Berita terbaru

Jamali, Upaya Lebih Dini Menyehatkan Jajanan Keliling

 

 

 

Jajanan keliling yang biasa dijual di sekolah-sekolah harus sehat. Baik dari bahan, penanganan, maupun saat dikonsumsi. Itu sejalan dengan upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan melalui dinas terkait untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. “Tentunya masih ada upaya-upaya lain yang saling terkait dan mendukung. Baik dari Dinas Kesehatan sendiri maupun OPD lain,” kata Bupati Indartato saat peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-54 di alun-alun kota, Minggu (25/11/2018).

Melalui pencanangan penyehatan jajanan keliling atau Jamali (penjamah makanan keliling) salah satunya. Dimanan tujuannya untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit, dan mencegah penjualan makanan yang akan merugikan konsumen. Nantinya, para petugas dari masing-masing Puskesmas diwilayah mengkordinir para pedagang keliling. Tidak itu saja. Pada peringatan HKN kali ini juga dilaksanakan ikrar Jamali oleh perwakilan pedagang.

 

Dalam ikrar disebutkan bahwa mereka akan menyediakan bahan olahan pangan bermutu dan berkualitas. Selain itu, dalam pemrosesan akan menggunakan standar pengolahan makanan sehat, tanpa menambahkan bahan-bahan berbahaya sehingga merugikan kesehatan.

Menurut Bupati, dalam perda nomor 5/2016 tentang RPJMD, arah pembangunan kesehatan ada tiga. Yakni perilaku sehat, lingkungan sehat, dan pelayanan kesehatan prima. “Semoga kita dapat melaksanakannya,” tegasnya sambil berharap agar kegiatan Jamali maupun Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) terus dilakukan.

Pada kesempatan itu pula diserahkan penghargaan dan piala dari kejuaraan lomba pada rangkaian HSN. Diantaranya lomba STBM yang dimenangkan oleh Puskesmas Kecamatan Tulakan, disusul Kecamatan Tegalombo serta Pacitan. Tak ketinggalan, sebanyak enam desa ikut mendeklarasikan STBM, yaitu Desa Tambakrejo (Pacitan), Kluwih (Tulakan), Sawahan (Donorojo), serta Mendolo Lor, Ploso, dan Kendal (Punung).

Sebelumnya, pada pagi hari, Bupati Indartato dan Wakil Bupati Yudi Sumbogo bersama-sama Forkopimda melaksanakan senam bersama, dilanjutkan dengan jalan sehat dengan rute jalan-jalan protokol Kota Pacitan. (humaspacitan/DiskominfoPacitan)

 

 

Strategi Pelayanan Perpustakaan Berbasis Social Approach

Tantangan pelayanan perpustakaan dewasa ini semakin berat. Teknologi yang berkembang pesat telah banyak berpengaruh pada mindset masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja bahkan orang tua. Budaya tutur, mendongeng, membaca buku sudah semakin usang dan banyak ditinggalkan masyarakat kita. Teknologi dianggap dewa yang bisa menyelesaikan semua persoalan kehidupan. Dan ketika karakter masyarakat kita terutama generasi muda berubah secara drastis, baru kita semua kelabakan. Sopan santun yang mulai hilang, keberanian anak terhadap orang tua dan guru yang tanpa kendali bahkan cenderung bersifat destruktif, kebaikan yang mulai terkikis jaman dan banyak hal negatif lainnya yang seharusnya tidak terjadi tapi kita menghadapi setiap hari. Perpustakaan sebagai source of knowledge (sumber pengetahuan) masyarakat memiliki tanggung jawab moral untuk turut serta merubah tantangan tersebut menjadi peluang. Bidang Layanan dan Koleksi berupaya untuk selalu dekat dengan pemustaka dan mengembangkan sebuah sistem pelayanan berbasis social approach (pendekatan social) untuk memberikan pencerahan dan pencerdasan masyarakat sebagai bagian dari layanan akses informasi seluas-luasnya secara positif. Sehingga diharapkan masyarakat, generasi muda kita mengerti dan memahami serta bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang salah mana yang benar, mana yang boleh mana yang tidak boleh, mana yang hanya untuk kepentingan sesaat mana yang untuk masa depan.

