Tekan Harga Cabe, Pemkab Gerakkan Tanam di Pekarangan

Pacitan – Fenomena meroketnya harga cabai dipasaran yang menyentuh harga ratusan ribu rupiah disikapi sampai ke daerah. Yakni dengan gerakan Segera Tancap (Semua Gerak Tanam Cabai). Selain untuk mengurangi beban permintaan pasar, gerakan yang satu ini diharapkan juga dapat memenuhi kecukupan pangan keluarga.

“Terlebih dalam beberapa bulan kedepan Ramadhan akan tiba. Dan sesuai tradisi, permintaan akan kembali meningkat,“ kata Bupati Indartato saat mencanangkan gerakan Segera Tancap di Desa Nanggungan, Pacitan, Jumat (24/2/2017) pagi.
Segera Tancap merupakan sebuah gerakan dari pusat dan dicanangkan sejak bulan November 2016 lalu. Salah satu tujuan utamanya untuk menekan harga komoditas cabai yang tidak terkendali. Dimana saat ini harganya menyentuh angka Rp 135 ribu per kilogram.
Bupati Indartato usai mencanangkan kegiatan tersebut berharap program yang sudah ada dapat dilaksanakan terus menerus. Apalagi sejumlah daerah di Kabupaten Pacitan sudah terbukti sukses dengan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Nantinya, pelaksanaan program Segera Tancab dapat dipadukan dengan KRPL.
“Ini (Desa Nanggungan) hanya permulaan saja. Nantinya saya harapkan dapat dikembangkan ke seluruh wilayah kecamatan. Tentu saja dengan melibatkan banyak unsur, termasuk PKK dan Dharma Wanita,“ kata Pak In.
Ketua DPRD Ronny Wahyono yang juga hadir pada kegiatan tersebut mengungkapkan, jika kemudian hasilnya baik, dengan sendirinya, kebutuhan akan terpenuhi. Dampaknya permintaan terhadap pasar juga akan menyusut. Sebab sesuai hukum pasar, �stok barang sedikit maka harga akan naik.
“Hukum ekonomi akan berlaku. Dimana harga menyesuaikan dengan jumlah barang,“ ungkap dia.
Diharapkan gerakan tersebut diupayakan untuk dikembangkan ke semua wilayah. Tidak harus pada rumah tangga dengan pekarangan luas. Tetapi juga dapat dikembangkan pada lahan sempit dengan teknik penanaman tertentu. (dv/ps)

Optimalkan Peran Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan, Pemkab Gelar Rembug Warga

 

Pacitan – Perencanaan memegang peranan penting bagi kesuksesan program pembangunan. Keterlibatan masyarakat harus dikedepankan agar program yang dilaksanakan tepat sasaran.

Upaya itu dilakukan Pemerintah Kabupaten Pacitan dengan menggelar “Rembug Warga.“ Forum serap aspirasi tersebut diharapkan menghasilkan rekomendasi guna memperkaya materi yang akan dibahas dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kabupaten.
“Memang sebelumnya sudah ada forum musrenbang di tingkat desa dan kecamatan. Namun mungkin saja masih ada aspirasi yang belum terwadahi,“ ujar Heru Wiwoho, Kepala Bappeda Pacitan terkait alasan diselenggarakannya kegiatan tersebut, Kamis (23/2/2017) pagi.
Heru mengatakan, kegiatan yang berlangsung sehari itu leibatkan beragam elemen masyarakat maupun organisasi yang ada. Sebagian masuk dalam daftar undangan. Namun banyak pula yang datang atas inisiatif sendiri.
“Karena sebenarnya acara ini terbuka untuk umum. Siapapun masyarakat Pacitan bisa hadir berperanserta,“ tambahnya.
Anang Sukanto, penggiat organisasi kemasyarakatan menilai terobosan pemerintah daerah ini pantas diapresiasi. Terlebih jika rekomendasi yang dihasilkan benar-benar dimasukkan dalam agenda Musrenbang Kabupaten. Hanya saja, dari sistem penyelenggaraan diharapkan lebih banyak menggunakan pola dialog.
“Yang terpenting adalah efektivitas hasil diskusi terhadap perencanaan berikutnya,“ ujarnya.

