Sambut Ramadan, Pak In Megengan Bersama Warga

Kebonagung – Suara shalawat nabi diiring rebana bertalu-talu mewarnai senja yang hangat di halaman SMPN 1 Kebonagung, Kamis (18/5/2017). Lokasi di tepi Jalan Lintas Selatan (JLS) itupun begitu padat dengan pria dan wanita berbusana muslim. Mereka adalah warga dari tiga wilayah kecamatan. Pacitan, Arjosari, dan Kebonagung.

“Kita akan segera tiba di Bulan Ramadan. Seperti halnya tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu, kali ini kita melaksanakan Megengan,“ kata Bupati Indartato mengawali sambutan pada kegiatan tahunan menyambut Bulan Puasa tersebut.
Pak In menyebutkan hari-hari menjelang Ramadan merupakan saat tepat saling memaafkan dan membangun kebersamaan. Berikutnya, selama satu bulan penuh umat Islam akan menempa diri mengendalikan hawa nafsu. Orang nomor satu di Kota 1001 Gua itu pun berharap kondisi selama Ramadan tetap kondusif.
“Menjaga suasana tetap teduh dan kondusif merupakan tugas kita bersama. Mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan kepada kita semua melaksanakan ibadah di bulan suci,“ tambah Pak In.
Berlangsung selama hampir tiga jam hingga menjelang Maghrib, acara tersebut berlangsung penuh keakraban. Apalagi dengan siraman rohani oleh KH Muhammad Nurul Huda, Kepala Kantor Kemenag Pacitan. Ulama asli Pacitan tersebut banyak mengulas keutamaan amaliyah Ramadan serta pentingnya menyambung silaturahmi.
Dalam kesempatan itu, Indartato menyerahkan bantuan bagi sepuluh warga kurang mampu. Bantuan tersebut berasal dari Badan Amil Zakat (BAZ). Sebelumnya Pak In simbolis menebar benih ikan di kolam yang terletak di tengah kompleks sekolah. Acara diakhiri ramah-tamah dan shalat Maghrib berjamaah. (ps/ps)

Canangkan BBGRM XIV, Bupati Indartato Tekankan Pentingnya Kerukunan dan Kebersamaan

Ngadirojo- Budaya gotong royong merupakan nilai luhur yang menjadi ciri khas Bangsa Indonesia. Perilaku yang mencerminkan kerukunan dan kebersamaan ini telah menjadi sendi kehidupan masyarakat secara turun temurun.

“Kita tidak bisa hidub sendiri, pasti membutuhkan bantuan orang lain.Inilah perlunya kita bergotong royong,“ kata Bupati Indartato.
Pernyataan itu disampaikan Bupati, saat pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong (BBGRM) XIV di Desa Ngadirojo Kecamatan Ngadirojo, Kamis (18/5). Orang nomor satu di Pacitan itu menekankan pentingnya budaya gotong royong dalam sendi kehidupan bermasyarakat. Salah satu kuncinya adalah kerukunan dan kebersamaan.
Tidak hanya itu, gotong royong menurut Bupati Indartato juga memberikan pengaruh kuat terhadap keberhasilan program pembangunan. Karena pembangunan tidak hanya tertumpu pada pemerintah saja namun juga peran serta masyarakat. Dengan tetap menjaga nilai kegotong royongan maka rakyat akan memiliki kepedulian besar terhadap sesama serta lingkungan.
“Terlibatnya seluruh lapisan masyarakat akan mendorong terwujudnya tata pemerintahan yang baik,“pungkasnya.
BBGRM berlangsung selama sebulan selama bulan Mei 2017 dengan menitik beratkan 4 bidang sasaran. Antara lain, bidang kemasyarakatan, bidang sosial budaya dan agama, bidang lingkungan serta bidang ekonomi.
Dalam kesempatan tersebut diserahkan kejuaraan atas prestasi desa dalam lomba BBGRM serta lomba desa. Untuk Lomba BBGRM juara 1 diaih Desa Cemeng Kecamatan Punung yang sekaligus mewakili Kabupate Pacitan di tingkat Provinsi dan menyabet penghargaan terbaik. Juara II Desa Karanganyar Kecamatan Kebonagung serta Juara III Desa Bodag Kecamatan Ngadirojo.
Untuk lomba Desa juara I diraih Desa Cemeng Kecamatan Punung, Juara II Desa Tahunan Kecamatan Tegalombo serta Juara III diraih desa Sumberharjo Kecamatan Pacitan.(Riz)

