Berita terbaru

Beri Motivasi Anak Berprestasi, Pemkab Beri Hadiah Siswa Berprestasi

MOTIVASI: Sekda Suko Wiyono menyerahkan hadiah kepada siswa berprestasi di Kecamatan Kebunagung, Rabu (9/8/2017) pagi.
(Foto: Rizky Mahendra/RSP)

Kebonagung – Ratusan siswa SD/MI dan SMP/MTs di wilayah Kecamatan Kebonagung Rabu, (9/8/2017) pagi menerima penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Pacitan. Mereka yang beruntung adalah murid berprestasi di masing masing kelas. Hadiah berupa uang tunai tersebut diserahkan langsung sekretaris Daerah (Sekda) Suko Wiyono mewakili Bupati Pacitan.

“Jangan dilihat dari besar kecilnya hadiah tapi yang lebih penting adalah bagaimana hadiah ini menjadi pendorong semangat bagi anak anak terus berprestasi,” ujarnya.

Cara pemerintah daerah memotivasi anak dalam meningkatkan prestasi ini sudah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Harapanya, anak-anak yang berprestasi semakin meningkat. Sedangkan, bagi yang belum, memiliki dorongan kuat untuk mengejar prestasi.

Khusus wilayah Kecamatan Kebonagung jumlah siswa berprestasi yang mendapatkan hadiah sebanyak 204 orang. Pemberian hadiah juga diberikan serentak kepada siswa siswi berprestasi di 12 kecamatan. (RSP/Riz/PS)

Wabup: Tanamkan Nilai Kebangsaan Untuk Keutuhan NKRI

NASIONALISME: Ratusan peserta dari sejumlah ormas dan elemen masyarakat mengikuti Seminar Kebangsaan di Pendopo Kabupaten Pacitan, Selasa (8/8/2017) pagi. (Foto: Enji Okta/RSP)

Pacitan – Di tengah arus globalisasi dan proses demokrasi yang terjadi selama ini, penguatan nilai-nilai empat konsensus kebangsaan menjadi kebutuhan mutlak. Hal ini untuk menjaga agar bangsa Indonesia tidak terjebak dalam euforia demokrasi yang justru menjauh dari Pancasila sebagai jati diri bangsa.

Demikian disampaikan wakil Bupati Yudi Sumbogo membacakan sambutan Bupati Pacitan saat membuka Seminar Kebangsaan memperingati hari kemerdekaan ke-72 RI di Pendopo Kabupaten, Selasa (8/8/2017) pagi. Sebagai bangsa yang disatukan oleh perbedaan dan kemajemukan, nilai empat konsensus kebangsaan menjadi prasasti mutlak yang harus selalu dijaga .

“Menjaga nilai-nilai kebangsaan merupakan harga mati untuk menjaga NKRI ini tetap utuh,” tegas Wabup di depan ratusan peserta seminar.

Hanya dengan kerja nyata, lanjut Wabup, bangsa Indonesia akan menemukan kejayaan serta berdiri kokoh untuk selamanya. Hal itu seperti termaktub dalam pembukaan UUD 45. Melalui kegiatan seminar kebangsaan ini orang nomor dua di Pacitan berharap peserta akan memiliki rasa, memahami serta memiliki semangat kebangsaan sebagai terapi ideologis.

“Dan yang terpenting bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya.

Seminar Kebangsaan dihadiri narasumber tunggal Letnan Kolonel Inf. Drs. Didi Suryadi, MAP dari Pabandya Bhakti TNI Sterdam V Brawijaya. Dalam kesempatan itu pula ditandatangani kesepakatan tentang pemantapan wawasan kebangsaan oleh pemerintah daerah dengan ketua DHC BPK 45, Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama, serta Pimpinan daerah Muhammadiyah Pacitan. (RSP/Riz/PS)

 