Dengan membuka peluang kerjasama seluas-luasnya kepada berbagai pihak, dimana salah satunya dengan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) SMP se-Kabupaten Pacitan, maka akan semakin luas pula sasaran yang akan dicapai (masyarakat). Dengan demikian, masyarakat yang mengenal Perpusda akan semakin banyak.

Bulan November ini, kembali untuk kesekian kali Dinas Perpustakaan Pacitan menjadi tempat dilaksanakannya MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Seperti acara-acara MGMP sebelumnya, acara ini bahwasanya juga merupakan bentuk kerjasama Bidang Layanan dan Koleksi dengan pihak-pihak yang ingin melaksanakan acara di Dinas Perpustakaan Pacitan, dimana kami memberikan pinjaman fasilitasi tempat pelaksanaan acara.

Setidaknya bulan November ini, ada 3 MGMP SMP yang mengadakan kegiatannya di Disperpusda. Dalam urutan pertama terdapat acara MGMP Bahasa Inggris SMP Se-Kabupaten Pacitan yang dilaksanakan pada tanggal 7 November 2018 dengan jumlah peserta 40 orang, di-Ketuai oleh Supriyadi, S. Pd., M. Pd. Masuk dalam jadwal kedua adalah MGMP Bahasa Jawa SMP se-Kabupaten Pacitan yang dilaksanakan esoknya, tanggal 8 November 2018 dengan jumlah peserta 31 orang, di-Ketuai oleh Hartanto, S. Pd.

Terakhir adalah MGMP SMP 4 Arjosari Pacitan yang dilaksanakan pada 19 November 2018, yang mengambil tema musyawarah analisis butir soal dengan narasumber Ibu Ririn Hasbianti, S.Psi.

Dalam kesempatan ini pula, Edi Sukarni, S. Sos, M. Pd “didapuk” memberikan sambutan mewakili Kadin Perpusda yang tidak dapat hadir. Berkaitan dengan kerjasama ini, Beliau berkesempatan untuk menyampaikan kepada para pendidik yang hadir bahwa Dinas Perpusda akan siap memberikan bantuan literasi di sekolah dan mengajak sharing bersama jika nantinya pihak sekolah mempunyai kendala dalam peningkatan literasi. Beliau memperkenalkan profil Perpusda sekaligus menghimbau kepada undangan yang hadir untuk senantiasa mengajak putra-putrinya untuk berkunjung ke Perpusda.

Antusiasme para undangan yang hadir mengenai Perpusda rupanya baik. Terlihat dari antusias mereka bertanya kepada petugas layanan Perpusda mengenai jadwal layanan dan mereka banyak yang mendaftarkan diri sebagai anggota Perpusda dengan membuat kartu anggota setelah acara selesai. Dan inilah yang dimaksud dari sebuah “pedekate” ke MGMP untuk menaikkan literasi, dengan cara menarik minat para pendidik terhadap Perpusda dan nantinya mereka akan mengajak putra-putrinya untuk datang ke Perpusda. Selain itu mereka diharapkan akan lebih aktif dalam melakukan sharing dengan Perpusda mengenai masalah-masalah yang kaitannya dengan peningkatan literasi.

(Penulis : Ryn Surya/Editor by : Eds/ Doc. Pict and Video Edit by : Nisha Permana/ Dinas Perpustakaan Pacitan/DiskominfoPacitan)

Tangkal Tren Global Nikah Dini Karena MBA

Pernikahan dini cenderung berdampak negatif. baik kepada diri, pasangan, keluarga bahkan masyarakat. Dewasa ini pernikahan dini umumnya disebabkan oleh faktor hamil di luar nikah atau Married by Accident (MBA) yang akan menghasilkan generasi keluarga yang tidak mampu berkompetisi di tengah masyarakat dan hasilkan keturunan yang cenderung kurang berkualitas.

Kalimat itu disampaikan Dina Luminto, sebagai koordinator Prov Prog ADB Kinerja OPG pada Seminar Peran Keluarga dalam melakukan pencegahan pernikahan dini yang diselenggarakan Bagian Kesra hari ini 22/11/18 di Pendopo.

Faktor teknologi informasi juga dikatakan sebagai penyebab vital yang acap kali di kesampingkan orang tua. Umumnya mereka hanya mencukupi segala sesuatu yang diminta oleh anak tanpa memperhatikan aspek dasar kebutuhan primer yakni alat komunikasi berupa smartphone dengan berbagai pengaruhnya.

