Seratus Hari Suami: Istri Hibahkan 340 Buku Milik Mendiang!

Rumah berwarna biru putih yang berlokasi di tepian barat sungai Grindulu itu, pagi ini (11/01) rasanya mungkin tak akan sama seperti ketika suami si empunya rumah sering terlihat duduk di depan teras sambil menikmati hari membaca helai demi helai koleksi bukunya.

Kurang lebih 100 hari sudah Pak Imam telah berpulang menghadap Sang Khalik, sang istri berniat menghibahkan koleksi buku milik mendiang suaminya.

Pria yang bernama lengkap Imam Barnadib (46 tahun) itu, semasa hidupnya mengabdikan diri sebagai pengajar Bahasa Inggris di SMKN Kebonagung.

Bidang Layanan dan Koleksi pun pagi tadi langsung bertandang menyambangi rumah beliau untuk memenuhi permintaan perempuan yang akrab disapa Puji, untuk mengambil hibahan buku yang dimaksud.

Perempuan yang sehari-harinya beraktifitas sebagai seorang ibu rumah tangga ini menceritakan bahwa sejatinya Almarhum Pak Imam dari dulu mempunyai cita-cita mulia yakni bermanfaat untuk masyarakat.

Hobi yang telah mendarahdaging sedari muda itu ditorehkan dengan mendirikan sebuah perpustakaan mandiri pada tahun 2006/2007 dengan menyewa sebuah ruko di daerah Kelurahan Ploso. Namun belum ada satu tahun berdiri, perpustakaan yang dulunya bernama Perpustakaan Al-Atsary tersebut terpaksa ditutup karena suatu hal, dan Pak Imam memilih untuk membawa koleksi bukunya berjajar di rumah sebagai koleksi pribadi.

Meskipun kedatangan kami di rumah beliau yang berada tepat di belakang gedung ex puskesmas Tanjungsari itu tidak dapat bertemu langsung dengan istri Almarhum, dan hanya bisa bertemu dengan Mbah Paniem (ibunda dari Bu Puji), namun kami berkesempatan berkomunikasi dengan Bu Puji melalui telepon seluler.

“Terus terang jika saya diminta untuk menghidupkan perpustakaan milik Almarhum kembali, saya tidak akan bisa’’, tutur Puji di tengah obrolan kami via telepon,pada 1 jam setelah kami undur diri.

Dari dasar alasan itulah, dengan berbekal restu dari keluarga besarnya, wanita bernama lengkap Sulis Puji ini akhirnya mengambil keputusan untuk menghibahkan koleksi buku Pak Imam sejumlah 340 eksemplar ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pacitan.

“Semoga buku ini bermanfaat bagi masyarakat yaa Mbak, semoga menjadi amal jariyahnya Almarhum dan dapat mewujudkan cita-cita Bapak,” pungkas Puji dengan suara sedikit melirih mengakhiri perbincangan kami pagi itu.

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pacitan berharap semoga dengan adanya hibahan dari beliau, maka akan menggugah hati masyarakat Kabupaten Pacitan untuk sukarela menghibahkan koleksi bukunya ke perpustakaan umum.

Dengan demikian masyarakat pun mampu ikut andil dalam mewujudkan visi Bupati Indrata Nur Bayu Aji dan Wabup Gagarin “Masyarakat Pacitan Sejahtera dan Bahagia”.

Penambahan koleksi buku yang berasal dari hibahan masyarakat, diharapkan akan memberikan kepuasan tersendiri bagi pihak penghibah dan mampu menarik minat pengunjung untuk menikmati bacaan di ruang koleksi Perpustakaan Umum Kabupaten Pacitan. Terlebih koleksi buku tersebut nantinya akan didisplay apik di ruang koleksi gedung baru layanan perpustakaan umum. (Disperpusip Pacitan/Pemkab Pacitan)

Tampil di siaran TVRI “Publik Bicara”, Kadis Pendidikan Paparkan Pelaksanaan PTM 100%

Ada yang istimewa pada siaran PUBLIK BICARA TVRI siang hari ini (11/01). Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, Budiyanto, menjadi salah satu narasumbernya. Ia menjelaskan tentang pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% di Kabupaten Pacitan.