Tingkatkan Kualitas Layanan Umum, ASN di Pacitan Digembleng Pemanfaatan TI

Pacitan – Kemampuan Aparat Sipil Negara (ASN) dalam penguasaan Teknologi Informasi (TI) sangat penting bagi peningkatan kualitas layanan publik. Ini karena layanan umum yang ada bukan hanya menuntut mutu yang prima namun juga kecepatan penyelesaian.

Demikian disampaikan Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Daerah (BKPPD) drH Fatkhur Rozi di sela Diklat Diklat Pemenfaatan Teknologi Informasi bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan, Senin (20/2/2017) siang.
“Saya berharap semua perserta dapat memahami materi yang disampaikan serta dapat menerapkan di lingkup kerja masing-masing,“ paparnya di depan peserta yang memenuhi Gedung Diklat.
Pelatihan yang berlangsung sejak 15 Februari hingga 25 Februari 2017 tersebut diikuti 400 pejabat eselon IV di lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan. Adapun materi yang diberikan terutama pemanfaatan surat elektronik (email). Tujuannya untuk mempercepat komunikasi baik, antar instansi maupun antar pegawai. Selain itu juga diberikan materi tentang aplikasi perkantoran untuk membantu kelancaran tugas sehari-hari. (wr/ps)

Sambutan Hari Jadi ke-272 Pacitan, Bupati Ajak Bersyukur dan Introspeksi

Pacitan – Momem peringatan Hari Jadi ke-272 Kabupaten Pacitan memiliki dua makna penting. Pertama, rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas karunia berupa kesehatan dan kelancaran proses pembangunan. Kedua, Hari Ulang Tahun harus menjadi sarana berkaca terhadap kekurangan yang ada. Termasuk di antaranya pekerjaan rumah yang masih belum selesai.

Hal itu disampaikan Bupati Pacitan Indartato saat tanggap wacana (sambutan) prosesi Hari Jadi Kabupaten Pacitan di Pendopo Kabupaten, Minggu (19/2/2017) pagi. Dalam kesempatan itu Pak In juga menyampaikan selamat kepada seluruh masyarakat Pacitan seraya berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan warga. Tak lupa bupati menyampaikan terimakasih atas peranserta dan dukungan masyarakat sehingga banyak penghargaan dapat diraih.
“Perlu saya sampaikan bahwa atas dukungan Anda sekalian Kabupaten Pacitan mendapatkan banyak penghargaan di tingkat pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan lembaga-lembaga lain,“ tuturnya dengan Bahasa Jawa Krama Inggil di depan ratusan hadirin.
Di antara penghargaan tersebut, Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI sebanyak 4 kali, Piala Adipura 9 kali berturut-turut, juga 27 penghargaan lain bertarap nasional. Selain itu masih ada 91 penghargaan lagi di tingkat provinsi yang berhasil disabet Pemkab Pacitan.
Tak lupa Pak In juga minta maaf jika belum dapat melayani dengan baik masyarakat di semua tingkatan termasuk di antaranya jika ada program yang belum terwujud. Ke depan, lanjut bupati yang tampil mengenakan kostum Jawa lengkap, dirinya bertekad terus bekerja bersama rakyat guna mewujudkan Pacitan lebih baik.
Pak In kembali mengingatkan hingga saat ini daerah yang dipimpinnya masih dihadapkan banyak tantangan. Salah satunya adalah masih tingginya angka kemiskinan yang masih lebih tinggi dibanding Provinsi Jawa Timur dan nasional. Oleha karena itu, dia mengajak masyarakat bahu-membahu berjuang mewujudkan masyarakat Pacitan maju dan sejahtera.
“Saya tetap bertekad serta berharap di masa-masa mendatang Kabupaten Pacitan harus lebih maju , warganya sehat sejahtera, hidupnya ayem tentrem, diberkahi Allah Yang Maha Kuasa,“ harapnya disambut riuh tepu tangan hadirin.
Mengakhiri sambutan, Bupati Indartato mengajak hadirin memohon ke hadirat Tuhan agar segenap masyarakat Pacitan senantiasa mendapat hidayah dan kekuatan guna melanjutkan roda pembangunan di daerah tercinta. Sebelum prosesi di pendopo, bupati memimpin kirab dengan berjalan kaki dari Perempatan Penceng. Perjalanan kirab disambut antusias ribuan warga. (ps/ps)

