Berita terbaru

Korban Bencana Banjir dan Tanah Longsor Capai 20 jiwa

Pacitan – Hingga 4 hari pasca bencana banjir dan tanah longsor tercatat 20 korban jiwa. Dari jumlah itu 10 korban telah diketemukan sedangkan 10 lainnya masih dalam pencarian. Demikian pernyataan resmi Komando Penanganan Darurat Bencana yang disampaikan Ketua Pusat Tanggap Darurat PRCPB, Letkol Kav A H. Lawitang, Jumat (01/12).

Komandan Kodim 0801 Pacitan itu menyampaikan, dari 20 korban jiwa, 6 diantaranya adalah korban banjir sedangkan 14 korban tanah longsor. 10 korban jiwa yang sampai saat ini belum diketemukan terdiri dari 1 korban banjir dan 9 korban tanah longsor.

“Kita akan terus melanjutkan pencarian disisa waktu yang tinggal 3 hari operasi tanggap darurat,” Kata Dandim.

Untuk upaya lebih lanjut tegas Dandim, pihaknya akan memfokuskan penanganan pengamanan terhadap warga masyarakat yang masih tinggal diresiko paparan bencana longsor. Terutama yang berada di pegunungan. Langkah lain adalah pencarian korban yang belum diketemukan serta penanganan pengungsi. Meliputi, masalah kesehatan, makan dan logistik. Pun demikian untuk keluar masuk bantuan agar dikelola satu pintu agar mempermudah pendistribusian.

Hingga berita ini disusun masyarakat korban bencana alam masih tinggal di pengungsian. Terdapat kurang lebih 2050 pengungsi yang menempati posko posko pengungsian. 978 orang tercatat pengungsi usia dewasa sedangkan sisanya anak anak. (Rizky)

APEL GABUNGAN TIM RELAWAN BENCANA ALAM DI KAB PACITAN

Pada 30 Nopember 2017 pukul 07.55 s.d 08.30 WIB, bertempat di Kampus Akademi Komunitas Negeri Pacitan Jl. Walanda Maramis Kel Sidoharjo, Kec/ Kab Pacitan telah dilaksanakan Apel Gabungan Tim Relawan Bencana alam Kab Pacitan diikuti sekitar 405 orang Tim relawan dipimpin oleh Letkol Kav Aristoteles Hengkeng Nusa Lawitang (Dandim 0801/ Pacitan).

A. Hadir dalam kegiatan sebagi berikut :

1. Letkol Inf Kaharudin (Kasiter Korem 081/DSJ)
2. Mayor Inf. Tomi (Pasi Rem Ops 081/DSJ)
3. Kompol Hendrik (Wakapolres Pacitan)
4. Seluruh Danramil jajaran Dim 0801 Pacitan.
5. Tim BPBD Pacitan.

B. Adapun Relawan sebagai berikut

1. Korem 081 / DSJ : 70 personil.
2. Yonif 511 : 135 personil.
3. Kodim 0801 Pacitan : 280 personil.
4. BKO Polda Jatim dan Polres Jajaran : 265 Personil.
5. Perhutani Pacitan : 16 orang.
6. PMI gabungan : 37 orang.
7. Basarnas : 85 orang.
8. Baznas Tanggap Bencana : 12 orang.
9. SAR FKM Solo : 6 orang.
10. MATA SAR : 25 orang.

C. Alat dan prasarana Tim evakuasi sbb :

a. Yonif 511 : 6 Truck MPS.
b. Korem 081 : 3 Truck dan 1 Ambulan.
c. Perhutani : 1 buah Cainso (gergaji potong)
d. PMI : 2 perahu karet, 2 Ambulans, 3 R4 Strada, 10 kantong mayat.
e. SAR FKM Solo : 2 Cainso, 2 Alkom, 6 pelampung.
f. Basnas tanggap bencana : 1 Alkom, 1 perahu karet, 1 genset, 2 mobil Strada, 1 Ambulans, 1 dapur umum + Tangki air.
g. SAR MTA : 3 unit LCR, 3 Cainso, 1 Alkom.
h. ACT Jatim : 2 perahu karet, 1 perahu mesin.
i. MDMC Muhamadiyah : 2 perahu karet, 1 Cainso.
j. Gabungan Polda Jatim : 3 ekor Anjing pelacak.