Dipandu oleh presenter Firda Brilianti dan Briansyah Dewandri, acara talkshow ini berjalan menarik. Pasangan presenter ini menanyakan tentang pelaksanaan PTM di Pacitan.

Budiyanto menjelaskan bahwa pelaksanaan PTM 100% mengacu pada SKB 4 Menteri. Sekolah harus mengisi daftar periksa dan 80% Pendidik dan Tenaga Kependidika (PTK) sudah harus divaksin. Capaian vaksinasi PTK di Kabupaten Pacitan sudah mencapai 96%. Sedangkan untuk vaksinasi anak usia 6-11 tahun mencapai 69%.

Dinas Pendidikan juga telah meluncurkan surat kepada kepala satuan pendidikan tanggal 4 Januari 2022. Surat ini terkait dengan panduan penyelenggaraan PTM di masa pandemi Covid-19.

Lebih lanjut Ia mengatakan bahwa teknis pelaksanaan PTM diserahkan ke satuan pendidikan. Sekolah melakukan asesmen apakah siswa masuk dalam satu waktu atau dengan cara bergantian (shift).

“PTM 100% ini menjadi momen yang baik bagi sekolah, guru, siswa, dan orang tua untuk memulihkan dunia pendidikan yang hampir 2 tahun ini kurang optimal”, ungkapnya. “Pesan saya, tetap taati protokol kesehatan dan pedomani panduan pelaksanaan PTM 100%”, pungkasnya. (Dinaspendidikan/PemkabPacitan).

Bagi Nelayan Pacitan Lumba-lumba Sepertihalnya Sahabat

Bagi nelayan Pacitan, Lumba-lumba bukan sekedar satwa laut kebanyakan, ada harmonisasi antar keduanya saat di lautan yang luas dan ganas, sampai-sampai mereka menganggap binatang bernama latin Stenella Attenuata ini seperti keluarga sendiri.
“Nelayan Pacitan sudah tidak terhitung diselamatkan kawanan lumba-lumba,” ujar Supomo, Kepala Dinas Perikanan (Disperikan) Pacitan (10/01), menyoal aksi nelayan yang dikabarkan menangkap 7 ekor lumba-lumba yang kini viral tersebut.
Yang pasti 23 nelayan tersebut adalah nelayan Andon, atau nelayan pendatang yang mencari ikan di perairan Pacitan dengan menggunakan kapal KM Restu.
Lebih tegas jika nelayan Pacitan dapat dipastikan tidak sekedar mematuhi peraturan, tetapi lebih pada saling menjaga dan melindungi satwa laut tersebut. Bukan cuma karena ogah berurusan dengan hukum, tetapi lebih pada ungkapan terimakasih kepada lumba-lumba yang sering menolong nelayan.
Banyak kisah tentang nelayan yang mengalami kerusakan navigasi dan hal krusial lainnya, ujung-ujungnya binatang cerdas tersebut yang membantu nelayan kembali ke dermaga.
Kini video terlanjur viral dan menjadi perhatian masyarakat luas, tinggal bagaimana pemangku kepentingan mengambil langkah strategis sehingga semua nelayan memahami betul aturan main mengais rezeki di laut Indonesia. “Sosialisasi akan kami lakukan kembali, supaya semua semakin mengerti,” tegas Pomo.
Senada dengan Disperikan Pacitan, Budi Setyono Kepala PPP3 Tamperan Provinsi Jawa Timur memilih menghidupkan kembali spanduk dan poster terhadap binatang dilindungi. “Koordinasi bersama dinas terkait akan kami laksanakan untuk sosialisasi masif,” kata Budi.
Meski ia meyakini bahwa secara umum nelayan sebenarnya sudah mengerti peraturan menangkap ikan dilaut, tetapi dari momentum tersebut pihaknya ingin merefresh kembali pemahaman tersebut.
Seharusnya nelayan maupun pemancing yang tanpa sengaja menangkap binatang laut dilindungi jika masih hidup supaya segera melepas liarkan kembali. Namun bila terluka mereka bisa membawa dan melaporkan kepada petugas, begitu juga jika sudah mati, baik nelayan ataupun pemancing tetap harus melaporkan kejadian tersebut, sehingga petugas dapat mencatat dan meneruskan laporan tersebut. (PemkabPacitan).

