Berita terbaru

Beton Ikut Hadir Droping Air Bersih

Bencana kekeringan setiap tahunnya menarik perhatian berbagai pihak, begitu juga Komunitas Driver Pemda Pacitan ini, telah mengirim setidaknya 6 tangki air bersih ke berbagai titik desa yang terdempak kekeringan.

Seperti kemarin (06/10), mereka yang menamai dirinya Beton (Betah Ora Nesu) Tersebut membantu warga kekeringan yang ada di Wilayah Tulakan. Hal tersebut merupakan wujud rasa simpati anggota Beton pada kekeringan ini.

“Setiap arisan sengaja memang kita sisihkan sedikit yang kita punya, untuk saudara kita yang kesulitan,” kata Agung Sedayu Driver Dinas Lingkungan Hidup melalui sambungan telepon. Selain terlibat pada masalah kekeringan, Beton juga melibatkan diri ke berbagai kegiatan sosial lain, seperti menjadi Driver untuk orang sakit yang akan dirujuk dan lain sebagainya. (suyudi/budi/dzakir/wira/DiskominfoPacitan).

Siswa SLB Dapat Tambahan Ilmu Membatik

Sebentar lagi keterampilan siswa dan siswi SLB di Kabupaten Pacitan bakal bertambah, berkat digelarnya Bimtek Keterampilan membatik yang dilaksanakan di SLB YKK Pacitan selama empat hari 02-04/10 oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus kepada para guru SLB di Kabupaten Pacitan.

Bekal ini dinilai tepat diberikan pada para siswa dan siswi SLB, mereka yang mempunyai hambatan tertentu dirasa memiliki bakat lebih pada seni warisan asli Indoneisa ini karena memiliki konsentrasi tinggi pada setiap langkah pengerjaan.

Keterampilan menjadi bekal bagi para siswa dan siswi, sehingga mereka dapat mandiri seperti masyarakat yang lain. “Syukur-syukur mereka dapat membuat usaha batik sendiri,” kata Totok Handoyo Kepala SLB YKK Pacitan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

FKP 2019; Awali Kopi Pacitan Melambung Tinggi

Kopi, bicara biji yang satu ini hampir semua orang mengidolakannya. Di Kabupaten Pacitan pelaku usaha kopi yang tergabung dalam Paguyuban Kopi Pacitan (PKP) berinisiatif membuat satu gebrakan di Hari Kopi Sedunia 1 Oktober kemarin.

Festival Kopi Pacitan (FKP), perwujutan niat demi menciptakan satu ruang kopi yang lebih menjanjikan dan kompetitif, mengingat semua jenis kopi dari Pacitan mempunyai kualitas dan karakter yang cukup memiliki tempat di kancah Nasional dan dunia. “Kami berkumpul karena mempunyai impian yang sama,” kata Muhammad Anshari ketua PKP 05/10.

Masyarakat menemui jawaban atas apa yang dilakukan PKP selama 2 hari itu, tampak seluruh stan begitu padat dijejali pembeli, disisi lain stan kopi gratis yang di siapkan panitia penuh sesak, ini cukup membuktikan dukungan masyarakat tentang inovasi mereka. “Sungguh ini diluar ekspektasi kita,” kata Ketua Pelaksana Robby Adhitama. Monique Maureen anggota PKP mengungakapkan hal senada tentang gambaran Festival Kopi Pacitan tahun depan, tentu stan akan lebih kaya kreativitas  yang bertujuan memuliakan masyarakat.

Jene Fia dan Riza Mahasiswa Pasca Sarjana dari salah satu Universitas di Malang, sepekan ini melakukan penelitian kopi di Wilayah Bandar dan Nawangan dan berkesempatan mampir di acara itu, kepada Diskominfo Pacitan mereka mengatakan kopi tersaji mesti didukung dengan berbagai hal, salah satunya adalah suasana, “Orang kota tidak segan-segan datang ke Pacitan untuk menikmati kopinya dengan suasana yang mereka inginkan,” kata mereka memberi masukan. Merasa layout FKP cukup membuat mereka betah berlama-lama menikmati kopi Liberika yang mereka pesan.

FKP 2019 ini dibuka oleh Wabup Pacitan Yudi Sumbogo, ditandai dengan meracik kopi bersama-sama di atas panggung dengan didampingi oleh Sekda Pacitan Suko Wiyono dan sejumlah pejabat pemerintahan, hal tersebt turut menjadi saksi FKP sebagai jembatan seluruh pelaku kopi  Pacitan.

Orang nomor satu di kabupaten Pacitan Indartato berkesempatan menutup acara tersebut kemarin (06/10), menilai kegiatan ini memiliki potensi yang mengagumkan jika ditindaklanjuti dengan baik. Dari kacamatanya, ini bisa mengangkat ekonomi seluruh pelaku kopi di Pacitan. “Jadi saya mohon untuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mengadvokasi kegiatan ini,” kata Bupati. Harapan kopi Pacitan menjadi satu kebanggaan, lebih dicintai dan berada di hati penikmat kopi, bukan hanya masyarakat Pacitan melainkan untuk masyarakat diluar Pacitan dengan konsep matang yang menarik.