“Pengaruh Smartphone sangat besar, ironisnya orang tua tidak menyadarinya,” katanya. Karena sebagian besar kasus yang menimpa anak sampai mengalami pergaulan bebas hingga terjeblos pada MBA adalah smartphone tersebut. Diperparah ketika orang tua berada di perantauan, hubungan yang tidak harmonis atau bahkan Broken Home serta pengaruh lingkungan.

Dina juga menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Pacitan yang terus berupaya mencegah angka pernikahan dini dengan secara intens menggelar berbagai sosialisasi. “Bicara angka tertinggi maka bagian timur Jatim yang hingga saat ini mendominasi,” Ungkapnya.

Sebagai Penasehat Organisasi Wanita, Luki Indartato seusai kegiatan menyampaikan bahwa para perempuan agar dapat menjaga diri dengan baik. Berfokus pada masa depan serta mempersiapkan diri menjadi ibu dari anak-anak yang sehat dan cerdas. Sehingga menghasilkan generasi-generasi berkualitas.

Sosialisasi tersebut rencana juga akan digelar di seluruh wilayah. termasuk memaksimalkan para tokoh agama untuk turut serta memantau dan mengawal perkembangan pergaulan generasi muda dilingkungannya. “Masalah ini bisa selesai ketika anak-anak ini dipahamkan mengenai hukum syar’i, sehingga mereka takut melakukan kesalahan walaupun tanpa pengawasan yang berarti, maka para Kyai desa tersebut sangat berperan,” kata Arbangi Kabag Kesra kepada Dsikominfo. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).

TPA Plus AZ-Zalfa Menggandeng Dua Mobil Pusling Sebagai Bentuk Kerjasama Dengan Bidang Layanan Dinas Perpustakaan Pacitan Dalam Festival Literasi Sarasehan Pendidikan di Pendopo

Riuh suara tawa anak-anak kecil meramaikan suasana pendopo Kabupaten Pacitan pagi itu, Sabtu 17 November 2018. Sekitar pukul 07.00 WIB pagi, 2 mobil Pusling (Perpustakaan Keliling) sudah terparkir cantik di jalan pelataran samping kiri pendopo (jalan keluar), kebetulan gerbang pintu keluar pada hari Sabtu dan Minggu ditutup, jadi tidak akan ada mobil yang melintas keluar melalui jalan itu.

Melihat mobil pusling sudah siap dibuka untuk layanan, guru-guru Az-Zalfa bergegas menata tikar tepat di samping mobil. Anak-anak dibimbing oleh orang tuanya untuk menghampiri Pusling. Rupanya acara pertama pagi itu adalah orang tua membacakan buku-buku dari mobil pusling untuk anak-anak mereka. Hal ini dilakukan sesuai dengan project yakni program GERNAS BAKU (Gerakan Nasional Orang Tua Membacakan Buku) untuk anak-anak demi membangun dan meningkatkan budaya  literasi sejak usia dini.

Bidang Layanan Dinas Perpustakaan mengirimkan 2 mobil pusling dalam acara tersebut sebagai bentuk kerjasama dengan TPA Plus Az-ZALFA dalam melaksanakan Festival Literasi Sarasehan Pendidikan. Harus pembaca ketahui bahwa tahun 2018 ini TPA Plus Az-Zalfa telah meraih prestasi yang luar  biasa di dunia Pendidikan tingkat Nasional, yakni menjadi salah satu dari 102 sekolah Paud TK seluruh Indonesia dalam Pilot Project Generasi GERNAS BAKU Nasional. Selain prestasi tersebut, TPA Plus Az-Zalfa juga meraih Top 40 Otonomi Award tingkat Nasional. Sungguh prestasi yang sangat membanggakan dunia Pendidikan Kabupaten Pacitan khususnya.

Dalam seminar yang bertajuk “Festival Sarasehan Pendidikan, Membangun Budaya Literasi Anak Di Sekolah dan Di Rumah”, Suyanti, S. Pd menyampaikan  kepada audience sejumlah 140 orang tentang 6 macam literasi yang harus dibangun dalam diri anak-anak yakni Literasi Baca, Hitung, Sains, Tekhnologi, Budaya Kewarganegaraan, dan Literasi Keuangan.

