Pacitan Raih Kategori B untuk Hasil Evaluasi Kinerja Intansi Pemerintah Tahun 2016

Kabupaten Pacitan kembali meraih penghargaan dari pemerintah pusat. Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menganugerahkan Ketegori B terhadap Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LHE AKIP) Kabupaten Pacitan tahun 2016. Penyerahan dilakukan langsung Menteri PANRB Asman Abnur kepada Bupati Pacitan Indartato, Selasa (31/1/2017) di Surabaya.
Bupati Indartato usai penyerahan LHE AKIP mengatakan raihan nilai B merupakan peningkatan berarti dibanding tahun sebelumnya. Saat itu hasil pelaporan dari Pemerintah Kabupaten Pacitan baru memperoleh predikat CC. Sejak saat itu, upaya pembenahan terus dilakukan. Ini berlaku sejak perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan kegiatan. Kata kuncinya, lanjut Pak In, semua harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Berbeda dengan evaluasi kegiatan lain seperti halnya Laporan Akuntabilitas kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), LHE AKIP bersifat menyeluruh. Bukan hanya sektor keuangan namun juga menyangkut semua aspek sejak kegiatan direncanakan hingga selesai seluruhnya. Sedangkan laporan kepada BPK sebatas laporan keuangan saja. Bupati berharap prestasi yang diraih kali ini akan memacu semangat seluruh Perangkat Daerah meningkatkan kinerja di masa datang.

Pak In kembali berpesan agar seluruh jajaran Aparat Sipil Negara (ASN) menyadari sepenuhnya jika mereka merupakan pelayan masyarakat. Sebagai abdi, lanjutnya, semua aktivitas yang dilakukan di lingkup kerja harus mengacu pada Azas Penyelenggaraan Pemerintahan. Salah satunya adalah taat hukum, selain masih ada azas lain yang tak kalah penting yakni sistem perencanaan. Ini meliputi penghitungan waktu serta biaya sehingga hasil akhir yang diperoleh sesuai harapan.

Usai penyerahan, Menteri PANRB Asman Abnur mengapresiasi upaya perbaikan peningkatan efisiensi birokrasi yang dilakukan kabupaten/kota khususnya wilayah II (Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Lampung, dan Jawa Timur). Terbukti beberapa unit kerja telah menerapkan e-budgeting di lingkungan pemerintah masing-masing. Berdasar hasil evaluasi AKIP tahun 2016, lanjut menteri, menunjukkan terjadi peningkatan rata-rata nilai evaluasi pada kabupaten/kota dibandingkan tahun sebelumnya.

Menteri juga mengharapkan seluruh pemerintah kabupaten/kota yang menerima hasil rapor akuntabilitas lebih serius lagi memberikan fokus dan komitmen bagi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik sekaligus berorientasi hasil. Terwujudnya predikat baik niscaya menjadi bukti kepada rakyat agar ikut merasakan hasil kinerja pemerintah daerah.

Pemkab dan APKASI Dorong Mutu Pendidikan

Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan untuk memajukan dunia pendidikan. Salah satunya dengan menggelar sosialisasi program peningkatan mutu pendidikan bagi guru bidang matematika dan smart teaching Program Kemitraan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) dan Yayasan Pendidikan Adiluhung
Secara pribadi atas nama Pemkab Pacitan menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada tim Yayasan Pendidikan Adiluhung Nusantara, kata Bupati Indartato dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Bupati Yudi Sumbogo, Senin (30/1/2017).

Diharapkan kegiatan semacam ini menambah manfaat bagi perkembangan kompetensi guru di Kabupaten Pacitan khususnya di bidang ilmu exact. Terlebih kedepan, tantangan tenaga pendidik kian berat. Sebab ilmu pengetahuan maupun pola pikir masyarakat terus berkembang.

