Berita terbaru

Bupati Indartato Silaturahmi Dan Serahkan Bantuan Di 13 Desa

Sang pemrakarsa harus senantiasa menjaga keintiman dengan rakyatnya, demi mencapai tujuan kepuasan seluruh rakyat yang berjumlah lebih dari 500 Ribu jiwa, melalui berbagai program yang dilaksanakan seperti Tilik Warga, pemangku kebijakan berupaya menjamin kehidupan seluruh warga Kabupaten Pacitan.

Pagi yang cerah Senin 08/04/19, rombongan Bupati Pacitan Indartato, Wabup Yudi Sumbogo beserta Sekda Sukowiyono bergegas menuju lokasi pertama di Dusun Nogosari, Desa Kayen tepatnya di rumah Miskinem. Perempuan 70 tahun tersebut tidak menyangka orang nomor satu di Pacitan itu hadir memberikan perhatian kepada dirinya. “Kami berusaha hadir kepada seluruh masyarakat. Terutama bagi yang kurang beruntung,” terang Bupati Indartato usai menyerahkan bantuan paket sembako kepada yang membutuhkan di 13 Desa di Kecamatan Pacitan.

Rasa haru dan bangga juga dirasakan oleh Setyo Darmoko Kades setempat, di depan rombongan Ia menyampaikan bahwa Miskinem adalah salah satu contoh, di beberapa dusun lain masih banyak keluarga miskin (Gakin) yang membutuhkan uluran tangan pemerintah. “Namun Kehadiran Bapak dan Ibu hari ini membuat saya merasa tidak sendiri dan semakin percaya diri,” Ujar Moko.

Terlebih pada program 99 hari masa kerja Gubernur Jawa Timur yang mengedepankan peningkatan perekonomian, secara langsung menjadi stimulus baru Pemda Pacitan dalam melaksanakan dan melanjutkan berbagai program seperti Tilik Warga. “Dan Program lain seperti beasiswa pendidikan,” Tambah Bupati. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

TERTARIK DENGAN PENANGANAN BENCANA DI INDONESIA, REDR KUNJUNGI MDMC PACITAN

Pacitan – Penanganan kebencanaan di Indonesia rupanya menjadi daya tarik tersendiri bagi relawan kebencanaan internasional untuk dipelajari. Latar belakang Indonesia yg merupakan supermarket bencana dengan karakternya yg unik dan dan bermacam macam bencana tentunya membutuhkan penanganan yg terpadu antara Pemerintah, Masyarakat dan dunia usaha (8/4/19).

Bencana Banjir bandang dan tanah longsor di Pacitan di media akhir tahun 2017 rupanya juga menarik minat RedR internasional untuk dipelajari, untuk itu mereka mengadakan penelitian dan sharing dengan relawan kebencanaan di Pacitan khususnya MDMC Pacitan.

Bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah kabupaten Pacitan, hari ini tanggal 8/4/2019, RedR internasional yg dimotori oleh Benny Usdianto dari RedR Indonesia, dan Robert Hodgson Koordinator RedR International, mengajak relawannya sebanyak 10 orang dari berbagai negara untuk saling sharing tentang penanganan kebencanaan di Pacitan kala itu.

Tujuan dari program ini adalah:
• Memberikan pengalaman praktik untuk respon kebencanaan kepada Peserta yang bekerja di sektor kebencanaan.
• Mendapatkan pengalaman tinggal di dalam kondisi yang menantang dan bekerja langsung bersama dengan masyarakat yang mengalami bencana, dan para pelaku kemanusiaan yang membantu penyintas bangkit kembali dari dampak bencana.
• Membantu Peserta memahami bahwa pekerjaan tanggap darurat bencana sangatlah kompleks dan meskipun telah memiliki latar belakang yang relevan, mereka akan tetap memerlukan pelatihan khusus sebelum dapat turun bekerja efektif ke lapangan.
• Memberikan pengalaman nyata kepada para Peserta tentang kerja lapangan yang dapat diterapkan di saat melakukan kegiatan program kemanusiaan.

Acara diawali dengan ritual unik MDMC Pacitan yaitu makan siang dengan sego berkat khas relawan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan tentang MDMC dan kiprahnya dalam penanggulangan bencana di Pacitan akhir 2017 lalu oleh Ketua MDMC Pacitan Agus Hadi Prabowo.

Agus memaparkan tentang peranan dan keberhasilan MDMC dikala penanganan bencana di Pacitan, tidak terlepas dari kerjasama seluruh MDMC di Jawa timur dan kota sekitarnya dalam program One Muhammadiyah One Respons.

Keberhasilan ini juga erat kaitannya dengan rasa trust dari masyarakat dan pemerintah dalam hal ini BPBD atas kinerja MDMC yg transparan, amanah dan tepat sasaran.

Diakhir acara Agnes Intan Puspadewi program assistant RedR Indonesia menyatakan, sangat senang dengan kunjungan di MDMC Pacitan dan berharap kerjasama antara MDMC dan RedR Indonesia akan terjalin dengan baik dalam wujud pelatihan-pelatihan dan pendampingan. (JW – bambangelpacitano)

STKIP PACITAN JURUSAN PGSD BERINOVASI MENGADAKAN PROSES PEMBELAJARAN DI PERPUSDA PACITAN

Jum’at, 5 April 2019, sebanyak 80 mahasiswadari 2 kelasjurusan PGSD semester 4 STKIP Pacitan berkunjung ke Dinas Perpustakaan Pacitan. Kunjungan tersebut diadakan dalam rangka melakukan proses pembelajaran kuliah yang dibimbing oleh Vit Ardiantama yakni Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia STKIP Pacitan.

