Berita terbaru

Lantik Kades Terpilih, Pak In Tekankan Taat Aturan

 

Pacitan – 18 Kepala Desa (kades) terpilih dalam pilkada serentak yang digelar akhir Agustus lalu, Kamis (19/10) pagi resmi dilantik. Pengambilan sumpah dilaksanakan di pendopo Kabupaten oleh Bupati Pacitan Indartato. Kepala desa terlantik diantaranya Kades Sukoharjo dan Arjowinangun dari Kecamatan Pacitan, serta Kades Bomo, Mendolo Lor, Kebonsari, dan kades Piton untuk Kecamatan Punung.

Selanjutnya Kades Dadapan, Poko, Pelem, dan Kades Tamanasri Kecamatan Pringkuku. Kades Sendang dan Kades Donorojo Kecamatan Donorojo. Kades Tumpuk Kecamatan Bandar, Kades Tegalombo Kecamatan Tegalombo, Kades Nogosari, dan Kades Hadiwarno dari Kecamatan Ngadirojo, serta Kades Gasang Kecamatan Tulakan dan Kades Kedungbendo Kecamatan Arjosari. Dari 18 kepala desa yang dilantik seorang diantaranya merupakan kades perempuan atas nama Suratmi. Perempuan ini menjabat Kepala Desa Bomo Kecamatan Punung.

Dalam arahannya Bupati Indartato berpesan agar para kades tetap menaati aturan. Khususnya dalam pengelolaan dana desa. MenurutPak In, desa saat ini mengelola anggaran cukup  besar dari pemerintah. Dikhawatirkan jika pengelolaannya tidak sesuai aturan akan berujung di ranah hukum. Bupati minta para kades untuk segera membuat program berupa rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) desa. Sebagai dasar pengelolaan keuangan desa.

“Jalankan semua sesuai dengan aturan yang berlaku. Terutama berkaitan dengan pengelolaan Dana Desa,” pesannya. (Riz/PS)

Pastikan Pangan Warga Terpenuhi, Bupati Serahkan Bantuan

Pacitan – Upaya Pemerintah Kabupaten Pacitan mewujudkan kesejahteraan bagi warganya tak mengenal kata berenti. Salah satunya dengan menjamin ketercukupan pangan.

“Kita berharap ketersediaan pangan dimasyarakat tercukupi sehingga tidak ada yang kesusahan,” kata Bupati Indartato saat menyerahkan bantuan pangan kepada warga di Desa Jetis Kidul Kecamatan Arjosari, Rabu (18/10).

Pak In menuturkan ada tiga hal yang yang harus terpenuhi agar masyarakat sejahtera. Yakni, terwujudnya derajat kesehatan masyarakat, terpenuhinya pendidikan yang layak, serta daya saing ekonomi yang kuat.

Diakuinya, di Pacitan masih ada warga masyarakat yang hidupnya kurang beruntung. Oleh karena itu pemerintah terus berupaya membantu. Di antaranya melalui program andalan Grindulu Mapan.

“Tidak hanya masalah layanan kesehatan dan pangan, anak-anak dari keluarga kurang mampu yang putus sekolah kita juga kita bantu,” ungkapnya.

Sementara, Kepala Dinas Pangan Bambang Supriyoko menjelaskan, bantuan pangan yang diserahkan simbolis oleh bupati diperuntukkan bagi 1000 penerima untuk seluruh Kabupaten Pacitan. Masing-masing akan menerima sebanyak 10 kg dengan total beras yang disediakan mencapai 10 ton.

“Bantuan  ini untuk 4 desa.  Yakni Jetis Kidul, Bolosingo, Sambong, dan Ponggok,” terang Bambang Supriyoko.

Berbeda dengan bantuan beras untuk warga pra sejahtera, bantuan pangan ini diberikan kepada masyarakat karena alasan yang mendesak. Semisal,untuk daerah rawan pangan atau paceklik.

Seperti diketahui, musim tanam tahun kemarin banyak petani Pacitan yang gagal panen.Untuk itu pemerintah berinisiatif mengeluarkan cadangan pangan guna membantu warga yang terdampak puso. Tahun 2017 cadangan pangan Kabupaten Pacitan ditarget sebanyak 50 ton. (Riz/Dav/PS)

Sambangi Korban Bencana, Bupati Serahkan Bantuan

Pacitan – Hujan deras yang turun sejak Minggu (15/10/2017) berdampak luas bagi warga masyarakat.  Terutama bagi mereka yang tempat tinggalnya diterjang longsor.

Guna memastikan kondisi di lapangan Bupati Indartato bersama jajarannya, Selasa (17/10/2017) mendatangi lokasi kejadian. Salah satunya di Kecamatan Ngadirojo. Selain melihat langsung dampak bencana, orang nomor satu di Pacitan juga menyerahkan santunan kepada  korban.

“Tetap waspada jika terjadi perubahan cuaca. Jika hujan deras harus diantisipasi,” pesan Bupati Indartato kepada warga.

Sementara itu guna meringankan beban warga terdampak, Pemkab Pacitan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memberikan bantuan. Mulai dari bahan makanan sampai rehabilitasi pasca bencana. Hanya saja jumlahnya disesuaikan dengan kemampuan daerah.

