RSUD dr. Darsono; Tingkatkan Kapasitas SDM untuk Kualitas Layanan

“Kita harus mendengar tuntutan masyarakat, Ojo wedi dipaido, dipaido niku biasa, panjenengan harus bermental baja untuk mempertahankan kualitas layanan, tetap layani masyarakat Pacitan dengan baik,” Tukas Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.

 

Mewujudkan rumah sakit yang bisa dipercaya masyarakat dan profesional dalam pelayanan kesehatan, RSUD dr. Darsono harus menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan beretika. Karenanya, dilaksanakan kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM yang dirangkaikan dengan Program Staycation dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Terbagi menjadi tiga angkatan, kegiatan dilaksanakan mulai 6-14 Desember 2021, di Hotel Fave Solo Baru dan diikuti 274 karyawan. Pelatihan SDM yang dimulai Senin (06/12) dibuka langsung oleh Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji sekaligus melaksanakan kerjasama dengan OK OCE dari Kemenparekraf untuk tujuan meningkatkan kapasitas SDM di bidang kewirausahaan.

Bupati mengapresiasi positif kegiatan ini sebagai wujud visi Kabupaten Pacitan dalam membangun masyarakat sejahtera dan bahagia. “Semua harus berimbang, tenaga kesehatan tidak hanya harus sejahtera tapi juga harus bahagia,” katanya.

Dalam arahannya, Mas Aji mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Pacitan membuka diri seluas-luasnya kepada seluruh pihak untuk pengembangan baik kewirausahaan ataupun lainnya, karena kondisi geografis Pacitan butuh jaringan yang lebih banyak dan akses yang lebih baik.

“Era digital saat ini adalah poin yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengenalkan potensi Pacitan kemanapun, karena inovasi-inovasi yang sudah berjalan saat ini tidak cukup hanya dengan kolaborasi, sinergitas, spasial, ataupun holistik saja,” lanjutnya.

RSUD dr. Darsono harus terus berpacu, kualitas jasa harus diperbaiki, jangan pernah merasa puas dan terus meningkatkan pelayanan menggunakan hati dan rasa. “Kita harus mendengar tuntutan masyarakat, Ojo wedi dipaido, dipaido niku biasa, panjenengan harus bermental baja untuk mempertahankan kualitas layanan, tetap layani masyarakat Pacitan dengan baik,” pesannya mengakhiri acara pembukaan malam tadi. (RSUD Pacitan/DiskominfoPacitan)

Kenali Gejala Chikungunya dan DBD

Menanggapi keluhan masyarakat terkait penyakit yang diduga Chikungunya akhir-akhir ini, diharapkan masyarakat tidak resah dan perlu mengenal lebih lanjut termasuk gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) serta upaya penanganannya.

DBD dan Chikungunya sama-sama disebabkan virus akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Gejalanya hampir mirip dan biasanya masyarakat lebih familiar dengan DBD.

“Virus penyebabnya berbeda, DBD dari virus Dengue, kalau Chikungunya dari virus chikungunya. Gejalanya hampir sama, pasien mengalami demam, nyeri sendi, nyeri mata, dan ruam. Gejala DBD lebih ke gejala perdarahan, sedangkan chikungunya lebih ke otot dan persendian,” jelas dr. Joko Prianto, Sp.PD., RSUD dr. Darsono, hari ini (06/12).

Sementara jumlah pasien dirawat di RSUD dr. Darsono dengan kasus DBD yaitu 45 kasus di bulan November dan 7 kasus di bulan Desember, sementara belum ada kasus untuk Chikungunya.

Tanda bahaya DBD perlu diperhatikan seperti gusi berdarah, muntah darah, sampai pasien tidak sadar. DBD bisa berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius jika tidak segera ditangani. “Waspadai gejala-gejala yang timbul, sebagai penanganan pertama gunakan obat-obatan yang sementara bebas dijual di apotik, jika tidak membaik segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat, bisa ke puskesmas dan rumah sakit,” lanjut Joko.