Lebih lanjut Bupati menyampaikan perolehan prestasi guru di Kabupaten Pacitan selama ini sangat membanggakan di tingkat regional maupun nasional, dengan kegiatan ini akan semakin banyak guru yangberdedikasi dalam membuka cakrawala pandang berdasar pada kompetensinya. Hal tersebut sejalan dengan amanat PP nomor 74 tahun 2008 tentang guru pasal 2. Bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Sedangkan kompetensi sebagaimana dimaksud pada pasal 2 adalah merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, tandasnya.

Kegiatan ini sendiri diikuti sekitar 100 orang peserta. Mereka merupakan para Kepala SMP, Kepala UPT, dan guru mata pelajaran yang bersangkutan.(Dav-Humas)

Tinjau Lokasi Longsor, Bupati Bantu Warga Terdampak

Pacitan – Bencana longsor yang menimpa belasan rumah warga di RT 02 RW 05 Desa Purworejo, Pacitan menyita perhatian Pemerintah Kabupaten Pacitan. Bupati Indartato, Jumat (27/1/2017) meninjau lokasi. Selain melihat langsung kondisi bangunan yang rusak, dirinya juga menyerahkan bantuan bagi warga terdampak
Bupati Indartato mengimbau agar warga berhati-hati karena kejadian ini berkaitan dengan fenomena alam. Peristiwa ini sudah dilaporkan ke pemerintah lebih atas dalam rangka penanganan lebih lanjut.

Bupati juga mengapresiasi semangat gotong-royong yang masih terjaga. Nilai luhur tersebut terasa manfaatnya saat bencana melanda. Warga sekitar bertindak cepat membantu proses evakuasi tanpa lebih dulu menunggu petugas datang. Kearifan lokal tersebut, menurut Indartato harus dipelihara.

Terkait tindak lanjut penanganan bencana, menurut bupati, pihaknya sedang berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi, Meteorologi, dan Bencana Geologi (PVMBG). Tim dari lembaga yang bermarkas di Bandung itu diharapkan segera turun untuk melakukan penelitian. Hasilnya akan menjadi rujukan bagi langkah berikutnya.

Pun dengan keberadaan alat peringatan dini longsor yang terpasang di lokasi, pemerintah daerah akan melaporkan kondisinya kepada pemerintah provinsi. Harapannya, ke depan alat tersebut dapat berfungsi lebih optimal sehingga kerugian dapat ditekan seminimal mungkin saat longsor terjadi.

Seperti diberitakan, bencana longsor merusak 15 rumah warga di Desa Purworejo, pekan lalu. Dalam perkembangannya jumlah itu bertambah menjadi 17 rumah. Dari seluruh bangunan terdampak, 4 diantaranya mengalami rusak parah. Tidak ada korban jiwa.(Pur/Riz)

Serius Kelola Pariwisata, Pemkab Wacanakan Kerjasama Investor

Pacitan – Upaya Pemerintah Kabupaten Pacitan mendongkrak pendapatan dari sektor pariwisata tak kenal kata berhenti. Beragam terobosan dilakukan pemerintahan Bupati Indartato untuk mengoptimalkan pengelolaan kawasan wisata. Salah satunya dengan menggandeng penanam modal. Selain berperan langsung dalam pengembangan obyek wisata, para investor juga diharapkan ikut membangun sumberdaya manusia di sektor tersebut. Harapannya layanan kepada pengunjung lebih baik sehingga mereka merasa aman dan nyaman berwisata ke Kota 1001 Gua
(Investor) kita ajak ke Pacitan. Intinya untuk melihat dulu. Setelah melihat kondisi di Pacitan, kira-kira apa yang mau dikembangkan nanti? Baru kita bicarakan kemudian, ujar Bupati Indartato saat mendampingi investor menyaksikan keindahan Pantai Srau, Rabu (25/1/2017) pagi.

