Pantau Kebutuhan Pokok Jelang Ramdhan, Bupati Minta Masyarakat Tidak Panik

 

Bupati Pacitan Indartato minta masyarakat tidak panik menyikapi dinamika pasar yang cenderung fluktuatif menjelang datangnya bulan suci ramadhan. Orang nomor satu di Pacitan itu justru berharap masyarakat tenang serta tidak melakukan upaya borong barang yang justru memicu lonjakan harga.

“Saya minta masyarakat tidak berlebihan untuk menjaga stok dan harga kebutuhan pokok di pasaran tetap terjaga,“ ujar Bupati Indartato.
Himbauan itu disampaikan Bupati Indartato saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) barang barang kebutuhan pokok di pasar Arjowinangun serta pasar Minulyo Pacitan, Rabu (24/5).
Menurut Bupati Indartato, pemerintah akan terus berupaya, agar stok barang kebutuhan pokok terjaga untuk menciptakan harga tetap stabil. Namun demikian, menurut orang nomor satu di Pacitan itu, semuanya tergantung hukum ekonomi. Harga tidak akan melonjak naik seandainya ketersediaan barang yang ada mampu memenuhi permintaan konsumen. Untuk itu masyarakat diminta tidak berlebihan.
“Sebagai antisipasi, Pemkab telah menyiapkan operasi pasar jika harga terus naik,“ pungkasnya.
Sejauh ini dari hasil pantauan, harga kebutuhan pokok cenderung stabil. Sejumlah komuditas tertentu bahkan turun. Sedangkan beberapa komuditas lain ada kenaikan akan tetapi tidak signifikan. Hanya komuditas daging baik daging sapi ataupun daging ayam yang cenderung tinggi.
Saat ini harga daging sapi berada pada kisaran Rp.100 hingga Rp.120 ribu rupiah. Sejumlah pedagang mengaku tidak dapat memenuhi harapan pemerintah untuk menjual daging sapi dibawah angka Rp.100 karena memang dari harga dasarnya sudah tinggi. Sementara komuditas daging sendiri tidak mendapatkan subsidi.(Riz/Pur)

Jadikan Jurnalis Warga Agen Perubahan, PPMN Gelar Workshop Jurnalistik

Pacitan – Potensi yang dimiliki desa belum sepenuhnya terpublikasikan dengan baik. Dampaknya sumberdaya tersebut belum berpengaruh positif terhadap peningkatan kesejahteraan warganya. Keberadaan pegiat jurnalistik warga diharapkan dapat mengambil peran penyampai informasi tersebut.

