Kelangkaan Gas LPG 3 kilogram atau biasa disebut Tabung
Melon seringkali langka dipasaran, menindaklanjuti hal tersebut pemerintah
kembali mengingatkan kepada para ASN Pusat, ASN Pemerintah Provinsi Jawa Timur
yang berdomisili di Kabupaten Pacitan dan ASN Lingkup Pemkab Pacitan supaya
tidak menggunakan tabung gas tersebut.
Selanjutnya surat himbauan tersebut juga disampaikan kepada
Pimpinan atau Karyawan BUMN dan BUMD yang tinggal di Pacitan serta masyarakat
Kabupaten Pacitan yang tidak memenuhi syarat menggunakan Gas LPG 3 Kilogram.
Untuk Pengusaha Mikro yang asetnya di atas Rp. 50.000.000
selain rumah dan bangunan atau memiliki omset di atas Rp. 300.000.000 dalam satu tahun dihimbau untuk tidak
menggunakan gas melon. Sedang untuk kepemilikan LPG 3 Kg untuk konsumen rumah
tangga maksimal 3 tabung, konsumen usaha maksimal 9 tabung.
Selanjutnya untuk sektor HEROKOIN yang meliputi Hotel,
Restoran, Peternakan, Pertanian, Batik, jasa Binatu, Jasa Las yang bukan masuk
kriteria usaha kecil di Kabupaten Pacitan supaya beralih ke tabung gas LPG Non
Subsidi.
Pemberitahuan tersebut ditandatangai Bupati Pacitan
Indartato dan diketahui Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua
DPRD Kabupaten Pacitan, PT Pertamina Regional IV Madiun, Hiswana Magas di
Madiun dan SPBE di Pacitan. (DiskominfoPacitan).
Hanya dua hari saja, Season II Pacitan Job Fair digelar oleh
Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Kabupaten Pacitan dengan 5925 lowongan pekerjaan
menanti. Bursa kerja kali ini digelar di halaman Kampus Akademi Komunitas
Negeri Pacitan.
Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo usai membuka acara pagi
tadi (13/11) mengatakan bahwa kondisi tenaga kerja di Pacitan menunjukan angka
yang semakin baik dibanding dengan angka pada tahun sebelumnya, dengan
menurunnya angka pengangguran terbuka sebanyak 0,6 persen. Dari 0,84 persen
menjadi 0,78 persen.
Meskipun mengalami penurunan tingkat pengangguran namun ada
hal yang perlu diwaspadai, yakni mayoritas pencari kerja 2018 didominasi
lulusan SD dan SMP sebanyak 72,6 persen dan SMA Sederajat sebanyak 13,14
persen. “Untuk itu bursa kerja kali ini harus dapat memberi solusi bagi para
pencari kerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya,” harap Yudi.
Oleh karenanya pencari kerja diharap dapat memanfaatkan
kesempatan tersebut sebagai sarana mengisi kegiatan sehingga dapat produktif.
Yudi juga berpesan kepada dinas terkait supaya dapat meningkatkan berbagai
fungsi layanan para pencari kerja. “Guna mendukung upaya penurunan
pengangguran,” pesannya.
Wicaksono Kepala Bidang Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Berharap Season II dengan 43 perusahaan yang bergabung dapat menyerap
sepenuhnya para pencari kerja di Pacitan. “Pencari kerja tinggal memilih
pekerjaan yang mereka anggap cocok,” terang Dia. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)
Pernikahan anak menjadi permasalahan serius di Kabupaten
Pacitan. Tapi itu dulu, menurut data dari Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten
Pacitan menunjukan setiap tahun angka terus menurun, namun demikian Pemerintah
melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) enggan kecolongan, berbagai sikap ditunjukan
seperti mengumpulkan instansi terkait serta perwakilan pelajar se-Kabupaten
Pacitan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Ratna Susy Rahayu
menyampaikan pernikahan anak mesti disikapi serius walaupun tren terus turun. Karena
angka bisa saja kembali naik jika pemerintah teledor. Apalagi banyak hal
negatif mengancam pelaku, mulai gangguan mental, gangunan kesehatan jasmani,
bahkan kondisi bayi yang dilahirkan berpotensi stunting. “Kami juga
memberikan pengetahuan terhadap penyakit anemia, penyakit ini banyak terjadi
pada generasi muda,” ujar Ratna.
Kegiatan yang masuk dalam Rangkaian Hari Kesehatan Nasional
(HKN) 2019 tersebut bukan satu-satunya, Ratna membeberkan berbagai pendekatan
terhadap remaja terus dilakukan disepanjang tahun baik kesekolah-sekolah maupun
ke komunitas-komunitas remaja. tidak jarang Dinkes mendatangkan para tokoh
remaja untuk memberi motivasi kepada mereka. “Mengingat remaja acapkali
mengikuti gaya orang yang dikagumi, seperti artis dan lain-lain,” tambah
Dia.
Agnes Safitri Adi salah satu narasumber yang diundang dalam
acara itu secara gamblang memaparkan berbagai kerugian ketika anak memilih
menikah diusia muda yakni di bawah 19 tahun. Kenyataan yang disampaikan
tersebut dipastikan dapat merangsang remaja untuk berfikir dua kali ketika
hendak menikah muda atau hal-hal yang bisa menimbulkan hamil sehingga berujung
pada Marred By Accident (MBA). Kendati tersebut peran orang tua dan lingkung
sudah barang tentu nomor satu. “Pernikahan anak juga berdampak kondisi
ekonomi hingga pesikologi,” ujar Dokter Spesialis Ibu Dan Anak tersebut.
