KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA MENYALURKAN BANTUAN SOSIAL NON TUNAI PROGRAM KELUARGA HARAPAN ( PKH )

Acara penyerahan bantuan non tunai Program Keluarga Harapan (PKH ) dari Kementerian Sosial diserahkan oleh
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Dr. Ir. R. Harri Nikmat.

Di Kabupaten Pacitan hari ini Jum’at 28/7/2017 di Pendopo Kabupaten Pacitan. Pada acara tersebut hadir Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Dr. Ir. R. Harri Nikmat,
Bupati Pacitan beserta jajarannya, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Kepala Desa dan Kelurahan se-Kabupaten, Direktur BNI, KPM dan keluarga penerima manfaat.

Kepala Dinas Sosial Sunaryo menyampaikan bantuan non tunai di Kabupaten Pacitan dilaksanakan oleh BANK BNI. Sampai dengan saat ini telah dilaksanakan pencairan di lima kecamatan dari 12 kecamatan dengan total KPM Yang telah mencairkan sebanyak 10.903 KPM.
SDM PKH di Kabupaten Pacitan berjumlah 68 orang terdiri dari pendamping 61 orang dan operator 6 orang serta satu orang Korkab.

Bantuan sosial dari kementerian Sosial RI Kepada kabupaten Pacitan Ahun 2017 sebesar Rp.94.930.713.600 (sembilan puluh empat milyar sembilan ratus tiga puluh juta tujuh ratus tiga belas ribu enam ratus rupiah) terdiri atas.
a. Bantuan PKH sebesar Rp.
32.003.370.000 bagi 16.933
Keluarga Penerima Manfaat ( KPM )
b. Bantuan Beras Sejahtera (RASTRA)
sebesar Rp.62.642.343.600 bagi
45.671 keluarga.
C. Bantuan Sosial Disabilitas sebesar Rp.129.000.000,. bagi 78 jiwa.

Pada kesempatan ini pula KPM Kecamatan Pacitan yang melakukan pencairan bantuan KPH tahap satu dan dua sebesar Rp.1000.000 / KPM sebanyak 500 KPM. Selain itu juga dihadirkan 10 anak berprestasi dari keluarga PKH, Sebagai apresiasi dari BANK BNI memberikan tabungan bea siswa sebesar RP 250.000 per Siswa dan paket sekolah dari Kementerian Sosial.

Bupati Pacitan Indartato dalam sambutannya menyampaikan, Pacitan baru mendapatkan empat jenis bantuan dari 10 total item bagi warga kurang mampu, Pak In berharap nantinya ada program serupa untuk warga kurang mampu, selain itu sebanyak 9000 warga yang selama ini ada di zona kemiskinan masuk dalam badid data terpadu Kementerian Sosial. Selama ini warga tercover melalui Program Grindulu Mapan. Mengentaskan kemiskinan merupakan tantangan yang harus dihadapi seperti yang disampaikan oleh Pak In.

Dierktur Jendral Perlidungan dan Jaminan Sisial Kemensos Dr. Ir. R. Harri Hikmat. MSI menyampaikan bantuan (PKH) non tunai diwujudkan tabungan dalam Kertu Keluarga Sejahtera ( KKS ) yang sebelumnya bantuan diberikan secara tunai. Dijelaskan PKH diberikan secara tunai melalui kantor Pos, sekarang diberikan melalui BANK dalam bentuknon tunai. Dijelaskan PKH adalah program perlindungan sosial yang memberikan bantuan non tunai kepada rumah tangga sangat miskin ( RTSM )
Dimana program ini jangka pendek bertujuan mengurangi beban RTSM dan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai pengurangan penduduk miskin. Sistem penyaluran ini menggunakan KKS, bansos dan subsidi akan langsung disalurkan ke rekening penerima manfaat. (Ryt/Sg Diskominfo)

Aktivitas di Laut Terhalang Gelombang Tinggi, BPBD: Mulai Agustus Normal

Pacitan – Sepekan terakhir pendapatan nelayan Pacitan berkurang. Ini dipengaruhi gelombang tinggi yang menyebabkan hasil tangkapan nelayan turun drastis. Mendekati pekan ke-5 di bulan Juli, tinggi ombak di perairan selatan Pacitan mencapai 3 hingga 4 meter.

