Manfaatkan FABA Untuk Bangun Rumah Layak Huni

Abdul Mungin tak kuasa menahan haru menyaksikan prosesi pembangunan calon rumah barunya. Spesialnya lagi, peletakan batu pertama bangunan berukuran 5×6 meter tersebut dilakukan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.
Abdul Mungin terpilih menjadi penerima bantuan rumah FABA (Fly Ash and Bottom Ash) yang merupakan program CSR (Corporate Social Responsibility) dari PJB UBJOM PLTU Pacitan. Pembangunan rumah warga Dusun Rejomulyo Desa Sudimoro itu menggunakan material batako yang bahan dasarnya terbuat dari limbah batubara (FABA) PLTU Sudimoro.
“Saat ini ada rumah FABA mungkin kedepan ada Jalan FABA atau pembangunan infrastruktur lain yang menggunakan bahan dasar dari limbah ini,” kata Bupati, Jumat (20/08).
Mas Aji mengapresiasi pemanfaatan FABA untuk bahan dasar batako dan sejenisnya karena sangat bermanfaat bagi pembangunan. Bahkan orang nomor satu di Pacitan itu melihat langsung kualitas batako berbahan dasar Faba tersebut sangat kokoh dan halus.
Sementara, menurut General Manager PT PJB UBJOM PLTU Pacitan Dwi Juli Harsono, untuk saat ini pengolahan limbah hasil pembakaran batubara dari PLTU ini baru dalam bentuk batako, paving dan canstin. Pemanfaatanya sendiri untuk membantu mewujudkan rumah layak huni bagi masyarakat tidak mampu diwilayah sekitar PLTU.
“Ini perdana untuk pembangunan rumah masyarakat tidak mampu dan kedepan kita harapkan lebih banyak lagi yang akan menerima manfaat,” katanya.
PT PJB UBJOM PLTU Pacitan sukses memanfaatkan Fly Ash and Bottom Ash (FABA) untuk membantu pembangunan rumah warga tidak mampu. Dengan limbah yang jumlahnya mencapai ratusan ton per hari pemanfaatan FABA ini diharapkan dapat mendukung pembangunan infrastruktur sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan akibat penambangan pasir. (Humas Pacitan/Pemkab Pacitan)

Gerakan Pacitan Bermasker; Dimulai 27 Agustus s/d 10 September 2021

Demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona yang dapat menimbulkan penyakit Covid-19 di Kabupaten Pacitan, Pemerintah bersama jajaran Forkopimda, organisasi kepemudaan dan kemasyarakatan mengikuti sosialisasi disiplin menggunakan bermasker, melalui Gerakan Pacitan Bermasker.
Giat tersebut rencananya akan dilaksanakan selama 14 hari, dimulai 27 Agustus 2021 sampai dengan 10 September 2021.
Menurut Bupati Pacitan Indrata Nur Bayu Aji, saat membuka kegiatan yang dilaksanakan via Zoom bersama seluruh jajaran pemerintahan tingkat desa, kecamatan dan organisasi kemasyarakatan tersebut, langkah ini adalah satu terobosan yang mudah dilakukan bagi setiap orang.
“Gerakan bermasker inilah yang paling sederhana, mudah dan cespleng,” ujar Dia, malam ini (18/08) di ruang rapat Bupati.
Selanjutnya Mas Aji berharap seluruh pihak sementara turut mensosialisasikan rencana ini, sehingga pada praktiknya nanti seluruh masyarakat dapat mengikuti program Gerakan Pacitan Bermasker secara sempurna.
Hasilnya cita-cita memutus mata rantai penyebaran virus corona dapat berhasil. “Selama kita benar-benar patuh dengan program tersebut InsyaAllah Pacitan dapat terhindar dari Covid-19,” pungkas Bupati. (DiskominfoPacitan).