Perekaman KTP Elektronik Ditargetkan Tuntas Akhir Tahun Ini

ANTRE: Puluhan warga dari sejumlah wilayah di Pacitan tiap hari antre melakukan perekaman KTP Elektronik di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Jl. Veteran. Untuk memeriahkan peringatan HUT ke-72 RI, layanan perekaman juga dibuka hari Sabtu dan Minggu. (Foto: Dodik S Irawan/RSP)

Pacitan – Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Pacitan menargetkan perekaman KTP Elektronik rampung akhir tahun ini. Upaya itu dilakukan untuk mengejar batas waktu serta jelang pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2018.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pacitan M Fathony mengatakan, saat ini sisa wajib KTP Elektronik yang belum melakukan perekaman mencapai kisaran 24 ribu jiwa. Angka itu setara 5 persen jumlah penduduk Pacitan yang terdata wajib KTP sebanyak 460 ribu jiwa lebih.

“Kita selama ini hanya mampu (melayani) 60 orang per hari, untuk itu kita akan coba tingkatkan untuk memenuhi target tersebut,” ujar M Fathony saat hadir di srudio Radio Suara Pacitan, Selasa (8/8/2017) pagi.

Sisa 24 ribu yang belum terekam tersebar di 12 kecamatan. Jika dirata-rata maka ada kisaran 2 ribuan di setiap kecamatan yang belum ber-KTP. Jumlah ini, menurut Fathony, memang terlihat kecil tapi sangat mengganggu terutama untuk kepentingan pesta demokrasi yang akan datang.

“Mereka yang belum perekaman biasanya karena merantau, sakit atau jompo, dan sebagian kecil lainya abai karena kurangnya kesadaran untuk memiliki KTP,” pungkasnya.

Guna mengejar target tersebut, tandas Fathony, pihaknya gencar melakukan sosialisasi dan upaya jemput bola. Seperti membuka layanan hingga malam hari atau datang ke desa-desa secara periodik. Dan yang terbaru, dalam rangka memperingati hari kemerdekaan ke-72 RI Disdukcapil membuka layanan perekaman KTP Elektronik di hari libur. Yakni Sabtu dan Minggu selama bulan Agustus. (RSP/Riz/PS)

KEJAR TARGET: Kepala Disdukcapil M. Fathony (kiri) saat menjadi nara sumber Program Spirit Pagi Radio Suara Pacitan, Selasa (8/8/2017) pagi. Dia menargetkan perekaman KTP Elektronik tuntas akhir tahun ini. (Foto: Rizky Mahendra/RSP)

Pacitan Raih Dua Penghargaan Bidang Lingkungan Sekaligus

Pacitan – Tahun ini Kabupaten Pacitan kembali meraih dua penghargaan prestisius dari pemerintah pusat. Kedua anugerah tersebut
masing-masing Piala Adipura dan Adiwiyata Mandiri. Penyerahan dilakukan langsung Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya
Bakar di Jakarta, Rabu (2/8/2017) malam.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Edi Junan Ahmadi usai menerima penghargaan mengatakan, tahun ini merupakan kali ke sepuluh Kabupaten
Pacitan memperoleh piala yang sama dengan kategori Kota Kecil. Piala tersebut sekaligus simbol keberhasilan Pemerintah Kabupaten
Pacitan bersama segenap elemen masyarakat menciptakan lingkungan bersih dan lestari.

“Untuk tahun ini ada dua kriteria, Adipura Kencana dan Adipura. Alhamdulillah Pacitan masuk di kategori Adipura,” katanya menjawab pertanyaan di Program Spirit Pagi RSP, Kamis (3/8/2017) pagi.

Diakuinya, raihan ini merupakan prestasi membanggakan. Dia pun menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang ikut mendukung
terciptanya lingkungan bersih. Junan berharap capaian tersebut dapat terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan.

Mantan Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang itu mengakui, masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Antara lain
membudayakan masyarakat membuang sampah pada tempatnya serta membiasakan mengolah sampah sebelum membuangnya. Program terakhir ini
akan digalakkan ke seluruh desa.