Menyikapi statment Bupati, Heru Sukrisno Kepala Disperindag telah menyiapkan beberapa formula atas arahan tersebut, melalui Paguyuban yang telah berjalan ini pihaknya kemudian akan melakukan pemetaan secara menyeluruh dan mendetail. Disinggung masalah kampung kopi, pihaknya mengaku hal itu mungkin saja terjadi. “Tapi sementara kami akan lebih fokus untuk melihat potensi-potensi mereka,” pungkas Heru. (budi/rozak/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Kembangkan Kemampuan Demi Turut Bangun Pacitan

Seperti organisasi lain, Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kabupaten Pacitan juga merasa ingin berkontribusi dalam membangun Kota 1001 Goa ini melalui berbagai hal, salah satunya adalah menggelar pelatihan kepemimpinan, digelar kemarin di gedung Badan Kesejahteraan Masjid (BKM). Bertema Satukan Langkah Kokoh kan Barisan Tebarkan Manfaat.

 Dipercaya sebagai Narasumber Yanti Robiyana Ketua Salimah Jawa Timur membagikan ilmunya tentang ke Salimahan dan Pembuatan Proker yang bisa diaplikasikan di Kabupaten Pacitan. Menurut Dian Anggarimurni Ketua Salimah Kabupaten Pacitan hal itu penting adanya. “Supaya kita Profesional dalam berorganisasi,” kata Dia 05/10.

 Akhirnya diharapkan Salimah menjadi Agile Organization. Satu organisasi yang terhadap segala situasi, memiliki strategi dan tata kelola Best Practise dalam rangka menuju Next Practise. Melalui tiga tahapan, mulai literasi, inovasi dan disrupsi. Sehingga Salimah lebih bermanfaat untuk masyarakat khususnya di Kabupaten Pacitan. (istimewa/DiskominfoPacitan).

Mulai Wayang Combo Hingga KIM Pena, Ukir Nama Pacitan Pada JKF 2019

AJANG PROMOSI: Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo (tengah) menyimak penjelasan dari Wira Swastika (kiri) petugas Diskominfo terkait produk unggulan yang ditampilkan di stan pameran. Rachmad Soepriyono (kanan) pimpinan delegasi Pacitan pada JKF 2019. (Foto: R. Soepriyono/Diskominfo)

Pacitan – Ajang Jatim Kominfo Festival (JKF) 2019 berakhir Jumat (5/10/2019) di Magetan. Ajang kompetisi insan Komunikasi dan Informatika tersebut berlangsung selama empat hari. Bagi Kabupaten Pacitan kegiatan itu menjadi wahana promosi potensi unggulan daerah. Lebih dari itu, Kota 1001 Gua kembali menunjukkan prestasi dengan memboyong kejuaraan pada sejumlah kategori.

“Untuk Pertura (pertunjukan rakyat) kita menampilkan Wayang Combo dengan dalam Ki Fajar Arianto. Alhamdulillah mendapatkan predikat aktor terbaik,” terang Rachmad Soepriyono, Ketua Delegasi Diskominfo Pacitan, Sabtu (5/10/2019).

Melalui pementasan wayang kontemporer Ki Dalang Fajar menyampaikan pesan pentingnya menyaring informasi. Terlebih dengan maraknya penggunaan media sosial dewasa ini. Adegan awal menggambarkan seorang kepala desa menyampaikan slogan baru. Si kades merincinya dengan empat unsur. Yakni sehat, aman, pintar, dan iman. Kades yang beru terpilih itu lantas menyingkatnya dengan akronim SAPI.

Rupanya, informasi terkait slogan baru tersebut menyebar cepat. Hanya saja, masyarakat memaknainya dengan pemahaman beragam. Ini seperti dialami dua orang warga bernama Bokir dan Tamto. Mereka menganggap slogan tersebut merupakan program pembagian ternak sapi.

Berawal dari obrolan, lalu adu mulut, kedua orang itu akhirnya nyaris bertikai. Beruntung seorang pegiat KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) Pena datang dan memberi penjelasan. Pementasan berakhir disambut gemuruh tepuk tangan penonton.

“Kami sengaja mengangkat pesan tentang waspada hoaks. Supaya kita semua lebih waspada dan tidak mudah percaya begitu saja terhadap kabar yang belum tentu kebenarannya,” kata Ki Dalang Fajar.

Dalam Lomba Cerdas Cermat Komunikatif (LCCK), Kabupaten Pacitan juga menunjukkan eksistensinya. KIM Pena, Desa Ngumbul, Kecamatan Tulakan tampil cukup memukau. Setelah melewati seleksi yang cukup ketat, KIM Pena berhasil meraih juara harapan I.

Rahmad Dwiyanto, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pacitan menambahkan selama festival berlangsung delegasi Kabupaten Pacitan mengikuti seluruh kegiatan. Tak hanya perlombaan, tim juga aktif mengikuti beragam kegiatan peningkatan sumberdaya manusia. Mulai dari sarasehan, sosialisasi, blogging, hingga pameran produk unggulan.

“Ke depan tugas kita tidak ringan. Apalagi memasuki era revolusi industri 4.0. Keikutsertaan teman-teman di ajang JKF tentu sangat bermanfaat. Selain sebagai ajang mempromosikan potensi Pacitan, juga sekaligus ajang membekali diri dengan wawasan baru,” ucap Rahmad usai menghadiri penutupan JKF 2019 oleh Sekjen Kemenkominfo R. Niken Widyastuti.

JKF merupakan salah satu ajang kompetisi antarinsan kominfo se-Jatim sekaligus wahana peningkatan sumberdaya manusia menuju terwujudnya komunikasi yang bijak dan benar. Hal tersebut merupakan kunci utama kedamaian dan kerukunan masyarakat. Ini seperti tecermin dalam thema JKF 2019 “Komunikasi untuk Toleransi”. (PS/PS/Radio Suara Pacitan/Diskominfo)