Berita terbaru

Baznas Tasarufkan Puluhan Ton Beras Medium, Super dan Wangi

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji atau yang akrab disapa masyarakat Mas Aji, mengapresiasi komitmen dan profesionalitas Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Pacitan dalam menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah.

“Terimakasih telah membantu pemerintah dalam memperhatikan masyarakat,” kata Mas Aji saat Istighosah dan Pentasyarufan Dana Sabililah Untuk Pengasuh Lembaga Yatim, Piatu dan Ustadz / Ustadzah Pondok Pesantren, hari ini (02/06).

Penyerahan kali ini agaknya sedikit berbeda dengan momentum pentasarufan sebelumnya, lantaran BAZNAS kali ini fokus terhadap pengurus lembaga yatim/ piatu dan ustadz/ ustadzah di lingkungan pondok pesantren.

Penyerahan tersebut termasuk diantaranya berwujud beras medium, super dan beras wangi. hal ini disesuaikan dengan kebiasaan di lingkungan masing-masing.

Baiknya kinerja BAZNAS Pacitan dalam tugasnya tak membuat Mas Aji surut dalam mengingatkan kembali kepada BAZNAS untuk meningkatkan dana infaq dan shodaqoh, supaya terus bertambah. “Semua akan kembali kepada masyarakat, terutama yang membutuhkan,” ungkap dia.

Mas Aji juga berharap, kepada masyarakat dan utamanya kepada penerima manfaat untuk selalu mendoakan Kabupaten Pacitan, sehingga makmur, bahagia dan sejahtera serta dijauhkan dari bala dan bencana. (PemkabPacitan).

 

Hadiri Acara Bersih Desa Mangunharjo, Bupati Serahkan Sertifikat Tanah Gratis Program PTSL

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji simbolis menyerahkan sertifikat tanah gratis kepada masyarakat Desa Mangunharjo Kecamatan Arjosari. Sebanyak 1.700 bidang tanah milik warga desa setempat telah tersertifikat melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dari kementerian ATR/BPN.
“Ingkang sampun pikantuk sertifikat mudah-mudahan bermanfaat. Menawi ajeng damel jaminan modal ugi sampun saget lan mugi-mugi usahanipun sukses,” kata Bupati, Selasa (31/05/2022).
Desa Mangunharjo sendiri menjadi satu satunya desa di Kecamatan Arjosari yang beruntung mendapatkan program PTSL 2022. Sedangkan seluruh Kabupaten Pacitan terdapat 7 desa yang mendapatkan program sertifikat gratis tersebut dengan jumlah bidang tanah mencapai 26.896.
PTSL adalah program sertifikasi tanah gratis dari pemerintah, hal ini dikarenakan masih banyaknya tanah yang belum bersertifikat. Selain itu, lambatnya proses pembuatan sertifikat tanah selama ini menjadi perhatian pemerintah, sehingga melalui kementerian ATR/BPN diluncurkannya Program Prioritas Nasional yang berupa percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap tersebut.
Pembagian sertifikat tanah gratis PTSL di Desa Mangunharjo berlangsung meriah karena dirangkaikan dengan acara bersih desa. Tidak hanya dihadiri oleh masyarakat Desa Mangunharjo namun juga dari desa-desa tetangga. Acara bersih desa menampilkan gelar seni Jaranan yang merupakan budaya masyarakat setempat. Malam harinya digelar istighosah dan doa bersama, yasinan serta sholawat.
“Saya mendoakan semoga dengan bersih desa ini Desa Mangunharjo dijauhkan dari cobaan, bqlak dan masyarakatnya semakin tentram bahagia dan sejahtera,” pungkas Bupati. (Prokopim pacitan / Pemkab Pacitan)

 

Pacitan Terima Sertifikat Eliminasi Frambusia

Sebanyak 47 Kabupaten/Kota se Indonesia termasuk Kabupaten Pacitan berhasil melakukan Eradikasi frambusia, atau menghilangkan penyakit frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat.

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Kementerian Kesehatan RI di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa (31/05). Penghargaan yang diberikan berupa sertifikat dan diterima oleh Bupati Pacitan yang diwakilkan oleh Wakil Bupati Pacitan, Gagarin Sumrambah.

Melalui pembukaannya Kementerian Kesehatan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah, atas kerja kerasnya sudah berhasil menurunkan prevalensi penyakit frambusia.

“Perlu diketahui bahwa Frambusia atau biasa juga disebut Patek adalah penyakit kulit yang mudah menular, disebabkan oleh bakteri yang menyerang kulit dan tulang berdampak menyebabkan cacat fisik,” terang Dr. dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI.

Kerja keras yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Pacitan yaitu melalui advokasi, promosi PHBS, penguatan surveilans dan intervensi, pengajuan sertifikasi, sampai dengan Pacitan dinyatakan bebas dari penyakit patek.

“Eradikasi bukan berarti masalah selesai akan tetapi perjuangan harus terus dilakukan untuk membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus tetap dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan, dr. Hendra Purwaka.

Apalagi saat ini pemerintah sedang dihadapkan pada masa transisi epidemiologi atau yang dikenal double burden of disease yaitu semakin meningkatnya penyakit tidak menular tapi pada saat yang sama penyakit menular juga masih sangat tinggi.

