Berita terbaru

Event Indonesia Development Forum, Produck Unggulan UK UKM PACITAN Jadi Percontohan

Geliat UKM di Pacitan mengirimkan angin segar untuk para penggiat di kota lain. Menjadi bukti bahwa Usaha mikro juga bisa berkembang besar. Pasalnya UKM yang difasilitasi Dinas Koperasi dan UM kabupaten Pacitan masuk dalam event nasional, dalam acara Indonesia Development Forum (IDF) 2018 oleh Bappenas.

Acara yang dibuka Wapres RI Yusuf Kalla di Ritz Cariton Hotel Mega Kuningan Jakarta Selatan berlangsung selama 2 hari, 10 dan 11 Juli 2018. Acara juga dihadairi Mendagri, Menpan, Menteri lingkungan hidup, Gubernur Jatim Soekarwo, dan beberapa undangan yang lain.

Dalam forum tersebut dipilih program UK yang kreatif dan inovatif dilaksanakan daerah dan akan menjadi percontohan pengelolaannya secara nasional.

Salah satu produck unggulan UKM Pacitan adalah tepung Mocaf. Tepung yang berbahan baku ketela pohon itu kini telah dikemas menarik.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Pacitan Eni Styowati mengatakan ada banyak sekali tantangan dalam merintis usaha kecil di Pacitan. “Ketelatenan dengan inovasi akhirnya membuahkan hasil. Penjualan tepung Mocaf naik 167% atau 77kg pertahunnya. Mocaf juga sudah tersedia di Tokopedia, Instagram, influencer medsos, dan kini sudah sampai di Ambarukmo Plaza,” tuturnya bangga.

Selanjutnya Eni juga memaparkan, setelah keperantaraan pasar direalisasi, melihat perkembangan pasar yg ada, beberapa UKM di Pacitan tertarik mengikutinya, akhirnya Dinas mengemas diagnosa usaha UKM dan sudah di kurasi atau dinilai oleh tim Dinas, kompak dan usaha desa serta pelaku2 usaha Pacitan. “Kami berharap keperantaraan pasar menjadi media yg pas uk UKM menuju pasar hingga omset sesuai harapan,” tutur Eni.

(DinasKoperasiPacitan/Diskominfo)

Reuni SMA di Pacitan, SBY Bernotalgia dan Beri Pesan Generasi Muda

NOSTALGIA: Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono memberikan sambutan saat Reuni Emas SMA 271 angkatan tahun 1968. Selain bernostalgia, SBY juga menitipkan pesan bijak bagi generasi muda Kota 1001 Gua. (Foto: Purwo/RSP/Diskomifo)

 

Pacitan – Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono pulang kampung. Kedatangan SBY untuk menghadiri Reuni Emas SMAN 1 Pacitan tahun 1968. Dia pun disambut ratusan teman sekolah dengan acara khusus di Pendopo Kabupaten, Jalan JA Suprapto, Sabtu (14/7) malam.

Saat memberikan sambutan, tokoh yang pernah memimpin Indonesia 2 periode itu banyak bernostalgia selama di SMA. Cerita tentang kerja keras pun sempat diungkap SBY melengkapi kesaksian rekan-rekannya. Seperti mencetak batu bata, membuat genteng, dan mengangkut kayu.

“Kita juga mengumpulkan batu dari Desa Purwoasri, Kecamatan Kebonagung menggunakan truk waktu itu,” kenangnya tentang aktivitas di luar jam sekolah yang pernah dijalani SBY muda.

Dia pun berterimakasih kepada para guru yang mendidiknya selama menimba ilmu di sekolah yang saat itu bernama SMA 271. Buah kedisiplinan tinggi, banyak lulusannya kelak menjadi orang sukses. SBY pun ingat bagaimana para pendidik menanamkan nilai kebangsaan kepada murid-muridnya.

“Kemudian kita suruh ngapalin Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Banyak yang tidak hapal, stres semua,” ujar SBY disambut tawa hadirin.

Tak lupa SBY mengajak para sahabatnya meneruskan pengabdian kepada bangsa dan negara sebagai bentuk ibadah. Sebab, lanjut SBY, pengabdian tak mengenal batas. Pun seperti yang dia lakukan selama 10 tahun memimpin NKRI.

Salah satunya dengan menempatkan Indonesia Apalagi 10 tahun sebelumnya negeri ini mengalami krisis.

“Sekarang (tahun) 2018. Kita ingin G-20 ini betul-betul kita jaga,” pesannnya.

SBY menganalogikan warga Pacitan seperti ilalang yang tumbuh di tanah gersang. Tantangan hidup yang berat membuatnya tangguh menghadapi tantangan kehidupan.