Watu Bale Expedition Lintas Alam 2, Dibuka Bupati Pacitan Diikuti Peminat Luar Daerah

Ditengah guyuran hujan ratusan peserta antusias mengikuti Watu Bale Expedition Lintas Alam 2 di Desa Jetak Kecamatan Tulakan. Acara yang digelar dalam rangka HUT ke-4 obyek wisata Watu Bale itu tidak hanya diikuti peserta lokal Pacitan namun juga dari luar daerah, seperti Trenggalek, Tulungagung dan Kediri.
Diberangkatkan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, para peserta akan menempuh rute sepanjang kurang lebih 8 km dengan medan menantang nan indah. Selain melewati tanjakan dan turunan penuh liku peserta juga akan mendapati rute menarik karena melintas di area pantai yang memanjakan mata.
” Saya berharap peserta tetap semangat karena bersamaan dengan turunnya hujan kegiatan ini akan menjadi real (nyata) lintas alam,” kata Bupati, Minggu (09/01).
Selain dorongan semangat kepada para peserta lintas alam, Bupati juga mengapresiasi pengelola obyek wisata Watu Bale yang terus berupaya menjadikan destinasi wisata ini berkembang. Ia berharap, diusianya yang ke-4, obyek wisata Watu Bale dapat memberikan berkah dan kontribusi untuk daerah serta masyarakat sekitar.
Sementara itu, Camat Tulakan Agung Dwi Cahyono mengatakan pihaknya akan terus melakukan upaya pengembangan potensi utamannya desa wisata. Sehingga kedepannya diharapkan mampu mendongkrak perekonomian warga. “Wilayah kecamatan Tulakan hanya satu desa yang berada ditepi garis pantai, yaitu desa Jetak ini, kita akan memaksimalkannya, agar bisa berkembang lebih baik lagi kedepannya, paling tidak harus ada agenda event kedepannya,” tukas Camat.
Selain sektor wisata pantai, pihaknnya juga akan memaksimalkan segala potensi yang ada di wilayahnya. “Pengembangan potensi wisata ini tidak hanya wisata pantai, tapi lebih banyak di wilayah Tulakan ini potensi wisata alamnya, budaya dan produk UMKMnya, sehingga kita harapkan kedepannya bisa saling bersinergi dan saling mengisi,” ujarnya.
Watu Bale Ekspedition Lintas Alam 2 melombakan 5 kategori. Yakni, kategori perorangan putra dan putri, kategori beregu putra dan putri serta kategori beregu terkompak terheboh dan terfavorit. Untuk menarik wisatawan, panitia juga menggelar festival seribu takir (nasi bungkus daun pisang). (Prokopim Pacitan / Pemkab Pacitan)

 

Lebih Dari 31.000 Wisatawan Kunjungi Pacitan Pada Libur Tahun Baru 2022

Masa libur Tahun Baru 2022, yang bertepatan dengan akhir pekan, dimanfaatkan masyarakat untuk mengunjungi berbagai destinasi wisata di Kabupaten Pacitan.
Seperti halnya Pantai Klayar, Goa Gong, Pantai Watukarung dan destinasi wisata lainnya yang dipadati oleh pengunjung yang melepaskan rindu dengan berwisata setelah beberapa waktu lalu sektor pariwisata Pacitan sempat ditutup karena PPKM.
Berdasarkan penghitungan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pacitan sampai hari Minggu pukul 18.00, lebih dari 31 ribu wisatawan memadati berbagai destinasi wisata di Kabupaten Pacitan.
Pengelola tempat wisata tetep mengutamakan protokol kesehatan dengan penggunaan aplikasi PeduliLindungi saat masuk kawasan wisata. Serta pengawasan oleh petugas untuk selalu menggunakan masker dan berjaga jarak sebagai upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19.
Banyak pengunjung dari luar daerah yang datang ke Pacitan untuk menikmati keindahan wisata di Pacitan. Semoga hal ini menjadi awal yang baik untuk Pariwisata di Kabupaten Pacitan untuk bangkit dan berkembang kembali dan menjadikan masyarakat Pacitan Sejahtera dan Bahagia.
(DisparbudporaPacitan/DiskominfoPacitan)
WhatsApp chat