 

Tingkatkan Kualitas Penulisan Ilmiah, Pemkab Gelar Workshop Bagi Guru

Pacitan – Sebanyak 60 orang guru SMP dan 100 orang guru SD mengikuti workshop penulisan karya ilmiah. Kegiatan yang diselengarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan ini berlangsung sehari di Gedung Karya Darma.

“Kegiatan ini sangat strategis karena selama ini penulisan karya ilmiah masih menjadi sesuatu yang sangat menakutkan bagi guru dan tenaga fungsional lainya,“ papar Sukowiyono, Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan saat membuka kegiatan, Senin (8/5/2017) siang.
Penilaian itu bukan tanpa alasan. Masih ada guru golongan IV/a ke atas berhenti karena tidak memiliki kemauan menyusun publikasi ilmiah atau karya inovatif. Bahkan disinyalir 70 persen karya ilmiah yang diajukan ke tim angka kredit pusat bukan karya yang bersangkutan sendiri.
Sekda berharap dengan workshop ini para guru akan termotivasi melaksanakan dan membuat sendiri Publikasi ilmiah serta karya inovasi secara pribadi.
Hadir sebagai narasumber Prof. Sudiyono Sastroatmojo, M.Si, DR. Agus Wahyusin, M.Si, DR. AT. Sugeng Priyanto, M.Si, Suciptohadi, S.Pd, M.Si,  dan Drs. Suhadi, SH, M.Pd. Workshop dihadiri Kepala UPT TK dan SD, Pengawas SD, Penilik dan Ketua MKKS SMP se-Kabupaten Pacitan. (ryt/ps)

Pacitan Ditetapkan Jadi Kabupaten Peduli BPJS

Pacitan – Pacitan menjadi kabupaten pertama di Indonesia yang peduli terhadap ketenagakerjaan. Hal ini ditandai dengan peluncuran Kabupaten Pacitan sebagai Kabupaten yang peduli BPJS ketenagakerjaan di Pendopo Kabupaten, Kamis (4/5/2017).

“Saya melihat kepedulian kabupaten Pacitan terhadap BPJS ketanagkerjaan sangat nyata dan pak bupati sangat konsen dengan hal tersebut,“ kata Kepala BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Jawa Timur, Abdul Cholik.
Bukan sekadar wacana, wujud nyata pemerintah Kabupaten Pacitan akan BPJS ketenagakerjaan ini dikuatkan dengan diterbitkanya tiga peraturan bupati. Pertama, peraturan bupati terkait keikutsertaan perusahaan dalam BPJS ketenaga kerjaan. Kedua, peraturan bupati terkait sangsi administratif bagi pelanggar, dan terakhir peraturan bupati tentang BPJS ketenagakerjaan bagi perangkat desa serta pegawai honorer dan guru swasta.
“Sampai saat ini desa yang telah mengikutsertakan perangkatnya dalam BPJS ketenaga kerjaan di pacitan sebanyak 66 desa sisanya akan menyusul kemudian,“ tambahnya.
BPJS ketenagakerjaan sangat diperlukan karena memiliki manfaat cukup besar. Seperti disampaikan Bupati Indartato, salah satu tujuan adanya BPJS ketenagakerjaan ini adalah untuk jaminan perlindungan bagi para pekerja. Ini karena risiko kecelakaan dalam lingkungan kerja bisa terjadi sewaktu waktu.
“Saya berharap peraturan bupati ini dapat dilaksanakan dengan sungguh-sunguh,“ tegasnya.
Dari 166 desa dan lima kelurahan di 12 kecamatan se-Kabupaten Pacitan terdata sekitar 2.100 perangkat desa. Kemudian untuk tenaga honorer seluruh SKPD ada kurang lebih 1.600 pegawai, dan guru honorer kisaran 3.000 orang.
Mereka semua akan menambah angka kepesertaan sektor formal atau penerima upah (PU). Hingga sekarang, jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan KCP Pacitan tercatat 616 perusahaan, dan 1.375 jasa konstruksi. Sedangkan untuk tenaga kerja peserta tercatat 8.386 pekerja PU, dan 503 pekerja informal atau bukan penerima upah (BPU).(riz/ps)