Berdasarkan laporan pihak kecamatan diketahui tanah longsor menerjang lebih dari 30 unit rumah warga. Tidak itu saja, 60 hektar tanaman padi dan  140 hektar tanaman palawija ikut terendam.

Kepala BPBD Tri Mujiharto mengungkapkan, hujan dengan intensitas tinggi saat musim penghujan belum tiba adalah bagian dari anomali cuaca. Hal ini jarang terjadi.  Saat ini, menurutnya masih proses transisi dari kemarau ke hujan.

“Untuk itu masyarakat diimbau  tetap waspada,” tambah Tri. (Riz/Dav/PS)

Musim Hujan Tiba, Waspadai Bencana

Pacitan – Hujan lebat yang mengguyur Pacitan dalam beberapa hari terakhir, menyebabkan longsor disejumlah titik. Wilayah paling banyak tertimpa bencana alam berada di wilayah Pacitan timur. Selain menerjang rumah warga bencana longsor juga merusak sarana dan prasaran umum.

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Pujono menyebut, sesuai data yang masuk sedikitnya terjadi 32 titik longsor. Dari jumlah itu 21 titik longsor menimpa perumahan warga sedangkan sisanya sarana dan prasarana umum. 3 rumah warga mengalami rusak berat akibat tertimbun material longsor. Yakni, rumah warga Desa Bodag Kecamatan Ngadirojo.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dari bencana alam kemarin dan kita sudah siapkan bantuan kedaruratan terutama yang rumahnya rusak berat,” katanya.

Musim kemarau yang kering disusul intensitas hujan yang lebat dan mendadak menurut Pujono memang cukup berpotensi menyebabkan longsor atau gunturan. Tanah yang sebelumnya rekah tiba tiba teraliri air deras sangat mudah terkikis. Untuk itu Pujono berharap masyarak yang tinggal di zona rawan longsor untuk waspada. Apalagi yang bermukim di kawasan tanah gerak.

Dari data yang masuk, wilayah Kecamatan Ngadirojo terdapat 20 titik longsor. Yakni, Desa Wonodadi Kulon menimpa 5 rumah warga, Wonodadi Etan 1 rumah, Bodag 6 rumah, Nogosari 3 rumah, Pagerejo 4 rumah serta Tanjung Lor 1 rumah. Sedangkan 11 titik lainya berupa sarana dan prasarana umum. Di Kecamatan tulakan terpantau 1 gedung Taman Kanak Kanak (TK) Desa Bungur juga tertimpa longsor serta 1 rumah lain milik warga Punjung Kecamatan Kebonagung. (RSP/Riz/PS)

Tingkatkan Layanan, RSUD dr Darsono Resmi Operasikan Instalasi Hemodialisis

Pacitan – Ini kabar gembira bagi pasien penderita GGK (gagal ginjal kronis) serta GGA (gagal ginjal akut) yang memerlukan tindakan medis cuci darah. Rumah Sakit Umum (RSU) dr. Darsono Pacitan kini telah melengkapi layananya dengan instalasi Hemodialisis (HD).

Bagi pasien yang selama ini terpaksa melakukan terapi hemodialisis di rumah sakit luar kota kini tindakan itu dapat dilakukan di Pacitan. Secara resmi instalasi baru tersebut diresmikan Bupati Pacitan Indartato, Senin, (16/10). Orang nomor satu di Pacitan itu berharap dengan kemampuan yang dimiliki RSU dr. Darsono dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Pacitan yang sedang sakit.

“Meski bukan tujuan, keberadaan rumah sakit dr. Darsono ini semoga dapat menjadi rujukan bagi warga Pacitan yang membutuhkan kesembuhan,” ujar Pak In.

Dengan sumber daya manusia yang mumpuni serta peralatan yang lengkap masyarakat Pacitan tidak perlu lagi jauh jauh ke luar kota. Namun, cukup dilayani di Pacitan. Apalagi RSUD dr. Darsono sedang berupaya untuk menaikkan status dari tipe C menjadi tipe B.

Sementara itu, Direktur Rumah Sakit dr. Darsono dr Iman Darmawan berharap keberadaan instalasi hemodialisis dapat membantu meringankan pasien yang selama ini berobat ke luar kota. Dengan kapasitas mesin cuci darah sebanyak  6 unit mampu melayani 37 pasien dengan dua kali pergantian tindakan. Jumlah tersebut masih akan ditambah lagi sebanyak 4 unit untuk dapat melayani pasien keseluruhan.

“Pasien dengan tindakan hemodialisis di Pacitan saat ini kurang lebih 60 orang,” jelasnya.

RSU dr. Darsono merupakan rumah sakit tipe C dan berbentuk BLUD penuh. Memiliki 44 tenaga medis serta 27 dokter spesialis, 15 dokter umum, dan 2 dokter gigi. Terdapat 10 gedung rawat inap dengan kapasitas 169 tempat tidur. Dengan diresmikanya instalasi hemodialisis serta ruang rawat inap, RSU dr. Darsono kini memiliki kapasitas 200 tempat tidur pasien. (Riz/PS)