan Chikungunya adalah dengan menjaga kondisi badan tetap fit ditunjang dengan makanan bergizi, olahraga cukup, aktif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, Plus memakai Repellent). Ia juga berpesan, Karena masih dalam situasi pandemi, perhatikan gejala yang timbul karena sering tumpang tindih dengan gejala Covid-19, maka harus waspada dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan yang telah disepakati.

Sebagai rumah sakit rujukan masyarakat yang berorientasi pada keselamatan pasien dalam upaya penanganan pasien DBD maupun Chikungunya, RSUD dr. Darsono siap dengan layanan IGD 24 jam untuk pasien kegawatdaruratan, tiga dokter spesialis penyakit dalam, tiga dokter spesialis anak, poli penyakit dalam, poli lansia, dan poli anak untuk pasien rawat jalan, dan ruang perawatan Melati A sampai kelas VVIP untuk pasien rawat inap. (RSUDPacitan/DiskominfoPacitan).

Wajib Tau; Peluk Pohon Solusi Masalah Kejiwaan

Putus Hubungan dengan Alam? Siap-siap kena fenomena Nature Deficit Disorder (NDD).
Hari gini banyak orang mengangkat isu tentang Mental Health. Bermain di alam dan memeluk pohon dapat menjadi salah satu solusi.
Istilah NDD dipopulerkan oleh seorang penulis buku The Last Child in the woods, Richard Louv dari Amerika Serikat.
NDD merujuk pada berkurangnya interaksi atau kontak langsung manusia dengan alam yang berdampak buruk pada kesehatan fisik serta mental seperti obesitas, kurangnya daya tahan tubuh terhadap penyakit, kurang konsentrasi dan kurang kreatif.
Penyebabnya bisa dari lingkungan fisik, kepadatan dan budaya urban yang menyebabkan densitas, kebisingan dan polusi, serta derasnya perkembangan teknologi dan pendidikan.
Beberapa hipotesis penelitian membuktikan bahwa orang dengan penyakit “modern” seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), kecemasan, atau depresi merasa lebih baik dengan eksposur ke alam.
Salah satunya dengan memeluk pohon. Ya, memeluk pohon! Meskipun terdengar sepele, memeluk pohon dapat memberikan efek relaksasi bagi jiwa manusia, seperti yang dibuktikan oleh peneliti Matthew Silverstone. Ini terjadi karena meningkatnya kadar hormon oxytocin, seritanin, dan dopamine. Ketiga hormon ini akan membuat kita merasa lebih bahagia.
Pohon memiliki getaran frekuensi yang akibatnya bisa mengubah secara langsung tingkatan gumpalan darah dalam tubuh. Gumpalan inilah yang selama ini menjadi penyebab pusing, migrain, sakit kepala.
Nah kalau kamu mulai merasa jenuh dan stress, kemungkinan seseorang mengalami NDD. Jadi, mulai sekarang, luangkan waktumu menikmati alam ya! (Dari berbagai sumber/DLHPacitan/DiskominfoPacitan).