Hal itu diungkapkan Agus Harianto, Panitia  Penyelenggara Workshop Jurnalistik bagi Jurnalis Warga, Kamis (18/5/2017) siang. Kegiatan yang berlangsung dua hari di salah satu hotel di Jl Ahmad Yani itu, lanjut Agus, merupakan upaya peningkatan kapasitas pewarta di tingkat desa.
“Dari desa-lah perubahan menuju perbaikan itu dimulai,“ tandasnya.
Senada Agus, Iwit Widhi Santoso seorang nara sumber optimis jika fungsi jurnalis warga di tiap desa dapat dioptimalkan, Pacitan pun tidak kalah dengan kota-kota besar. Mantan wartawan sebuah harian terkemuka itu menekankan peserta lebih aktif menuangkan karya dalan bentuk tulisan.
“Pokoknya jangan takut menulis. Menulis dan teruslah menulis,“ paparnya.
Arif Widiyanto, penanggungjawab media cetak yang juga hadir menjadi pembicara lebih banyak menyorot kode etik jurnalistik serta etika wawancara. Menurut pria yang membawahi wilayah Ponorogo dan Pacitan ini, sejak hadirnya era teknologi informasi setiap orang dapat menjadi wartawan di media sosial.
Hanya saja, Arif wanti-wanti agar para jurnalis warga memegang teguh etika pemberitaan. Apalagi dengan pemberlakuan Undang-undang Informasi dan Traksaksi Elektronik (ITE) yang menerapkan sanksi berat bagi mereka yang melanggarnya.
“Kata kuncinya adalah tidak melanggar ketentuan yang ada serta menghargai hak-hak orang lain,“ papar dia.
Peserta yang terdiri dari beberapa elemen tersebut juga berkesempatan berlatih menulis karya dalam bentuk berita. Mereka juga tampak antusias saat nara sumber lain, Purwoto membeber aliran Jurnalisme Kenabian (prophetic journalism). Madzhab yang dicetuskan Parni Hadi ini menjadi salah satu materi yang disampaikan praktisi radio dan online tersebut.
“Seorang jurnalis harus membawa kebenaran, sosoknya dapat dipercaya, menyampaikan pesan kebaikan, dan cerdas serta berintegritas,“ katanya.
Mengakhiri kegiatan para peserta menyerahkan tulisan di selembar kertas untuk dibahas bersama. Acara yang difasilitasi Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN), Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan Untuk Kesejahteraan (KOMPAK), dan didukung Pemkab Pacitan tersebut akan ditindaklanjuti kegiatan serupa di dua desa asal para jurnalis warga. Yakni Desa Ketro, Kecamatan Tulakan, dan Desa Tahunan Baru, Kecamatan Tegalombo.
“Semoga nantinya bisa menjangkau pemuda-pemuda lain di pedesaan sehingga mampu berkarya nyata melalui berita faktual dan mencerdaskan,“ ujar Hanip Dwi Untoro, seorang peserta terkait pelatihan tersebut. (ps/ps)

Sambut Ramadan, Pak In Megengan Bersama Warga

Kebonagung – Suara shalawat nabi diiring rebana bertalu-talu mewarnai senja yang hangat di halaman SMPN 1 Kebonagung, Kamis (18/5/2017). Lokasi di tepi Jalan Lintas Selatan (JLS) itupun begitu padat dengan pria dan wanita berbusana muslim. Mereka adalah warga dari tiga wilayah kecamatan. Pacitan, Arjosari, dan Kebonagung.

“Kita akan segera tiba di Bulan Ramadan. Seperti halnya tradisi yang sudah ada sejak zaman dahulu, kali ini kita melaksanakan Megengan,“ kata Bupati Indartato mengawali sambutan pada kegiatan tahunan menyambut Bulan Puasa tersebut.
Pak In menyebutkan hari-hari menjelang Ramadan merupakan saat tepat saling memaafkan dan membangun kebersamaan. Berikutnya, selama satu bulan penuh umat Islam akan menempa diri mengendalikan hawa nafsu. Orang nomor satu di Kota 1001 Gua itu pun berharap kondisi selama Ramadan tetap kondusif.
“Menjaga suasana tetap teduh dan kondusif merupakan tugas kita bersama. Mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan kepada kita semua melaksanakan ibadah di bulan suci,“ tambah Pak In.
Berlangsung selama hampir tiga jam hingga menjelang Maghrib, acara tersebut berlangsung penuh keakraban. Apalagi dengan siraman rohani oleh KH Muhammad Nurul Huda, Kepala Kantor Kemenag Pacitan. Ulama asli Pacitan tersebut banyak mengulas keutamaan amaliyah Ramadan serta pentingnya menyambung silaturahmi.
Dalam kesempatan itu, Indartato menyerahkan bantuan bagi sepuluh warga kurang mampu. Bantuan tersebut berasal dari Badan Amil Zakat (BAZ). Sebelumnya Pak In simbolis menebar benih ikan di kolam yang terletak di tengah kompleks sekolah. Acara diakhiri ramah-tamah dan shalat Maghrib berjamaah. (ps/ps)

Canangkan BBGRM XIV, Bupati Indartato Tekankan Pentingnya Kerukunan dan Kebersamaan

Ngadirojo- Budaya gotong royong merupakan nilai luhur yang menjadi ciri khas Bangsa Indonesia. Perilaku yang mencerminkan kerukunan dan kebersamaan ini telah menjadi sendi kehidupan masyarakat secara turun temurun.