Hartono Ketua Kelompok Nelayan “Mutiara” Pantai Tamperan mengatakan, meskipun sebagian nelayan masih ada yang melaut namun hasilnya tak sebagus ketika ombak bersahabat. Dalam kondisi normal, nelayan dengan kapasitas kapal 10 GT hingga 30 GT mampu menangkap ikan antara 7 hingga 10 ton. Sebaliknya dengan kondisi cuaca buruk hanya mampu menghasilkan 4 hinga 5 ton. Padahal, sekali melaut mereka harus mengeluarkan biaya antara Rp 30 juta hingga Rp 40 juta.

“Selain kesulitan menebar jaring, gelombang yang kuat mengakibatkan kapal bergoyang keras sehingga ikan hasil tangkapan tidak lagi super karena banyak yang rusak,” tuturnya kepada Radio Suara Pacitan, Jumat (28/7/2017) pagi.

Lain lagi dengan perahu kecil berkapasitas dibawah 5 GT. Perahu yang biasanya digunakan nelayan lokal tersebut hanya berani beroperasi di pinggir saat cuaca buruk dan gelombang tinggi. Bahkan, jika kondisi cuaca ekstrem mereka terpaksa berhenti melaut. Untuk menyambung hidup para nelayan tersebut beralih profesi sementara dengan bekerja di sawah dan ladang atau menjadi buruh bangunan.

Perubahan cuaca serta gelombang air laut yang cenderung fluktuatif sebenarnya sudah terpantau jelas dari Pusat Data dan Informasi BPBD Pacitan. Fakta tersebut, menurut Kasi Kedaruratan dan Logistik Pujono sudah disampaikan kepada para nelayan. Melalui informasi yang cepat tersebut diharapkan nelayan lebih waspada dan berhati hati. Kondisi ini, kata dia, tidak berlangsung lama.

“Memasuki bulan Agustus biasanya sudah normal,” terangnya melalui sambungan telepon. (RSP/riz/ps)

Jadikan Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Program Prioritas

CERIA: Bupati Pacitan Indartato berbagi keceriaan bersama siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada suatu kesempatan. (Foto: pacitanku.blogspot.com)

Pacitan – Pemenuhan hak dan perlindungan terhadap anak menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Kabupaten Pacitan. Ini menyusul penetapan daerah berjuluk Kota 1001 Gua sebagai Kota Layak Anak tahun 2017. Komitmen itu, kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Hendra Purwaka tertuang dalam Perda nomor 1 tahun 2013. Pelaksanaannya melibatkan pemangku kepentingan di semua lini.

“Kita bersama-sama dengan masyarakat untuk bagaimana bisa memenuhi hak-hak anak. Meskipun dengan sumberdaya yang terbatas kita berupaya mewujudkan hak anak dan perlindungan anak di Kabupaten Pacitan,” paparnya saat menjadi nara sumber dialog Spirit Pagi Radio Suara Pacitan, Kamis (27/7/2017) pagi.

Selama ini, layanan hak dasar anak di Pacitan relatif tidak ada masalah. Di bidang kesehatan misalnya, hampir semua anak mendapat imunisasi. Demikian juga dengan fasilitas kesehatan baik puskesmas maupun posyandu yang menjangkau semula wilayah, termasuk pelosok pedesaan. Ini juga berlaku untuk ketersediaan air minum, serta sanitasi yang memadai.

Di era teknologi informasi, kata mantan kepala dinas kesehatan ini, tantangan mendidik anak makin kompleks. Ini karena masuknya segala jenis informasi dengan mudah melalui gawai canggih semisal telepon pintar. Hal itu dapat dimaknai lompatan positif bagi anak-anak, namun dapat pula berdampak buruk jika tidak diawasi dengan baik. Peran orang tua sangatlah penting mengarahkan anak menggunakan teknologi secara bijak.

“Lingkungan harus juga memperhatikan. Kalau lingkungan memperhatikan, lingkungan baik insya Allah anak tersebut juga baik. Utamanya tentu juga tidak bisa lepas dari orang tua maupun keluarga yang tinggal di rumah,” imbuhnya.