Di tengah-tengah acara dipersembahkan sajian mini show oleh siswa-siswi Az-Zalfa yaitu dance Baby Shark dan dance gerakan Gernas Baku yang didampingi oleh para Miss-Miss (sebutan Ibu Guru Az-Zalfa).

Endro Wahyudi, seorang Sastrawan yang hadir sebagai Pemateri dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa, “Literasi itu sama dengan Keberaksaan. Membudayakan satu kekuatan Budi Pekerti untuk membangun anak dengan literasi melalui Multi Literasi. Dengan meluangkan waktu kepada anak untuk mendongengkan sebuah cerita dengan cara mengekspresikan apa yang Anda baca, misalnya membunyikan suara hujan, kemudian anak mampu menirukan suara hujan maka disitu secara tidak langsung Anda telah membangun Literasi Bunyi kepada anak”.

Beliau juga memberikan pesan kepada Guru dan wali murid yang hadir dalam seminar, “Kita tidak bisa menghakimi anak, tapi kita bisa menetralisir mereka mengenai pemahaman dan penyerapan mereka terhadap sesuatu. “

Suyanti, S.Pd (Pengelola Pengurus TPA Plus Az-Zalfa Pacitan) dalam wawancara khusus dengan kami di samping mobil pusling, beliau menyampaikan bahwa kelancaran acara ini didukung oleh Dinas Perpustakaan Pacitan. Beliau mewakili TPA Plus Az-Zalfa mengucapkan terimakasih banyak kepada Dinas Perpustakaan Pacitan atas kerjasamanya dan berharap ke depannya akan selalu siap digandeng oleh pihaknya demi melancarkan program pilot project yang telah diemban oleh TPA Plus Az-Zalfa Pacitan. Beliau juga mengatakan bahwa tujuan diadakan acara ini adalah untuk mensukseskan gerakan literasi Nasional, sebagai wujud implementasi gerakan literasi yang dimulai secara internal dengan melibatkan wali murid yang nantinya wali murid akan diminta membuat Reading Corner (Pojok Baca) bersama anak-anak di rumah mereka masing-masing, yang nantinya akan ditinjau dan dinilai oleh kami pihak sekolah dikarenakan Reading Corner tersebut akan dilombakan. Selain itu beliau mengatakan akan rutin mengajak anak didik mereka untuk datang ke Perpusda, dan memberikan saran kepada wali murid untuk sering mengajak putra-putri mereka berkunjung ke perpusda di sela-sela waktu luang.

(Penulis : Ryn Surya/  Doc. Pict n Video Edit By : Nisha Permana/ Dinas Perpustakaan Pacitan/Diskominfo Pacitan)

Showcase Stimulus Pemerataan Kualitas Pendidikan

kualitas pendidikan utamanya tingkat menengah atau SMP/MTS di Kabupaten Pacitan setiap tahun terus mengalami kenaikan. Terbukti pada tahun ini SMP Negeri 1 Pacitan berada pada posisi 97 dari 8081 SMP/MTS di Provinsi Jawa Timur. Capaian membanggakan tersebut disampaikan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pacitan Cahyo Herlambang disela kegiatan Showcase 2018 yang di laksanakan di halaman Pasar Sawo pagi ini 21/11/18.

Selain memperoleh prestasi tersebut sekolah yang berada tepat di selatan alun-alun itu juga menjadi sekolah Rujukan yang mempunyai lima sekolah Imbas. Yang pada saat ini menggelar Pentas Seni (Showcase) dengan menampilkan berbagai kegiatan pameran produk pertunjukan seni budaya serta Lomba Penulisan Esai (Antologi).

Nantinya kegiatan Showcase dapat memotivasi ke lima sekolah Imbas tersebut agar naik levelnya menjadi sekolah Rujukan. Menjadi pendamping SMP Negeri 1 Pacitan di wilayah-wilayah. Muaranya adalah kualitas pendidikan di Pacitan menjadi merata. “Dukungan luar biasa dari pemerintah harus kita manfaatkan untuk kemajuan pendidikan,” ucap Cahyo mengajak Kepala Sekolah lain. (Budi/Anj/Riyanto/DiskominfoPacitan).