Sepekan Pacitan Banjir Penghargaan

Pacitan – Masyarakat Pacitan layak bangga. Ini menyusul sukses Kabupaten Pacitan meraih sejumlah penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam sepekan terakhir.

Di antara anugerah yang diterima adalah Juara I Lomba Pelaksana Gotong Royong yang diwakili Desa Wareng Kecamatan Punung dan Juara I Lomba Perpustakaan diwakili Perpustakaan Cahaya Desa Gemaharjo Kecamatan Tegalombo. Selain itu pemerintahan Bupati Indartato juga diganjar Penghargaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF).
“Atas semua penghargaan yang berhasil diraih kami mengucapkan selamat dan terimakasih kepada warga masyarakat Kabupaten Pacitan,“ ucap Bupati Indartato. “Mudah-mudahan kejuaraan yang diraih menjadi pelecut semangat bekerja keras agar kehidupan masyarakat lebih baik lagi.“
Berkait kesusksesan Desa Wareng menempatkan diri pada urutan pertama Lomba Pelaksana Gotong Royong, Kepala Desa setempat Purwo Widodo mengaku bersyukur. Pihaknya mengharapkan nilai gotong royong akan dijadikan ikon wilayah di ujung barat Kecamatan Punung itu.
Saat menjadi nara sumber dialog Spirit Pagi Radio Suara Pacitan, Kamis (4/5/2017) Purwo menjelaskan selama ini tradisi gotong royong memang masih terpelihara di desa yang dipimpinnya. Diakui, modernisasi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan warga. Hanya saja dengan kebersamaan yang terbangun, sikap saling tolong menolong tetap terpatri kuat.
“Sepekan sekali warga rutin bekerja bakti. Belum lagi jika ada warga membangun rumah atau ada yang sakit maka warga lainnya saling membantu meringankan,“ papar Purwo. Desa Wareng juga ditetapkan sebagai pemenang Lomba Desa tingkat kabupaten tahun 2017.
Pada kesempatan sama Kepala Dinas Perpustakaan Warito juga menanggapi kemenangan Perpustakaan Cahaya Desa Gemaharjo sebagai Juara I. Menurut mantan Kabag Hukum Setda ini, warga setempat memang memiliki kepedulian tinggi terhadap pengelolaan dan pemanfaatan perpustakaan.
Dicontohkan, keberadaan perpustakaan di ujung utara Kabupaten Pacitan itu mampu menjadi sumber informasi bagi warga yang menekuni usaha sapi perah. Belakangan jumlah sapi perah terus bertambah dari waktu ke waktu. Bahkan sudah ada perusahaan yang bersedia membangun komitmen dengan peternak untuk membeli susu segar yang dihasilkan.
“Sebagian besar buku di sana (Perpustakaan Cahaya) adalah buku terapan sehingga ilmu yang didapatkan bisa langsung diimpelemntasikan,“ terang Warito.
Adapun Penghargaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas banyaknya lembaga PAUD dan PNF yang memperoleh akreditasi dari Badan Akreditasi Provinsi. Daerah berjuluk Kota 1001 Gua merupakan satu dari lima daerah penerima ganjaran tersebut. (ps/ps)
WhatsApp chat