Kirab Hari Jadi ke-272 Pacitan, Bupati Jalan Kaki ke Pendopo

Pacitan – Kesahajaan mewarnai peringatan Hari Jadi ke-272 Kabupaten Pacitan, Minggu (19/2/2017). Ini tampak dari rangkaian kirab yang tidak lagi menggunakan kendaraan kereta kuda. Sebagai gantinya, Bupati Indartato bersama isteri berjalan kaki dari titik pemberangkatan di Perempatan Penceng hingga Pendopo Kabupaten. Demikian pula dengan rombongan lain yang terdiri dari Ketua DPRD, Forkompimda, serta unsur pejabat lain juga berjalan kaki di belakang bupati.

Meski tampak sederhana namun antusiasme warga untuk menyaksikan dari dekat momen tahunan tersebut tak terbendung. Kirab diawali penyerahan Tirto Wening dan Rucuh Pace. Tirto wening merupakan air suci yang diambil dari Sumur Njero di Petilasan Tumenggung Notopuro, Desa Sukoharjo. Adapun Rucuh Pace dipersiapkan oleh warga sekitar Petilasan Tumenggung Setriketipo, Desa Nanggungan.
Untuk diketahui, Rucuh Pace adalah jenis minuman yang dibuat dari air pace (mengkudu) dengan campuran pemanis gula Jawa. Kedua kelengkapan ritual tersebut dibawa ke Perempatan Penceng lalu diserahkan kepada Bupati Indartato. Orang nomor satu di Pacitan itu lantas meminum Rucuh Pace dan bersuci menggunakan Tirto Wening.
Selanjutnya, iring-iringan kirab bergerak menuju Pendopo Kabupaten. Diiringi ratusan personel berpakaian prajurit kerajaan lengkap, Bupati dan rombongan berjalan perlahan melintasi Jalan Ahmad Yani, Jalan Imam Bonjol, dan berakhir di Pendopo Kabupaten, Jalan JA Suprapto.
Sepanjang rute yang dilalui kirab, warga yang berjejal di kanan kiri jalan berebut jabat tangan dengan Bupati Indartato. Pak In pun tampak sabar melayani mereka hingga arak-arakan terlambat tiba sekitar 15 menit dari jadwal yang ditetapkan sebelumnya.
Kedatangan rombongan kirab di Pendopo Kabupaten disambut ratusan pejabat berpakaian beskap. Tidak itu saja, para mantan bupati yang pernah menjabat di Kota 1001 Gua juga tampak duduk di kursi kehormatan. Acara lalu dilanjutkan prosesi selama hampir setengah jam.
Bukan semata milik pemangku kepentingan, Hari Jadi kali ini juga melibatkan lebih banyak peran masyarakat. Ini tergambar saat prosesi rebutan gunungan digelar di halaman pendopo. Ratusan warga yang sebelumnya duduk di seputar lapangan berhamburan mendapatkan isi gunungan berupa penganan. Prosesi juga dimeriahkan atraksi Seni Kethek Ogleng dan Tari Sanjoyo Rangin. (ps/ps)
WhatsApp chat