“Tantangan ini menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Pacitan, yaitu bagaimana memfokuskan pembangunan kesehatan untuk penanganan penyakit menular termasuk penyakit terabaikan dan penyakit tidak menular,” tambah dr. Hendra Purwaka. (Dinkes/PemkabPacitan).

Bupati Pacitan Didaulat Menjadi Pembicara di Forum Global Pengurangan Resiko Bencana

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mendapatkan kehormatan menjadi pembicara dalam Forum Global Pengurangan Resiko Bencana atau the 7th Global Platform For Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali. Forum Internasional yang melakukan pembahasan dan diskusi terkait langkah antisipasi, pengurangan risiko, dan solusi penanganan bencana dalam skala dunia.tersebut dibuka langsung Presiden RI Joko Widodo secara Hybrid dari Bali Nusa Dua Convention Center, Kabupaten Badung, Rabu (25/05/2022).
Dalam forum tersebut Bupati Indrata Nur Bayuaji diminta memperkenalkan upaya-upaya yang dilakukan dibawah kepemimpinannya untuk membangun ketangguhan, menggerakkan beragam sumberdaya dan pemangku kepentingan dalam visi jangka panjang.
“Sebagai salah satu kota yang terletak di Indonesia, yaitu negara dengan risiko bencana tertinggi di dunia, Kabupaten Pacitan memiliki berbagai risiko bencana,” kata Bupati mengawali pemaparanya.
Menurutnya, dari hasil kajian LIPI menemukan jejak tsunami tua di sepanjang pantai selatan jawa, termasuk Pacitan. Jejak tsunami ratusan tahun lalu tersebut menunjukkan keberulangan kejadian tsunami di masa lalu dan menyingkap bukti tentang kerentanan zona pesisir Pacitan.
“Pacitan memiliki 70 km pesisir, yang menyajikan keindahan Pantai. Akan tetapi pesisir kami berada pada jalur lempeng dunia yang meningkatkan risiko gempa bumi dan tsunami. Kondisi ini menyebabkan puluhan desa berpotensi terdampak langsung dan tidak langsung,” lanjutnya.
Merespon potensi serta risiko tersebut Pemkab telah melaksanakan berbagai kegiatan yang melibatkan berbagai unsur. Melakukan mitigasi risiko bencana melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah, serta mendorong semua Dinas sadar atas isu perubahan iklim dan menjadikannya sebagai dasar dalam penyusunan rencana.
“Kami telah membentuk forum pengurangan risiko bencana dengan jejaring 45 komunitas yang telah membantu dari pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana,” kataya lagi. (Prokopim/Pemkab Pacitan)

Bangga Anak Pacitan Punya Karya, Sediakan Spot Koleksi Karya Penulis Pacitan

Ada yang baru dengan wajah Perpusda di dalam ruangan lobby, tepatnya di samping barat receptionist. Yaa akhirnya buku-buku koleksi buah karya para penulis Pacitan terpampang cantik di titik spot yang mudah diakses pengunjung yang baru datang masuk ke ruang lobby.

Topan, Kepala Disperpusip Pacitan mengungkapkan rasa bangganya, di Pacitan banyak penulis, untuk itu salah satu cara Disperpusip untuk mensupport dan menghargai para penulis Pacitan adalah dengan membuatkan spot rak khusus karya mereka, serta membantu mempromosikan ke khalayak umum. “Semoga saja setelah ini, akan lebih bermunculan lagi penulis-penulis di bumi Pacitan tercinta ini,” ungkap Kadis, Senin (23/05).

Lelaki yang di waktu luangnya hobby membaca buku berbau sejarah dan budaya ini juga menambahkan, pihaknya tidak akan berhenti pada penempatan spot rak khusus karya Wong Pacitan saja. “Ke depan kita terobsesi akan ada galeri khusus untuk semua buku hasil karya anak-anak Pacitan, baik itu buku History, Filsafat, cerpen, komik, dan legenda rakyat yang sudah mulai dilupakan orang orang Pacitan sehingga dapat lestari dari generasi ke generasi berikutnya,” tambahnya.

Langkah inovasi Perpusda ini bergerak selaras dengan visi misi Mas Aji yaitu “Masyarakat Pacitan Sejahtera dan Bahagia” dan “Menciptakan Birokrasi Pemerintah yang inovatif, Profesional, dan Melayani”.

Dulur Pustaka Pacitan, adakah coretan tinta indahmu juga sudah menghiasi jajarannya?
Jika belum, yukkk datang ke Perpusda sambil bawa karya tulismu, karena bukumu akan sangat bermanfaat disini.

Tetap semangat kawan-kawan penulis Pacitan, mari bersinergi untuk mencerdaskan bangsa. Utamanya masyarakat Pacitan.

Karya siapa sajakah yang sudah terdisplay??
Monggo rame-rame datang ke Perpusda. Sejuk ber-AC dan nyaman tentunya. Juga bisa buat foto selfie di ruang atas sambil menikmati gerimis yang mengguyur Alun-alun kotaPacitan. (DisperpusipPacitan/PemkabPacitan).

#SalamLiterasi
#DulurPustakaPacitan
#PenaPacitan
#PenulisPacitan
#KontenLokalPacitan