Vit Ardiantama mengatakan “Saya sengaja mengajak mahasiswa kami berkunjung ke Perpusda untuk melakukan pembelajaran disini karena di Perpustakaan kampus tidak ada literasi buku anak-anak. Sedangkan di Perpusda sini saya lihat sudah tersedia buku anak-anak. Mahasiswa PGSD memang perlu untuk mengetahui literature buku anak-anak agar mereka mampu tahu bagaimana seharusnya membuat buku anak-anak”  “Kedepannya saya akan mengajak mahasiswa lainnya untuk berkunjung kesini, karena selain memang literature buku anak-anak ada di sini, di sini tempatnya sangat nyaman”, imbuh Vit.

Vit juga sempat memberikan masukan kepada Daimah,S.Pd Kasi Koleksi Bidang Layanan dan Koleksi Dinas Perpustakaan Pacitan untuk menambah koleksi buku yang berhubungan dengan dunia pendidikan khususnya materi-materi tentang Proses Pembelajaran yang erat kaitannya dengan perkuliahan di PGSD.(Penulis&Doc :Ryu Surya/DinasPerpustakaanPacitan/DiskominfoPacitan)

Pastikan Bangun Tugu Parasamya di Perempatan Penceng

Tarik ulur pembangunan Monumen di Perempatan Penceng Pacitan bergejolak sejak 2012 silam, timbul dua persepsi di dalamnya, pertama usulan membangun ikonis khas Pacitan, dan kedua monumen prestasi seperti Adipura. “Dipastikan tugu Parasamya yang akan di bangun,” papar Kasi Tata bangunan Dinas PUPR Pacitan Toni Setyonugroho saat berbincang dengan Diskominfo Pacitan kemarin 04/04/19.

Pada kesempatan yang sama Suparlan, Sekretaris Dinas PUPR menerangkan pembangunan tersebut merupakan hasil diskusi yang telah dilaksanakan semua pihak. Rencananya tugu tersebut memiliki lebar 4 Meter dan tinggi 12 Meter. “Mungkin Bulan Agustus mulai pengerjaan dengan anggaran mencapai 500 Juta Rupiah,” tambah Dia.

Rencana tersebut menurut Joko Prasetyo yang setiap hari melewati Perempatan Penceng merasa lebih baik jika dibangun monumen ikon Pacitan yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat atau seni budaya yang dimiliki. Sedangkan untuk monumen Parasamya agar di bangun di tempat lain atau di pinggir perempatan tersebut. “Seperti Boyolali yang merubah Tugu Jam menjadi Monumen Susu Tumpah atau Ponorogo ada Patung Reog,” ungkapnya memberi masukan.

Sebelumnya anugerah Parasamya Purnakarya Nugraha merupakan apresiasi yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Kabupaten, Kota atau Provinsi yang berhasil menyelesaikan pembangunan dengan baik dan sempurna untuk meningkatkan kesejahteraan selama 5 tahun terakhir.

Sementara itu Bupati Pacitan Indartato di tempat terpisah angkat bicara menyampaikan bahwa keputusan pembangunan Parasamya merupakan wujud apresiasi atas kerja keras seluruh komponen dan masyarakat.

Sedangkan ke depan Pemda Pacitan tidak hanya membangun tugu di Penceng saja, direncanakan usai tahun ini beberapa tugu juga akan dibangun di lokasi strategis lain. Hal tersebut mengingat ikon dan prestasi yang dimiliki Pacitan sangat banyak. “berbagai masukan tentu bagus, dan kami mengucapkan terima kasih telah turut serta terlibat dalam pembangunan Pacitan kita tercinta ini,” tutur Bupati. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Ratusan Lansia Sambangi Pendopo Hingga Halking

Bagi sebagian masyarakat dapat berkunjung Kantor Bupati Pacitan (Pendopo) merupakan suatu yang langka, namun hari 04/04/19 ini para lansia dari Desa Losari kecamatan Tulakan berkesempatan berkunjung dan menyaksikan langsung seluruh aktivitas pusat pemerintahan Kabupaten Pacitan tersebut. “Umumnya mereka baru pertama berkunjung kesini,” ujar Edi Kepala Desa setempat.

Kedatangan 100 lansia tersebut merupakan tindak lanjut dari kunjungan Ketua PKK Kabupaten Luki Indartato saat penilaian Lomba Desa Beberapa Pekan lalu, agar seluruh masyarakat dapat melihat langsung Pendopo. “Keinginan mereka luar biasa untuk dapat berkunjung kemari,” ungkap Dodi Sumarsono Camat Tulakan.

Bupati Pacitan Indartato bersama Istri Luki Indartato berkesempatan menyambut langsung para tamu yang datang, pada kesempatan itu Bupati menceritakan bahwa panggilan Halking atau Halaman Wingking pertama di ucapkan pada era Bupati Muchtar Abdul Kadir dan menjadi julukan hingga kini.

“Termasuk Halking adalah milik rakyat dan terbuka untuk semua, sudah sepantasnya Bapak Ibu datang kesini, dan memang saya berpesan kepada seluruh warga masyarakat, sebelum mengunjungi destinasi lain di luar Pacitan saya berharap berkunjung dulu ke Pendopo, agar semakin mengenal pemerintahan dan semakin terjaga tali silaturahmi antar kita,” Tutur Bupati. (Budi/anjar/riyano/wira/DiskominfoPacitan).