“Kita perlu waspada dengan adanya kasus DBD di Pacitan meskipun ini periodik karena setiap tahun pasti ada ketika memasuki musim penghujan,” ungkap Bupati, Selasa (07/12).
Berita terbaru
“Kita perlu waspada dengan adanya kasus DBD di Pacitan meskipun ini periodik karena setiap tahun pasti ada ketika memasuki musim penghujan,” ungkap Bupati, Selasa (07/12).
Kabupaten Pacitan memiliki potensi sumber daya alam melimpah. Namun sayang, belum semua sumber daya tersebut terkelola maksimal.
“Saya berharap dengan MoU ini bisa menjadi daya ungkit pengembangan pariwisata yang terintegrasi dengan pengembangan usaha mikro, koperasi, industri rumah tangga dan perdagangan serta produk ekonomi kreatif di Kabupaten Pacitan,” kata Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji.
“Kita harus mendengar tuntutan masyarakat, Ojo wedi dipaido, dipaido niku biasa, panjenengan harus bermental baja untuk mempertahankan kualitas layanan, tetap layani masyarakat Pacitan dengan baik,” Tukas Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.
Mewujudkan rumah sakit yang bisa dipercaya masyarakat dan profesional dalam pelayanan kesehatan, RSUD dr. Darsono harus menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan beretika. Karenanya, dilaksanakan kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM yang dirangkaikan dengan Program Staycation dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Terbagi menjadi tiga angkatan, kegiatan dilaksanakan mulai 6-14 Desember 2021, di Hotel Fave Solo Baru dan diikuti 274 karyawan. Pelatihan SDM yang dimulai Senin (06/12) dibuka langsung oleh Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji sekaligus melaksanakan kerjasama dengan OK OCE dari Kemenparekraf untuk tujuan meningkatkan kapasitas SDM di bidang kewirausahaan.
Bupati mengapresiasi positif kegiatan ini sebagai wujud visi Kabupaten Pacitan dalam membangun masyarakat sejahtera dan bahagia. “Semua harus berimbang, tenaga kesehatan tidak hanya harus sejahtera tapi juga harus bahagia,” katanya.
Dalam arahannya, Mas Aji mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Pacitan membuka diri seluas-luasnya kepada seluruh pihak untuk pengembangan baik kewirausahaan ataupun lainnya, karena kondisi geografis Pacitan butuh jaringan yang lebih banyak dan akses yang lebih baik.
“Era digital saat ini adalah poin yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengenalkan potensi Pacitan kemanapun, karena inovasi-inovasi yang sudah berjalan saat ini tidak cukup hanya dengan kolaborasi, sinergitas, spasial, ataupun holistik saja,” lanjutnya.
RSUD dr. Darsono harus terus berpacu, kualitas jasa harus diperbaiki, jangan pernah merasa puas dan terus meningkatkan pelayanan menggunakan hati dan rasa. “Kita harus mendengar tuntutan masyarakat, Ojo wedi dipaido, dipaido niku biasa, panjenengan harus bermental baja untuk mempertahankan kualitas layanan, tetap layani masyarakat Pacitan dengan baik,” pesannya mengakhiri acara pembukaan malam tadi. (RSUD Pacitan/DiskominfoPacitan)
Menanggapi keluhan masyarakat terkait penyakit yang diduga Chikungunya akhir-akhir ini, diharapkan masyarakat tidak resah dan perlu mengenal lebih lanjut termasuk gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) serta upaya penanganannya.
DBD dan Chikungunya sama-sama disebabkan virus akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Gejalanya hampir mirip dan biasanya masyarakat lebih familiar dengan DBD.
“Virus penyebabnya berbeda, DBD dari virus Dengue, kalau Chikungunya dari virus chikungunya. Gejalanya hampir sama, pasien mengalami demam, nyeri sendi, nyeri mata, dan ruam. Gejala DBD lebih ke gejala perdarahan, sedangkan chikungunya lebih ke otot dan persendian,” jelas dr. Joko Prianto, Sp.PD., RSUD dr. Darsono, hari ini (06/12).
Sementara jumlah pasien dirawat di RSUD dr. Darsono dengan kasus DBD yaitu 45 kasus di bulan November dan 7 kasus di bulan Desember, sementara belum ada kasus untuk Chikungunya.
Tanda bahaya DBD perlu diperhatikan seperti gusi berdarah, muntah darah, sampai pasien tidak sadar. DBD bisa berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius jika tidak segera ditangani. “Waspadai gejala-gejala yang timbul, sebagai penanganan pertama gunakan obat-obatan yang sementara bebas dijual di apotik, jika tidak membaik segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat, bisa ke puskesmas dan rumah sakit,” lanjut Joko.
Kewaspadaan mencegah DBD dan Chikungunya adalah dengan menjaga kondisi badan tetap fit ditunjang dengan makanan bergizi, olahraga cukup, aktif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, Plus memakai Repellent). Ia juga berpesan, Karena masih dalam situasi pandemi, perhatikan gejala yang timbul karena sering tumpang tindih dengan gejala Covid-19, maka harus waspada dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan yang telah disepakati.
Sebagai rumah sakit rujukan masyarakat yang berorientasi pada keselamatan pasien dalam upaya penanganan pasien DBD maupun Chikungunya, RSUD dr. Darsono siap dengan layanan IGD 24 jam untuk pasien kegawatdaruratan, tiga dokter spesialis penyakit dalam, tiga dokter spesialis anak, poli penyakit dalam, poli lansia, dan poli anak untuk pasien rawat jalan, dan ruang perawatan Melati A sampai kelas VVIP untuk pasien rawat inap. (RSUDPacitan/DiskominfoPacitan).