Kewaspadaan mencegah DBD dan Chikungunya adalah dengan menjaga kondisi badan tetap fit ditunjang dengan makanan bergizi, olahraga cukup, aktif melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, Plus memakai Repellent). Ia juga berpesan, Karena masih dalam situasi pandemi, perhatikan gejala yang timbul karena sering tumpang tindih dengan gejala Covid-19, maka harus waspada dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan yang telah disepakati.

Sebagai rumah sakit rujukan masyarakat yang berorientasi pada keselamatan pasien dalam upaya penanganan pasien DBD maupun Chikungunya, RSUD dr. Darsono siap dengan layanan IGD 24 jam untuk pasien kegawatdaruratan, tiga dokter spesialis penyakit dalam, tiga dokter spesialis anak, poli penyakit dalam, poli lansia, dan poli anak untuk pasien rawat jalan, dan ruang perawatan Melati A sampai kelas VVIP untuk pasien rawat inap. (RSUDPacitan/DiskominfoPacitan).

Wajib Tau; Peluk Pohon Solusi Masalah Kejiwaan

Putus Hubungan dengan Alam? Siap-siap kena fenomena Nature Deficit Disorder (NDD).
Hari gini banyak orang mengangkat isu tentang Mental Health. Bermain di alam dan memeluk pohon dapat menjadi salah satu solusi.
Istilah NDD dipopulerkan oleh seorang penulis buku The Last Child in the woods, Richard Louv dari Amerika Serikat.
NDD merujuk pada berkurangnya interaksi atau kontak langsung manusia dengan alam yang berdampak buruk pada kesehatan fisik serta mental seperti obesitas, kurangnya daya tahan tubuh terhadap penyakit, kurang konsentrasi dan kurang kreatif.
Penyebabnya bisa dari lingkungan fisik, kepadatan dan budaya urban yang menyebabkan densitas, kebisingan dan polusi, serta derasnya perkembangan teknologi dan pendidikan.
Beberapa hipotesis penelitian membuktikan bahwa orang dengan penyakit “modern” seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), kecemasan, atau depresi merasa lebih baik dengan eksposur ke alam.
Salah satunya dengan memeluk pohon. Ya, memeluk pohon! Meskipun terdengar sepele, memeluk pohon dapat memberikan efek relaksasi bagi jiwa manusia, seperti yang dibuktikan oleh peneliti Matthew Silverstone. Ini terjadi karena meningkatnya kadar hormon oxytocin, seritanin, dan dopamine. Ketiga hormon ini akan membuat kita merasa lebih bahagia.
Pohon memiliki getaran frekuensi yang akibatnya bisa mengubah secara langsung tingkatan gumpalan darah dalam tubuh. Gumpalan inilah yang selama ini menjadi penyebab pusing, migrain, sakit kepala.
Nah kalau kamu mulai merasa jenuh dan stress, kemungkinan seseorang mengalami NDD. Jadi, mulai sekarang, luangkan waktumu menikmati alam ya! (Dari berbagai sumber/DLHPacitan/DiskominfoPacitan).