“Kita tidak bisa hidub sendiri, pasti membutuhkan bantuan orang lain.Inilah perlunya kita bergotong royong,“ kata Bupati Indartato.
Pernyataan itu disampaikan Bupati, saat pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong (BBGRM) XIV di Desa Ngadirojo Kecamatan Ngadirojo, Kamis (18/5). Orang nomor satu di Pacitan itu menekankan pentingnya budaya gotong royong dalam sendi kehidupan bermasyarakat. Salah satu kuncinya adalah kerukunan dan kebersamaan.
Tidak hanya itu, gotong royong menurut Bupati Indartato juga memberikan pengaruh kuat terhadap keberhasilan program pembangunan. Karena pembangunan tidak hanya tertumpu pada pemerintah saja namun juga peran serta masyarakat. Dengan tetap menjaga nilai kegotong royongan maka rakyat akan memiliki kepedulian besar terhadap sesama serta lingkungan.
“Terlibatnya seluruh lapisan masyarakat akan mendorong terwujudnya tata pemerintahan yang baik,“pungkasnya.
BBGRM berlangsung selama sebulan selama bulan Mei 2017 dengan menitik beratkan 4 bidang sasaran. Antara lain, bidang kemasyarakatan, bidang sosial budaya dan agama, bidang lingkungan serta bidang ekonomi.
Dalam kesempatan tersebut diserahkan kejuaraan atas prestasi desa dalam lomba BBGRM serta lomba desa. Untuk Lomba BBGRM juara 1 diaih Desa Cemeng Kecamatan Punung yang sekaligus mewakili Kabupate Pacitan di tingkat Provinsi dan menyabet penghargaan terbaik. Juara II Desa Karanganyar Kecamatan Kebonagung serta Juara III Desa Bodag Kecamatan Ngadirojo.
Untuk lomba Desa juara I diraih Desa Cemeng Kecamatan Punung, Juara II Desa Tahunan Kecamatan Tegalombo serta Juara III diraih desa Sumberharjo Kecamatan Pacitan.(Riz)

 

Tingkatkan Kualitas Penulisan Ilmiah, Pemkab Gelar Workshop Bagi Guru

Pacitan – Sebanyak 60 orang guru SMP dan 100 orang guru SD mengikuti workshop penulisan karya ilmiah. Kegiatan yang diselengarakan Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan ini berlangsung sehari di Gedung Karya Darma.

“Kegiatan ini sangat strategis karena selama ini penulisan karya ilmiah masih menjadi sesuatu yang sangat menakutkan bagi guru dan tenaga fungsional lainya,“ papar Sukowiyono, Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan saat membuka kegiatan, Senin (8/5/2017) siang.
Penilaian itu bukan tanpa alasan. Masih ada guru golongan IV/a ke atas berhenti karena tidak memiliki kemauan menyusun publikasi ilmiah atau karya inovatif. Bahkan disinyalir 70 persen karya ilmiah yang diajukan ke tim angka kredit pusat bukan karya yang bersangkutan sendiri.
Sekda berharap dengan workshop ini para guru akan termotivasi melaksanakan dan membuat sendiri Publikasi ilmiah serta karya inovasi secara pribadi.
Hadir sebagai narasumber Prof. Sudiyono Sastroatmojo, M.Si, DR. Agus Wahyusin, M.Si, DR. AT. Sugeng Priyanto, M.Si, Suciptohadi, S.Pd, M.Si,  dan Drs. Suhadi, SH, M.Pd. Workshop dihadiri Kepala UPT TK dan SD, Pengawas SD, Penilik dan Ketua MKKS SMP se-Kabupaten Pacitan. (ryt/ps)
WhatsApp chat