Karakter yang tentu sangat berbeda dengan tanaman perdu yang tumbuh di lahan gembur. Tanaman jenis ini mudah tercerabut saat diempas angin kencang.

SBY pun berpesan agar generasi muda Pacitan tidak minder menunjukkan eksistensinya.  Mereka diminta terus memacu diri guna mewujudkan masa depan lebih baik.

“Malam ini kita sebagai kakek dan nenek mereka, sampaikanlah bahwa justru lingkungan alam yang keras, tantangan yang tidak ringan membikin seseorang harus memiliki semangat, motivasi, cita-cita, serta keyakinan untuk sukses,” katanya. (PS/PS/RSP/Diskominfo)

KERJASAMA PELAYANAN DAN PEMBINAAN BIDANG LITERASI DALAM PENINGKATAN MINAT BACA SISWA DAN MASYARAKAT LUAS

Senin (02 Juli 2018 ), Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan ( diwakili oleh Warito, SH selaku Kadin,  Edi Sukarni selaku Kabid Layanan dan Koleksi, Nurhadi selaku Kabid Pembinaan, Daimah selaku Kasi Koleksi, dan Joko Wahyudi selaku Kasi Pelayanan dan Otomasi) melakukan kunjungan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan dan Rumah Sakit dr. Darsono Pacitan. Kunjungan pertama diadakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan dengan tujuan mengajukan kerjasama pelayanan dan pembinaan bidang literasi dalam peningkatan minat baca siswa. Rombongan Kami diterima dengan sangat baik oleh Daryono selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, Anna Sri Mulyati selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan beserta para staf yang berada di ruang tunggu pelayanan saat itu.

Pembicaraan diawali dengan “Kolonuwun” oleh Warito, SH (Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan), dilanjutkan dengan penjelasan pengajuan bentuk kerjasama oleh Edi Sukarni (Kabid. Layanan dan Koleksi Disperpusda) dan Nurhadi (Kabid. Pembinaan).

Edi Sukarni mengatakan , ” Setelah upaya peningkatan literasi dari tingkat TK – SMA yang dilakukan sejak 1 tahun  lalu, hasil analisis ditemukan bahwa program minat baca siswa masih tergolong rendah. Sedangkan saat minat baca anak atau siswa tinggi, maka akan mudah untuk menerima pelajaran yang diberikan di sekolah.  Untuk itu kita perlu memberikan dorongan kepada 3 pilar yakni siswa, manajemen sekolah, dan orang tua. Pada kenyataannya selama satu tahun ini anak-anak masih terlalu terpengaruh dengan efek negatif tekhnologi utamanya HP. Demi peningkatan minat baca siswa maka perlu diadakan kerjasama dalam 3 bidang yakni pelayanan, pengembangan dan pembinaan perpustakaan. Kami mohon ijin kepada Dinas Pendidikan untuk melaksanakan program ini di sekolah-sekolah mengingat lembaga tersebut berada di bawah naungan Dinas Pendidikan. “

Bapak Daryono (Kadin Dinas Pendidikan) menerima dengan senang hati bentuk kerjasama yang diajukan oleh pihak Dinas Perpustakaan Daerah Kabupaten Pacitan seperti yang diungkapkan beliau, ” Kerjasama dan kolaborasi dalam bentuk apapun oke-oke saja. Saya atas nama Dinas Pendidikan merasa senang menerimanya sepanjang hal tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar lebih maju. Kami selalu open, dan bisa kita bicarakan lebih lanjut secara tekhnis agar sesuai aturan. Bagaimanapun juga Dinas Pendidikan adalah dinas yang membawahi perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah. Untuk itu kerjasama ini harus ada pembagian tugas dengan baik antara Dinas Pendidikan dan Dinas Perpustakaan Kab Pacitan.”

Berhubungan dengan masalah tentang dampak negatif kemajuan tekhnologi ( utamanya HP ), Ibu Anna Sri Mulyati menjawab , ” Kita tidak bisa menghindari kemajuan tekhnologi itu sendiri karena jika Kita menghindari maka kita akan ketinggalan jaman. Yang harus kita lakukan adalah menggunakannya dengan bijak.”

Menanggapi hal tersebut Edi Sukarni menambahi , “Benar Bu, kita tidak boleh melarang penggunaan teknologi. Yang dapat kita berikan kepada siswa dan orangtua mereka adalah penanaman pengertian, mana yang boleh dilihat mana yang tidak. Mana yang baik mana yang buruk, sehingga siswa dengan kesadarannya sendiri mampu memfilter dirinya sendiri terhadap tekhnologi yang digunakannya. Serta mampu memahami dan membagi waktu mereka untuk belajar, membantu orang tua, dan bermain serta menggunakan teknologi itu sendiri”.