Kado Istimewa Di HUT RI Ke-76, 3 Karya Budaya Pacitan Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

Kabupaten Pacitan mendapatkan kado istimewa tepat dihari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus kemarin. Kementerian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia menetapkan 3 karya budaya Pacitan sebagai Warisan Budaya Tak benda Indonesia.
Ketiga Karya Budaya tersebut adalah Badut Sinampurno dari Tegalombo, Tetaken dari Desa Mantren Kecamatan Kebonagung serta Brojogeni Tremas Pacitan dari Kecamatan Arjosari.
Penyerahan sertifikat penetapan Karya Budaya Takbenda tersebut dilaksanakan di Gedung Grahadi Surabaya oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada Sekretaris Daerah Heru Wiwoho saat upacara penurunan bendera peringatan HUT ke 76 RI. (Humas Pacitan/Pemkab Pacitan)

Buah Dan Sayur Untuk Para Nakes

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menyerahkan bantuan produk hortikultura untuk para nakes di RSUD dan Puskesmas serta lembaga pondok pesantren di Pacitan. Bantuan tersebut merupakan program Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan bekerjasama dengan Dirjen Hortikultura untuk membantu para nakes dalam meningkatkan imun melalui konsumsi buah dan sayur serta masyarakat petani yang selama ini terdampak pandemi.
“Semoga bantuan ini bermanfaat dan pandemi segera berlalu,’ kata bupati.
Pandemi Covid 19 tidak hanya menyangkut masalah kesehatan namun juga berdampak luas pada sektor lain tak terkecuali pertanian. Diberlakukanya kebijakan PPKM sebagai upaya menekan laju penularan covid 19 berimbas pada anjloknya daya beli masyarakat. Tak pelak hal tersebut membuat petani kesulitan memasarkan produk-produk pertanian.
Menyikapi hal tersebut Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan bekerjasama dengan Dirjen Hortikultura melakukan aksi beli produk hortikultura milik petani. Beragam sayur mayur serta buah buahan tersebut selanjutnya diberikan kepada Nakes sebagai garda terdepan Serta lembaga pondok pesantren.
“Intinya ini adalah bantuan produk hortikultura untuk antisipasi dampak pandemi. Kita beli dari petani Pacitan untuk selanjutnya kita bantukan kepada para nakes dan lembaga lembaga pondok pesantren, serta masyarakat yg sedang isoman, tentunya cakupannya belum bisa menyeluruh karena terbatasnya kemampuan.,” imbuh Bambang Supriyoko Kepala Dinas Pertanian Pacitan.
Menurut Dian Anggari Murni Kasi hortikultura Dinas Pertanian, bermacam sayur dan buah-buahan untuk bantuan produk hortikultura dibeli langsung kepada petani lokal. Seperti sayur mayur dibeli dari petani di Desa Tambakrejo, pepaya dari Bandar, cabe keriting dari Desa Kasihan Kecamatan Tegalombo serta buah Pisang dari Sudimoro. (Humas Pacitan/Pemkab Pacitan)

Lepas 76 Tukik Bupati Pacitan Resmikan Konservasi Penyu di Pesisir Pancer Door

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji meresmikan tempat perlindungan dan perawatan penyu di kawasan Pantai Pancer Door Kelurahan Sidoharjo Pacitan.
Tempat perlindungan dan perawatan penyu yang oleh Bupati diberi nama Berkah Penyu tersebut kedepan akan difungsikan untuk kepentingan konservasi, edukasi dan pengembangan pariwisata ekologis. Peresmian ditandai dengan pelepasan tukik penyu sejumlah 76 ekor menyesuaikan usia kemerdekaan Republik Indonesia.
“Dengan diresmikannya konservasi Berkah Penyu di pancer ini harapan kedepan bisa memacu semuanya untuk tetap menjaga kelestarian penyu,” ungkap Bupati, Rabu (18/08).
Bupati menyatakan, edukasi masyarakat terhadap kelestarian penyu saat ini sudah lebih baik. Masyarakat semakin tahu bahwa keberadaan hewan jenis reptil ini dilindungi undang undang. Untuk saat ini, konservasi penyu menjadi tujuan utama tapi kedepan kata Mas Aji akan berkembang kearah wisata.
“Ini kerja bareng tidak hanya komunitas dari sahabat penyu tapi juga masyarakat punya andil untuk tidak memburu atau membunuh penyu,” sambungnya.
Seperti diketahui, sebagai daerah pesisir banyak pantai-pantai di Pacitan yang menjadi lokasi pendaratan penyu untuk bertelur. Seperti, Pantai Taman Hadiwarno, Pantai Soge Sidomulyo, Pancer Door Pacitan dan Pantai Banyu Tibo Donorojo. (Humas Pacitan/Pemkab Pacitan)
WhatsApp chat