Berita terbaru

Bupati : Tanah Kita Labil

Ancaman tanah longsor di wilayah Desa Mangunharjo, Arjosari memaksa ratusan warga dievakuasi. Mereka merupakan warga RT 1, 2, dan 3 Dusun Tegal. “Kita memang harus hati-hati. Karena tanah kita ternyata tanah labil,” kata Bupati Pacitan Indartato ketika mendatangi lokasi pengungsian di Pondok Pesantren Roudhon Al Hikam, Senin (11/12/2017).

Di lokasi pengungsian tersebut saat ini ada 303 jiwa pengungsi dari 105 KK. Baik anak-anak maupun orang tua. Pengungsi terakhir adalah seorang laki-laki bernama Bejan. Ia yang sebelumnya bersikeras tidak bersedia dievakuasi, akhirnya diangkut paksa oleh regu penolong. Di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan sendiri total ada sekitar 7.000 orang pengungsi.

Menurut bupati ada 180 titik rawan longsor terdeteksi di wilayah ujung tenggara Provinsi Jawa Timur ini. Melihat banyaknya titik itu, bupati kemudian meminta kepada instansi terkait untuk memetakan titik-titik aman pada kawasan rawan untuk kemudian digunakan sebagai lokasi pengungsian. “Tim geologi kita arahkan kesini (Kabupaten Pacitan,Red),” ucapnya.

Tak hanya tim geologi. Pemkab juga menyediakan menerjunkan para psikolog untuk membantu memulihkan kondisi psikologis para korban. “Kita lakukan evakuasi seperti di Mangunharjo untuk menghindari korban jiwa. Meski mereka tetap menjadi korban secara psikis,” terang bupati.

Usai mendatangi pengungsi di Desa Mangunharjo, bupati dan rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Papringan, Desa/Kecamatan Tulakan. Lokasi dimana puluhan warga mengungsi setelah muncul retakan tanah dan longsor. Selain itu, pada lokasi yang sama, satu unit menara SUTT terancam roboh. (arif/nasrul/tarmuji/danang/humaspacitan)

Presiden Jokowi Kunjungi Pacitan, Pemerintah Upayakan Pemulihan Pascabencana Secepatnya

TINJAU DAMPAK BENCANA: Presiden RI Joko Widodo mendengarkan keterangan Bupati Indartato terkait bencana banjir dan longsor yang melanda Pacitan beberapa waktu lalu. Kepala Negara mengunjungi beberapa lokasi terdampak. Salah satunya tanggul jebol di Kelurahan Ploso. (Foto: Ageng)

Pacitan – Sejumlah fasilitas umum rusak akibat bencana banjir dan longsor yang melanda Pacitan, Selasa (28/11) lalu. Pemerintah akan mengupayakan pengerjaan selesai akhir Desember ini.

“Maksimal akhir bulan ini harus sudah selesai,” kata Presiden RI Joko Widodo saat jumpa pers di sela kunjungan ke SMPN 1 Arjosari, Sabtu (9/12) sore.

Perbaikan dimaksud salah satunya normalisasi  jalan penghubung antar kabupaten yang bahu jalannya tergerus air. Ini tampak di jalur provinsi Pacitan-Ponorogo maupun Pacitan-Solo.

Insfrastruktur lain yang juga menjadi prioritas, lanjut Jokowi, adalah perbaikan tanggul jebol di Kelurahan Ploso. Presiden menetapkan tenggat waktu 2 minggu untuk penyelesaiannya.

“Saya beri waktu 2 minggu harus bisa diselesaikan ya,” tambah presiden yang mengenakan baju putih lengan panjang dan berkopyah.

KUNJUNGI SEKOLAH: Presiden Jokowi melihat langsung kerusakan sarana prasarana sekolah akibat diterjang banjir. Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah SMPN 1 Arjosari, Jl Pacitan-Nawangan, Kec. Arjosari. (Foto: Purwo)

Selain merusak infrastruktur, banjir dan longsor juga menyebabkan kegiatan belajar mengajar di sejumlah sekolah terganggu. Ini menyusul rusaknya gedung maupun sarana prasarana di dalamnya. Sejauh ini dilaporkan ada 89 gedung sekolah rusak.