Kunjungan kedua dilakukan di Rumah Sakit dr. Darsono Kabupaten Pacitan dengan tujuan melanjutkan pembicaraan mengenai pengadaan Taman Baca Masyarakat atau Pojok Baca yang ditempatkan di salah satu sudut ruang tunggu yang ada di RS. dr. Darsono Pacitan. Ibu Suyatni selaku Kasi Informasi di RS. dr. Darsono menjelaskan bahwa persiapan sudah hampir selesai tinggal menunggu penentuan hari launching. Pak Edi Sukarni pun menjelaskan bahwa buku-buku yang akan ditempatkan di pojok baca tersebut akan diserahkan tepat pada saat launching.

Kunjungan terakhir ( 04 Juli 2018 ) adalah ke Kemenag dengan menemui Bapak M. Nurul Huda sebagai Kepala Kemenag. Hasil yang didapatkan dari kunjungan tersebut adalah disepakatinya kerjasama yang  baik antara Dinas Perpustakaan dan Kemenag Kab. Pacitan tentang upaya peningkatan minat baca siswa melalui 2 program yaitu pelayanan perpustakaan keliling dan program peningkatan literasi di MI, Mts, dan MA yang merupakan lembaga pendidikan di bawah naungan Kemenag. Kegiatan kerjasama ini misalnya mengajak siswa-siswi MI, Mts, dan MA berkunjung ke Dinas Perpustakaan Pacitan untuk meningkatkan minat baca mereka. Perlu diketahui oleh pembaca bahwa jumlah sekolah MI di Pacitan sebanyak 107 sekolah, Mts kurang lebih sekitar 50 sekolah, dan MA kurang lebih sekitar 25 sekolah.

Dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan upaya peningkatan minat baca siswa dan masyarakat luas akan lebih mudah dilakukan sehingga tercapai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. (Penulis : Ryu Surya&Nisha ; Video by : Yusnafiza / Dinas Perpustakaan Pacitan/Diskominfo Pacitan)

Peningkatan Kapasitas Linmas, Upaya Preventif Hadapi Bencana Alam

Beragamnya ancaman potensi bencana alam di Kabupaten Pacitan membuat pemerintah daerah menyiapkan sejumlah program pencegahan. Salah satunya dengan penguatan kapasitas personil Perlindungan Masyarakat (Linmas) satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). “Ini (bimbingan teknis) menjadi salah satu upaya preventif. Sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan (bencana alam), dapat cepat ditanggulangi,” ucap Bupati Indartato usai membuka bimbingan teknis bagi aparatur Satpol PP yang membidangi Linmas dan anggota Satlinmas dalam membantu penyelenggaraan penanggulangan bencana di gedung Karya Dharma, Rabu (11/7/2018).

Keterlibatan Satlinmas dalam musibah bencana alam sendiri menjadi tupoksi, sebagai bagian dari tugas pemerintah daerah melalui Satpol PP. Dimana didalamnya terdapat bidang perlindungan masyarakat.

Bupati berharap agar anggota Linmas bekerja dengan ikhlas. Sebab apa yang mereka lakukan didasari  rasa kemanusiaan. “Tidak berhenti begitu saja. Setelah dilatih, ikhlas mengabdikan diri untuk kepentingan kemanusiaan,” harapnya.

Saat membacakan sambutan Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kemendagri Eko Wibowo, Kasubdit Perlindungan Masyarakat Beni M Pakpahan mengatakan pihaknya telah mengeluarkan peraturan terkait penyelenggaraan peningkatan kapasitas anggota Linmas. Sehingga pemerintah tingkat provinsi dan kabupaten dapat menggelarnya secara reguler. “Kita ingin agar para peserta dapat aktif dan menyerap apa yang disajikan narsum. Sehingga kemudian dapat diaplikasikan dan memberi manfaat untuk masyarakat,” katanya.

Bimtek sendiri diikuti puluhan peserta. Baik dari kecamatan dan Satpol PP. Termasuk ketua FKKD tingkat kecamatan, kades, komandan Linmas, dan komandan regu deteksi dini. Selain dari Kemendagri, kegiatan tersebut juga menghadirkan narasumber dari Satpol PP Provinsi Jawa Timur, BMKG Yogyakarta, Dandim 0801 Letkol (Kav) Aristoteles H N Lawitang, dan BPBD Kabupaten Pacitan.

(DiskominfoPacitan/humaspacitan)