C. Dengan rangkaian kegiatan sbb :

1. Pukul 07.55 WIB, giat dimulai dilanjutkan penyampaian pembagian tugas oleh Letkol Kav intitinya sbb :

a. Laksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab dan jaga Psikologi para korban

b. Jaga emosi di lapangan laksanakan tugas ini dengan iklas, semua satu tujuan demi kemanusiaan.

c. Dalam pelaksanaan tugas pada 5 hari kedepan kita fokuskan untuk menyelamatkan korban dan evakuasi barang barang yang bisa diselamatkan.

d. Apabila pelaksanaan di lapangan ada kendala laporkan ke yang tertua di masing masing Tim.

2. Pelaksanaan brifing oleh masing masing tertua di Tim di ambil Dandim 0801 Pacitan.

3.Masing masing Tim evakuasi bergerak menuju sasaran yang sudah di tentukan.

D. Pendapat pelapor.

Kegiatan apel gabungan Tim relawan bencana alam Kab. Pacitan untuk memaksimalkan tugas dari masing masing Tim agar dalam pelaksanaan tugas evakuasi satu Komando.
(Dwi Kodam/Ryt/Ag Diskominfo)

BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI PACITAN MEMAKAN KORBAN JIWA

Tingginya curah hujan di kabupaten pacitan sejak senin (27/11/2017) hingga Selasa (28/11/2017 , menimbulkan bencana, pada selasa pukul 02.00 WIB sungai yang melintasi Kecamatan Kebonagung dan Kecamatan Pacitan meluap karena tidak mampu menahan debit air yang terus naik. Curah hujan yang tinggi saat ini mengakibatkan air terus naik dengan ketinggian 1 meter s.d 1,5 meter karena hujan masih mengguyur mengakibatkan rumah, sawah, puskesmas, sekolah dan jalan terendam banjir. Bukan cuma menimbulkan kerugian material, bencana ini juga memakan korban jiwa.
ada beberapa daerah yang dilanda banjir di antaranya adalah Kecamatan kebonagung, kecamatan pacitan dan kecamatan arjosari
Seperti di
a.) Wilayah Kecamatan Kebonagung
1) Ds. Kebonagung
2) Ds. Purwoasri
3) Ds. Padi Barong
Wilayah Kecamatan Pacitan
1). Ds. Kayen
2) Ds. Sukoharjo
3) Ds. Sirnoboyo
4) Ds Tanjungsari
5) Kelurahan Baleharjo
6) Kelurahan Pacitan
Korban banjir sampai saat ini 1) Tohir alamat Lingkungan Bleber Kelurahan Pacitan ( Korban Selamat) 2) Sdr. Eko alamat Ds. Sirnoboyo (selamat) 3) Sdr. Amri alamat Bangunsari sampai saat ini belum ditemukan dan masih dalam pencarian 4) Ibu martin (Istri Bp. Sobikin) Desa Kayen di temukan di sawah Desa Sukoharjo (Meninggal)
Tindakan yang diambil antara lain berkoordinasi dengan BPBD kabupaten Pacitan untuk mendatangkan Tim TRC dan mengevakuasi warga yang terdampak banjir, mencari korban banjir yang belum ditemukan, dan melapor ke komando atas.
Selain menyebabkan banjir hujan yang mengguyur pacitan juga menyebabkan tanah longsor yang menimpa rumah Bilal di Dusun Duren Rt 03/06 Desa Klesem Kecamatan Kebonagung, Bilal Korban Selamat (38) Korban Masih Tertimbun Bpk Parno (73) Sukesi (41) Rozak (17) Ibu Kasih (70).
Rumah Bapak Soimin dusunn Blimbing rt 02 rw 07 ds Klesem Kecamatan Kebonagung. Bpk Soimin Korban Selamat (60) Korban meninggal Ibu Temu (57) Siti Kamilah (22) Fitri (3)
BPBD juga menghimbau masyarakat agar lebih berhati-hati untuk mengantisipasi banjir kiriman dari Kecamatan Arjosari dan Tegalombo sewaktu Wadhuk tukul tidak mampu menampung debit air dan tanggul grindulu mulai tergerus dan sangat rapuh untuk menghalau banjir kiriman. Kebutuhan sembako dan makanan siap saji mendesak dan lokasi yang terkena banjir hanya bisa diakses dengan perahu karet. (Rst/Ryt kominfo)

Membangun Pendidikan Karakter Melalui Keteladanan Guru

Kemendikbud – Guru sebagai salah satu aktor penting dalam pendidikan nasional memiliki peranan strategis dalam implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Sejalan dengan semangat nawa cita, peringatan hari guru nasional tahun 2017 mengambil tema “Membangun Pendidikan Karakter melalui Keteladanan Guru”.