Tahun ini Kabupaten Pacitan kembali meraih predikat Kota Layak Anak kategori Pratama. Penghargaan prestisius itu merupakan wujud pengakuan pemerintah pusat terhadap upaya pemerintah daerah mewujudkan pemenuhan hak-hak dasar anak. Penghargaan diserahkan langsung Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohanna Yambise kepada Bupati Indartato di Pekanbaru, Riau, Sabtu (22/7/2017). (RSP/ps/ps)

Pecatur Pacitan Menang Kejuaraan Pelajar Asia ke 13, KONI: Ini Membanggakan

Pacitan – Capaian membanggakan yang diraih pecatur muda Pacitan Catur Adi Sagita pada kejuaraan Internasional Catur Antar Pelajar Asia ke 13 di Pianjin Tiongkok belum lama ini, mendapat apresiasi dari ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Pacitan.

“Keberhasilan Catur Adi Sagita meraih medali emas dalam kategori catur cepat tidak hanya membuat bangga Kabupaten Pacitan namun juga Bangsa Indonesia,” kata Sugiharyanto, Ketua Umum KONI Pacitan berbincang di Program Spirit Pagi RSP, Rabu (26/7/2017) pagi.

Sugiharyanto mengatakan, keberhasilan pecatur Kota 1001 Gua meraih prestasi tak lepas dari pembinaan serius dan berkelanjutan yang dilakukan PB Percasi setempat. Meskipun di sisi lain, anggaran untuk pembinaan cabang olah raga tersebut relatif minim.

“Satu tahun khusus untuk cabang catur kita berikan penganggaran Rp 100 juta untuk pembinaan dan operasional,” ujarnya.

Sugiharyanto mengakui, besaran anggaran tersebut belum mampu memenuhi harapan pembinaan olahraga yang profesional. Akan tetapi dengan semangat dan kemauan keras keterbatasan tersebut tidak akan menghalangi potensi potensi Pacitan terus berprestasi.

Nilai anggaran untuk PB Percasi ini termasuk tinggi dibanding cabang olahraga lain. Cabang catur mendapat alokasi 20 persen dari anggaran yang dimiliki KONI. Dalam setahun, induk olahraga di Pacitan itu hanya mendapat alokasi pembinaan dari APBD sebesar Rp 600 juta.

Cabang olahraga lain yang juga mendapat perhatian KONI adalah bola voli. Sudah dua tahun ini tim bola voly remaja Pacitan berhasil menyabet juara di ajang Kejurda. Pun demikian dengan cabang lainya yang juga tak kalah berprestasi. Seperti, angkat besi serta sepak takraw.(RSP/riz/ps)

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN PACITAN MENGADAKAN PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN

Dalam upaya mengatasi keterbatasan kemampuan pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja, serta mengatasi semakin meningkatnya jumlah pengangguran dan penduduk miskin di Kabupaten Pacitan.
Maka Dinas perindustrian dan Perdagangan Pacitan melakukan upaya pemberdayaan masyarakat menjadi wirausahawan melalui pelatihan kewirausahaan tahun 2017 yang dilaksanakan pada hari Selasa (25/07/2017) di gedung Karya Dharma Pacitan.

Acara dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan Drs. Sukowiyono. MM beliau menyampaikan kepada peserta bahwa untuk suksesnya menjadi wirausahawan selain mendapat motivasi dari luar yang terpenting yaitu menumbuhkan semangat jiwa kewirausahaan dari diri sendiri yaitu seperti spirit yang kuat, etika dan mental yang baik.

Pelatihan ini mengundang 1 (satu) praktisi yang cukup berhasil dalam dunia industri yaitu Tri Sumono dari Jakarta. Beliau menyampaikan bagaimana membangun usahannya dari nol sampai keadaan sukses sekarang. Tapi pada intinya keberhasilan adalah semangat untuk berkembang, dimana setiap usaha pasti ada kegagalan, dan kegagalan itu pelajaran yang kita ambil dan memperbaikinya bukan serta merta kegagalan yang membuat jatuh.

Oleh karena itu kita sadari bahwa untuk menjadi wirausahawan membutuhkan berbagai fondasi pengetahuan, keterampilan dan juga mental yang memadai. Pengetahuan dan keterampilan bisnis bisa menjadi dua sisi. Pada suatu sisi memberikan bekal memadai sebelum memulai bisnis, sementara di sisi lain terkadang membuat orang terlalu berhati-hati dalam memulai sebuah usaha baru.

Dengan di adakannya pelatihan kewirausahaan ini di harapkan dapat membentuk jiwa kewirausahaan yang tangguh menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat

WhatsApp chat