Enggan forum tersebut berakhir sia-sia, Agnes mengharap
kehadiran Media benar-benar nyata, sehingga seluruh khalayak dapat ikut
mengerti kondisi tersebut, karena menurutnya pernikahan anak erat hubungannya
dengan tradisi dan budaya di wilayah tersebut, jadi perubahan tidak serta merta
terjadi begitu saja mesti terus menerus dan berkelanjutan.
Bangsa Indonesia yang akan mendapat bonus demografi harus
didukung, masyarakat Kabupaten Pacitan sudah pasti ingin terlibat di kabar
gembira itu dengan menjadi bagian dari 18 persen usia produktif Indoneisa di
Dunia, ramalan itu tahun 2050 bangsa Indonesia diperkirakan berada pada urutan
ke-4 ekonomi global. Momentum itu harus disikapi dengan berbagai progam supaya
generasi muda yang digadang benar-benar berkualitas dalam rangka membangun
Indonesia. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)
Memperingati Hari Jadi Provinsi Jawa Timur Ke-74 Tahun
Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan menggelar Gelar Seni Pelajar. Acara
tersebut dilaksanakan di Halaman Pendapa Kabupaten Pacitan pagi tadi (12/11)
yang ditandai dengan pemukulan gong oleh Bupati Pacitan Indartato.
Asisten Administrasi Umum Hario Jumanto sebagai kutua
panitia kegiatan tersebut menyampaikan animo peserta cukup baik dari tahun ke
tahun, itu menunjukan bahwa partisipasi genarasi muda di Kabupaten Pacitan akan
budaya asli Indonesia sangat baik ditengah derasnya arus budaya luar yang
dinilai tidak sesuai dengan adat ketimuran.
Situasi positif ini diapresiasi Bupati Pacitan Indartato,
khusunya para guru yang telah telaten mengenalkan dan mengajarkan seni budaya
asli Indonesia kepada para anak didiknya tersebut. “Seni budaya kita harus
menghiasi kehidupan kita sehari-hari,” ujar Bupati usai membuka acara.
Begitu juga di Kabupaten Pacitan yang kaya akan seni budaya,
ia berharap siapa saja turut andil dalam menjaga dan melestarikannya sehingga
tidak lekang oleh peradapan zaman, dengan cara melibatkannya disetiap
kesempatan.
Salah satu peserta Vanesa Wibowo dan kawannya Devi Nofla
dari SMP Negeri 2 Pacitan dikesempatan itu berkesempatan menari Remo, mereka
mengaku bangga dengan aneka ragam seni budaya yang dipunya Indonesia. Baginya
untuk andil dalam menjaga seni budaya cukup dengan bergabung disanggar.
“Meskipun harus menari, bisa menulis atau yang lain,” ungkap Vanesa.
(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Desa Karanggede, Arjosari tengah bersiap-siap menyambut
kehadiran Waduk Tukul, proyek bersekala nasional yang mulai digarap tahun 2017
silam dijadwalkan rampung lima tahun setelahnya atau tahun 2021.
Bambang, Kepala Desa Karanggede mengaku telah menyiapkan
semua hal pasca pembangunan bendungan tersebut, bernuansa desa wisata yang
mandiri dan menguntungkan semua pihak. “Desa dan masyarakat harus diuntungkan
dengan hadirnya Waduk Tukul,” ujarnya kemarin 11/11.
Namun demikian pihaknya belum membuka pembicaraan dengan
Pemda Pacitan, tapi angan-angan itu diyakini Bambang bakal sesuai ekspektasi,
tinggal menunggu penyelesaian pembangunan, melihat wajah sebenarnya si Waduk
Tukul.
Sektor lain menjadi pendukung adalah agrowisata, tengah
dikembangkan di tanah seluas 10 hektar yang berlokasi di Dusun Tukul sekitaran
waduk. Didukung sepenuhnya oleh Dinas Kehutanan Dan Perkebunan (Hutbun) Jatim.
“Sidah dimulai. Ada pohon durian, alpokat, mangga,” jalas Bambang.
Perihal yang menjadi perhatian adalah masalah Sumber Daya
Manusia (SDM) masyarakat sebagai tuan rumah para wisatawan. Jika tidak segera
dilakukan berbagai peningkatan kapasitas maka bukan tidak mungkin hadirnya
bendungan tidak memberi dampak yang signifikan.
Diseputaran waduk air pasti melimpah ruah, berarti konsep
pertanian dinilai strategis dan menjanjikan karena didukung tanah yang subur.
Namun demikian petani di utara Kecamatan Arjosari tersebut tidak mampu berbuat
banyak lantaran serangan babi hutan yang menghancurkan apapun yang ditanam.
“Kami hanya menanam padi,” pungkas Dia.
Kedepan dalam perkembangannya, bukan tidak mungkin
pengelolaan tempat pemancingan air tawar dengan view berbeda dapat menjadi
pendamping agrobisnis Waduk Tukul. Sebagai salah satu spot penghobi mancing dan
diperuntukkan pada pengunjung yang menghabiskan waktu liburan bersama keluarga.
(budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).