“Guru sebagai sosok utama dalam satuan pendidikan formal memiliki tanggung jawab membentuk karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga,” disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy dalam upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional di kantor Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (25/11).

Hari Guru Nasional (HGN) diperingati setiap tanggal 25 November setiap tahunnya, sesuai dengan Keputusan Presiden nomor 78 tahun 1994, yang dikuatkan Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Melalui peringatan HGN, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengajak semua pihak untuk bersama-sama mewujudkan suasana belajar seperti ajaran Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara.

Menurut Mendikbud hal penting saat ini yang harus disadari oleh semua pendidik adalah perlunya pendidikan karakter generasi penerus bangsa. Peserta didik masa kini selain perlu memiliki keterampilan abad ke-21, namun juga harus memiliki bekal jiwa Pancasila yang baik guna menghadapi dinamika perubahan yang sangat cepat dan tidak terduga.

“Guru harus dapat berperan sebagai _‘the significant other’_ bagi peserta didik. Guru harus menjadi sumber keteladanan. Dan semua pihak perlu mendukung guru-guru kita untuk mewujudkan generasi yang cerdas, kompetitif, dan berakhlak mulia,” pesannya.

Momentum Hari Guru Nasional, menurut Mendikbud, hendaknya dapat dijadikan refleksi, tentang profesionalisme guru, apresiasi kepada guru, serta beragam kebijakan yang bermuara pada upaya mengembalikan kemuliaan dan martabat guru, serta tentunya kesejahteraan para pendidik bangsa.

“Sungguh, profesi guru adalah mulia dan terhormat. Menjadi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan dengan panggilan jiwa, panggilan hidup, untuk mengabdi secara tulus demi kemajuan anak bangsa,” ujar Mendikbud.

Mendikbud menyampaikan, bahwa pemberian tunjangan profesi bagi guru yang telah tersertifikasi, serta tunjangan khusus bagi guru yang mengabdi di daerah khusus akan terus menjadi perhatian pemerintah. Demikian pula upaya untuk terus menambah guru-guru agar menjadi semakin produktif dengan sertifikasi keahlian ganda untuk memenuhi kebutuhan pendidikan kejuruan.

Kompetensi guru menjadi salah satu fokus perhatian Kemendikbud dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru yang dilaksanakan tahun 2017 merupakan kelanjutan dari Pengembangan Profesi Bagi Guru Pembelajar (PPGP). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru. Salah satu dampak positif program pengembangan profesi ini ditunjukkan dengan meningkatnya capaian nilai uji kompetensi guru (UKG) dengan rata-rata nasional 70. Sebelumnya, pada tahun 2016, nilai rata-rata nasional UKG adalah 56,69.

Hasil UKG menjadi acuan para guru dalam melakukan penilaian diri (self assessment) tentang kompetensinya, sehingga kemudian dapat dapat menetapkan target pengembangan diri. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilakukan melalui tiga moda, yaitu moda tatap muka, moda dalam jejaring (daring) murni, dan moda daring kombinasi. Pelaksanaannya dapat dilakukan di tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional. Dalam mendorong peningkatan profesionalisme guru, Kemendikbud melakukan pendekatan komunitas. Saat ini penguatan peran Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran semakin ditingkatkan. Berbagai stimulan telah diberikan untuk mendorong peran kesejawatan guru di tanah air.

Sejalan dengan hal tersebut, program penyediaan Guru Garis Depan (GGD) untuk mencapai pemerataan pendidikan yang berkualitas di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) terus dilakukan. Tidak hanya menjadi pendidik, para GGD juga berperan menjadi agen perekat kebinekaan yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia. Selain itu, GGD merupakan wujud nyata upaya pemerintah untuk membangun negeri dari ‘pinggiran’. Tahun ini, sebanyak 6.296 orang guru yang telah melalui seleksi ketat ditempatkan di 93 kabupaten, pada 14 provinsi Indonesia. Sebelumnya, pemerintah menugaskan 797 GGD di daerah 3T di 28 kabupaten, pada empat provinsi.