Terkait pemulihan sarana bidang pendidikan seperti buku-buku maupun komputer, lanjut Jokowi, hal tersebut sudah disiapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diharapkan akhir Januari tahun depan kebutuhan yang ada sudah terpenuhi.

“Segera ini bisa pemulihan kembali sehingga anak-anak mulai belajar nanti di Januari sudah masuk itu sudah hampir semuanya siap,” tandasnya didampingi Menteri PUPR Basuki Hadi Mulyo, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Bupati Pacitan Indartato.

Selama berada di Kabupaten Pacitan, presiden dan rombongan melihat langsung beberapa lokasi paling parah terdampak bencana. Antara lain tanggul jebol di Kelurahan Ploso, Kecamatan Pacitan dan SMPN 1 Arjosari.

Presiden juga mendatangi dua pondok pesantren terbesar di Pacitan. Yaitu Ponpes Tremas dan Ponpes Al Fattah, Kikil, Arjosari. Kedua lembaga pendidikan Islam tersebut juga tak luput dari kerusakan akibat banjir. (PS/PS)

Jokowi : Jaga Ukhuwah Ihsaniyah

Presiden Joko Widodo mengunjungi Kabupaten Pacitan, Sabtu (9/11/2017). Kedatangannya kali ini untuk melihat langsung lokasi-lokasi dan dampak bencana banjir bandang di Kecamatan Pacitan dan Arjosari, Selasa (28/11/2017) lalu. Menggunakan helikopter, Presiden ke-7 RI ini mendarat di lapangan udara Detasemen TNI AU Iswahjudi, Kelurahan Sidoharjo.

Dititik kunjungan pertama, presiden melihat langsung kondisi rumah-rumah warga yang porak poranda diterjang banjir dari aliran Sungai Grindulu. Lingkungan Krajan Kidul dan Lor manjadi kawasan paling parah. Itu terjadi setelah tanggul penahan jebol. Selain menyapa, Jokowi kemudian mencoba berinteraksi dengan warga. Suami dari Iriana ini juga memberikan semangat kepada para korban banjir bandang.

Sesuai agenda presiden kemudian melanjutkan kunjungan ke Pondok Pesantren Tremas, Arjosari. Di ponpes tertua di Kabupaten Pacitan itu Jokowi disambut para santri dan bertemu dengan sejumlah pengasuh.

Disitu ia berpesan kepada para santri dan khalayak yang datang untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Sebab bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Memiliki agama beragam. Demikian pula suku bangsanya. Tercatat ada 714 suku mendiami negara berdasar Pancasila ini. “Kita juga memiliki lebih dari 1.100 bahasa daerah. Tidak ada negara lain dimanapun yang memiliki, keragaman, kemajemukan seperti negara kita,” pesan Jokowi.

Ia lantas menceritakan pengalamannya bertemu dengan pemimpin negara-negara lain. Salah satunya Presiden Afganistan. Ketika ditanya jumlah suku bangsanya, jumlahnya hanya tujuh. “Oleh sebab itu saya mengajak semuanya untuk terus menjaga ukhuwah islamiyah kita, agar kita terus menjaga ukhuwah wathaniyah, agar kita terus menjaga ukhuwah ihsaniyah kita, agar kita terus menjaga ukhuwah basyariyah. Negara kita negara besar. Jangan sampai karena pilihan bupati, gubernur, atau presiden kita menjadi pecah,”tandasnya.