Penerima Anugerah Adiwiyata Mandiri tahun ini adalah SD Alam, Pacitan. Kepala Sekolah Bangun Naruttama mengakui, lembaga pendidikan
yang dipimpinnya selama ini memang berupaya menanamkan budaya cinta lingkungan sejak dini. Tak hanya mengajarkan pengolahan sampah,
para murid secara berkala juga dilibatkan dalam kegiatan pengelolaan lingkungan.

Adiwiyata Mandiri merupakan penghargaan bergengsi bagi sekolah yang dinilai mampu mengaktualisasikan budaya lingkungan di semua aspek
kegiatan. Ini terkait upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

“Tidak hanya sampah. Ada keanekaragaman hayati, kemudian juga masalah makan, kantin, makanan anak-anak, kemudian juga bagaimana mengenalkan anak-anak tentang keterlibatan mereka dalam lingkungan,” jelas Bangun.

Kedua jenis penghargaan tersebut menurut rencana akan dikirab bersama juara catur pelajar tingkat Asia serta juara bola voli junior
putra tingkat Provinsi Jawa Timur. Kirab akan diberangkatkan dari perbatasan Kabupaten Wonogiri menuju Pendopo Kabupaten, Jumat
(4/8/2017) pagi. (RSP/ps/ps)

Ny Luki Indartato: Lembaga PAUD Jangan Sekadar Kejar Kuantitas

LINCAH: Anak-anak PAUD Kecamatan Nawangan memainkan tarian khas Pacitan, Kethek Ogleng pada puncak peringatan Hari Anak Nasional. Gerak atraktif anak-anak tersebut menyita perhatian pengunjung. (Foto: Rizky Mahendra/RSP)

Pacitan – Mendidik anak usia dini harus mengedepankan nilai nilai karakter. Hal ini sangat penting karena usia 0 sampai 6 tahun adalah usia emas dalam Membentuk pribadi anak menjadi generasi berkualitas.

Penekanan itu disampaikan Bunda PAUD Pacitan Luki Indartato saat mengikuti Gebyar PAUD dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN) di halaman Pendopo Kabupaten, Kamis (3/8/2017) pagi. Isteri orang nomor satu di Pacitan itu mengingatkan, usia emas merupakan tahap awal membentuk pondasi karakter bagi anak.

“Melalui pendidikan karakter generasi kita akan menjadi penerus yang kuat dan berkualitas,” ungkapnya.

Guna membangun generasi hebat tersebut, lanjut Luki, lembaga pendidikan PAUD harus mengedepankan kualitas bukan kuantitas. Jangan hanya mengejar jumlah siswa didik namun harus mengedepankan pendidikan bermutu. Karenanya, anak harus banyak diperkenalkan dengan pembelajaran budi pekerti serta moral yang baik. Selain itu juga merangsang anak mengenal obyek disekitarnya untuk melatih fungsi motorik serta melatih berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Sejauh ini, menurut Luki yang juga menjabat Ketua TP PKK, masih banyak anak usia dini yang belum terlayani pendidikan bersama. Untuk itu layanan harus diperluas, dapat melalui Taman Posyandu atau Pos PAUD. Sesuai data, jumlah lembaga PAUD di Pacitan saat ini sebanyak 923 lembaga. Mulai dari TK, KB TPA, hingga SPS. Adapun angka partisipasi PAUD mencapai 78,31 persen.

“Khusus kepada pendidik PAUD, pemerintah menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan memohon maaf belum mampu mewujudkan kesejahteraan yang layak,” pungkasnya.

Gebyar PAUD dalam rangka HAN diikuti oleh 2000 peserta baik guru maupun peserta didik se Kabupaten Pacitan. Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan hasil kejuaraan lomba dalam rangka HAN. Diantaranya, lomba merancang pembelajaran kreatif berbasis KB, lomba mencipta alat permainan edukatif, lomba membuat gambar seni serta lomba lembaga PAUD berprestasi. (RSP/riz/ps)