Pekan Kreativitas dan Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan 2017

Sepekan jelang peringatan hari guru nasional, Kemendikbud menyelenggarakan Pekan Kreativitas dan Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan yang meliputi berbagai kegiatan yang memotivasi serta mengapresiasi guru dan tenaga kependidikan, di antaranya seperti Lomba Inovasi Pembelajaran, Lomba Pengelolaan Satuan Pendidikan, Penulisan Naskah Buku, Simposium Guru, Pameran Karya, dan beragam lokakarya dan seminar yang membahas tentang upaya meningkatkan kapasitas guru untuk menyiapkan generasi abad ke-21.

Berbagai lomba yang diadakan untuk guru dan tenaga kependidikan yang diselenggarakan merupakan bagian dari upaya pemerintah memberikan program stimulan kepada para guru untuk terus terpacu meningkatkan diri sebagai pendidik yang profesional.

Pameran karya guru dilaksanakan selama dua hari, yakni 24 dan 25 November 2017 di Plaza Insan Berprestasi, Gedung Ki Hajar Dewantara, Kemendikbud, Senayan, Jakarta. Dalam pameran ini, guru dan tenaga kependidikan terpilih diberikan kesempatan untuk menampilkan karya inovasi guru baik secara individu maupun komunitas.

Mendikbud menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua asosisasi profesi, dan organisasi guru yang telah menjadi mitra pemerintah dalam memajukan pendidikan nasional, khususnya memajukan guru Indonesia.

“Upaya pemerintah pusat tentu memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, sangat pantas kita berikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah ikut membantu meningkatkan kapasitas dan kompetensi guru,” kata Mendikbud. (*)

#GuruMuliaKarenaKarya
#TeladanGuru

_*disiapkan Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud dan Tim Komunikasi Pemerintah Kemkominfo*_
(@wiraswastika)

Rubah Tantangan Menjadi Peluang

Kondisi geografis dan demografis Kabupaten Pacitan menjadi tantangan tersendiri bagi pengusaha yang akan berinvestasi. Namun dibalik itu semua terbuka peluang untuk membuka lapangan usaha. “Bagaimana anda sekalian dapat merubah tantangan itu menjadi peluang usaha,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan Suko W iyono mewakili Bupati Indartato saat pelantikan pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di pendopo kabupaten, Senin (20/11/2017).

Tantangan demografis misalnya. Bahwa saat ini angka kemiskinan Kabupaten Pacitan masih diangka 15 persen. Demikian pula dengan angka pertumbuhan ekonominya. Karena itu diharapkan para pengusaha muda ini dapat berperan lebih. Disatu sisi ikut menurunkan angka kemiskinan dan disisi lain dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi warga melalui bidang usaha mereka.

Suko Wiyono mengungkapkan salah satu peluang usaha yang cukup terbuka lebar adalah bidang pariwisata. Data Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga mencatat, sepanjang tahun 2016 jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pacitan mencapai 1,6 juta orang. Terlebih saat ini terjadi pergeseran pola hidup masyarakat. Dari konsumtif ke kreatif. “Wisatawan sebagian besar datang dari arah barat. Solo dan Yogyakarta,” ungkapnya.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Umum Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI Jawa Timur Mufti Anam menjelaskan, sekarang era ekonomi telah memasuki tahap digital. Dimana kemajuan teknologi informasi memudahkan konsumen mendapatkan apa yang mereka cari. “Dulu kalau mau naik taksi, kita harus berdiri dipinggir jalan. Sekarang tinggal pake satu jari (melalui aplikasi handphone, Red) bisa,” jelas dia.

Terkait bidang pariwisata, sama seperti Sekda, Mufti menyatakan bahwa anak-anak muda mulai menyukai untuk menjelajah. Tidak hanya ke kawasan-kawasan tertentu, tetapi juga mencoba mencicipi makanan khas daerah tujuan. “Artinya apa. Pariwisata akan menjadi potensi tersendiri,” tuturnya. (arif/nasrul/tarmuji/humaspacitan)