Usai ke Ponpes Tremas, presiden kemudian mengunjungi SMPN 1 Arjosari, dan Pondok Al Fatah Kikil. Agenda kunjungan ke Kabupaten Pacitan sendiri berakhir menjelang petang dan presiden beserta rombongan kembali ke Jakarta. (arif/nasrul/tarmuji/pranoto/danang/sopingi/humaspacitan)

Mendikbud: Pemerintah Akan Bangun Gedung Baru Bagi Sekolah  Yang Rusak Akibat Bencana

BANGUN UNIT SEKOLAH BARU: Mendikbud Muhadjir Effendi bersama Bupati Pacitan Indartato mendengarkan keterangan pihak sekolah terkait kerusakan SMP 2 Pringkuku karena bencana alam. (Foto: Purwo)

Pringkuku – Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi beberapa waktu lalu menimbulkan kerusakan sejumlah infrastruktur. Termasuk menimpa sarana dan prasarana sektor pendidikan. Salah satu yang terdampak parah  adalah SMPN 2 Pringkuku di Desa Ngadirejan Kecamatan Pringkuku.

Dari 12 lokal ruangan yang dimiliki, 10 lokal diantaranya mengalami kerusakan cukup parah. Bahkan, akibat rusaknya ruang kelas, ujian sekolah para siswa terpaksa dialihkan di salah satu rumah warga.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan  RI Muhadjir Effendy saat menyaksikan langsung kondisi sekolah yang rusak di SMPN 2 Pringkuku, Jumat (08/12) mengungkapkan, pemerintah akan mengupayakan gedung sekolah baru.Hal ini atas dasar pertimbangan kerusakan di lembaga pendidikan tersebut sangat parah.

“Kita usahakan unit sekolah baru hanya saja kita akan lihat beberapa kemungkinan apakah lokasinya tetap disitu karena tanahnya masih layak apa harus pindah,” katanya.

Saat ditanya awak media untuk sekolah sekolah lain yang juga terdampak bencana, Muhadjir Effendy belum berani memastikan. Semuanya harus melalui kajian dengan melihat kondisi kerusakanya.

Selain meninjau SMPN 2 Pringkuku yang terdampak tanah longsor, Mendikbud juga meninjau SMPN 1 Arjosari yang juga mengalami kerusakan akibat terjangan banjir. (PS/Riz/PS)

Mensos RI: Fokus Tangani Pengungsi dan Logistik Pasca Bencana

FOKUS PENGUNGSI DAN LOGISTIK: Mensos RI Khofifah Indar Parawansa simbolis menyerahkan bantuan bagi warga terdampak bencana diterima Lurah Ploso Khemal Pandu Pratikna. (Foto: Purwo)

 

Pacitan – Kementerian Sosial Republik Indonesia akan tetap fokus pada
penanganan pengungsi dan penyediaan logistik pasca bencana banjir dan
longsor melanda Pacitan, Selasa (28/11/2017) lalu.

“Untuk mempermudah suplai logistiknya maka ada
Permensos yang menseyogyakan kalau memang terjadi bencana alam, maka
bupati/walikota segera mengeluarkan SK Darurat,” kata Menteri Sosial
Khofifah Indar Parawansa di Ponpes Al Anwar, Ploso, Jumat
(8/12) pagi.

Dasar hukum tersebut, lanjut menteri yang kali kedua datang pasca
bencana, dapat menjadi dasar hukum pencairan beras pemerintah sebanyak
100 ton. Dengan begitu diharapkan tidak ada masyarakat korban bencana
yang luput penerimaan bahan makanan dan logistik. Jika cadangan beras
tersebut habis, masih ada celah mencairkan beras provinsi hingga 200
ton dengan dasar Peraturan Gubernur.

“Pastikan logistik tersuplai dengan aman pada saat terjadi bencana
alam,” pesan Khofifah di depan ratusan santri dan pengelola ponpes.

Pada kesempatan tersebut mensos melihat langsung dampak banjir di area
sekitar pondok yang menyisakan endapan lumpur dan kerusakan pada
beberapa bagian. Menteri simbolis menyerahkan bantuan berupa alat-alat
rumah tangga dan kelengkapan pondok.