“STEAM” Pendekatan Pembelajaran Abad 21

Upaya peningkatan Kompetensi Tenaga Pendidik PAUD di bidang Teknologi, Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan melaksanakan Bimbingan Teknis pembelajaran Science, Technology, Engneering, Art, dan Mathematic (STEAM) dengan Media Loosepart. Kegiatan ini dilaksanakan di Rumah Makan SEHAT JLS.
Metode STEAM dengan bahan Loose Part, yakni metode yang menggunakan bahan ajar berasal dari bahan bekas yang mudah dipindahkan, dimanipulasi dan cara penggunaannya ditentukan oleh anak. Bertindak sebagai narasumber adalah personil dari Balai Pengembangan PAUD dan Pendidikan Masyarakat Provinsi Jawa Timur dan Narasumber daerah yang kompeten.
Dalam laporannya, Kepala Dinas Pendidikan, Daryono menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pendidik dalam menerapkan metode pembelajaran STEAM. Salah satunya melalui pembuatan Alat Permainan Edukatif (APE) menggunakan bahan yang ada di sekitar. “APE yang dibuat sendiri oleh guru akan menghemat biaya yang dikeluarkan satuan PAUD,” tambahnya.
Bunda PAUD Kabupaten Pacitan, Efi Suraningsih hadir secara langsung untuk membuka kegiatan tersebut menyampaikan bahwa guru adalah pilar pendidikan, sehingga kompetensi guru harus terus ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman, “Guru harus bisa menciptakan pembelajaran yang inovatif,” tandasnya.
Ririh Enggar Murwati, Kabid Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF) berharap, tindak lanjut dari kegiatan ini adalah peserta bisa menerapkan dan mengimbaskan di seluruh satuan PAUD di wilayahnya. Sehingga layanan PAUD yang berkualitas di Kabupaten Pacitan dapat terwujud.
Sebelum acara ditutup, dilanjutkan dengan penyerahan bantuan pojok baca pada 10 satuan PAUD berupa almari dan buku bacaan berasal dari APBN Tahun 2021. “Alhamdulillah, bisa menambah koleksi buku dan menumbuhkan minat baca pada anak dan orang tua,” ucap syukur Desi Mulanawati, salah satu peserta Bimtek sekaligus penerima bantuan. (Dindikpacitan/DiskominfoPacitan).

35 Persen Desa Belum Kooperatif Terhadap LABKD online

Layanan Adminduk Berbasis Kewenangan Desa (LABKD) online merupakan solusi untuk mengatasi masyarakat dalam mengakses pelayanan Administrasi Kependudukan (Adminduk).
Dulu, untuk mendapatkan pelayanan adminduk, Pemohon harus membawa persyaratan ke Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil (Dukcapil) Pacitan. Ini masalah, jika masyarakat berasal dari wilayah yang jauh dari pusat kota.
“Jarak yang jauh dan transportasi umum yang jumlahnya terbatas menjadi kendala tersendiri dalam mengurus adminduk, sehingga bisa jadi mereka bisa berangkat tetapi tidak bisa pulang,” kata Sutarman, Kasubid Pembangunan Manusia dan Masyarakat (PMM), Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pacitan.
Oleh sebab itu pemerintah Kabupaten Pacitan yang dikoordinir oleh Bappeda membangun aplikasi dan telah di-Launching oleh Bupati Pacitan berupa Sistem Informasi Kabupaten Data Nyawiji Untuk Pelayanan Terintegrasi Masyarakat Pacitan( SIKAB TAJI PRIMA), didalamnya termuat LABKD online. Kemarin (04/11).
Kedepan melalui SIKAB TAJI PRIMA masyarakat yang notabene berada di wilayah yang jauh dari kota dapat mengakses layanan Adminduk, cukup dari kantor desa mereka masing-masing.
Tetapi sayang, bahwa aplikasi tersebut belum benar-benar dimanfaatkan dengan maksimal oleh beberapa desa. Sehingga hal ini tidak menguntungkan bagi masyarakat. “Dari 171 desa dan kelurahan, 65 persen sudah kooperatif memanfaatkan LABKD online,” lanjut Sutarman, (06/12).
Lebih lanjut, Sekretaris Daerah (Sekda) telah menghimbau pihak desa melalui Surat Edaran untuk memanfaatkan pelayanan Adminduk melalui LABKD online, untuk mewujudkan masyarakat sejahtera dan bahagia.
“Bupati juga telah memanggil para Camat supaya menyikapi hal itu,” pungkasnya. (BappedaPacitan/ kominfopacitan).
WhatsApp chat