Bupati mengakui sektor pariwisata mendapat perhatian lebih untuk ditangani. Tujuannya menumbuhkan ekonomi kreatif terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar obyek wisata. Dikatakan, daerah yang dipimpinnya mempunyai banyak obyek wisata alam. Hanya saja belum seluruhnya dikelola dengan baik. Saat ini trend wisata masih terfokus di wilayah barat Kabupaten Pacitan. Namun ke depan kondisi semacam itu diharapkan merata ke semua wilayah.

Karena di hampir semua wilayah terdapat obyek wisata dengan daya tariknya masing-masing, tambah Pak In sembari menjelaskan target penyelesaian pembangunan kawasan barat hingga tahun 2019.

Data yang ada menyebutkan, angka kunjungan wisata ke Pacitan tiap tahun mengalami peningkatan signifikan. Selama 2016, jumlah wisatawan Bumi Kelahiran SBY mencapai 1.570.000 orang lebih. Angka sebanyak itu sekaligus menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 9,5 milyar. Sedangkan tahun 2017 ini pemerintah daerah memasang target angka kunjungan 1.750.000 orang dengan asumsi pendapatan mencapai Rp 10,2 milyar.

Penetapan target tersebut bukan tanpa alasan. Pemerintah daerah sendiri terus menyempurnakan infrastruktur jalan menuju obyek wisata terutama akses masuk Pantai Klayar. Tidak itu saja, penambahan prasarana juga dilakukan di Pantai Srau dan Pantai Pancer Door. Di antaranya berupa jogging track, tempat ibadah, dan MCK. Pemerintah Daerah melalui dinas terkait juga aktif membina Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) dan membentuk Tim Koordinasi Pengembangan Pengembangan Pariwisata Pacitan.

Tim terdiri dari semua unsur Perangkat Daerah dan akan bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing, tambah Endang Surjasri, Kepala Dinas Pariwisata saat mendampingi bupati. Selain mengunjungi Pantai Srau, rombongan juga meninjau Pantai Pancer Door, Tamperan, Watukarung, serta menyusuri Sungai Maron, dan Pantai Klayar. Mengakhiri perjalanan, rombongan menikmati panorama Gua Gong di Desa Bomo, Kecamatan Punung.

I Ketut Putra Suarthana, praktisi pariwisata asal Bali yang hadir atas undangan bupati menilai, sejumlah obyek wisata di Pacitan memiliki peluang bagus dikembangkan. Secara umum, lanjut peraih gelar Ph.D dari sebuah perguruan tinggi di Hawaii, Amerika Serikat ini, akses menuju kawasan wisata sudah cukup bagus. Yang justru masih menjadi pekerjaan rumah adalah penyiapan sumberdaya manusia serta sarana prasarana pendukung lainnya.

Kalau masalah obyek sudah cukup bagus, tinggal perlu pelayanannya yang perlu ditingkatkan. Itu yang saya kira cukup penting, jelas pemilik hotel di sejumlah tempat di Pulau Dewata, Lombok, dan Jogja itu.(Pur/Riz)

Tanah Gerak, BPBD Imbau Warga Siaga

Menyusul tanah gerak yang terjadi di Dusun Krajan Desa Purworejo Kecamatan Pacitan, BPBD mengimbai masyarakat disekitar lokasi kejadian untuk meningkatkan kewaspadaan. Terlebih jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi
Pujono, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan mengatakan, sampai saat ini pergerakan tanah masih terjadi. Jika sebelumnya hanya terpantau 6 rumah milik warga yang terdampak, kondisi terakhir bertambah 9 rumah. Sehingga total menjadi 15 rumah 4 diantaranya dalam kondisi cukup parah.

Khusus 4 KK paling parah kita minta untuk waspada dan mengungsi jika terjadi hujan deras terutama pada malam hari, Ungkap Pujono.

Akibat tanah gerak, beberapa rumah yang terdampak langsung mengalami kerusakan. Selain retak retak beberapa diantaranya bahkan sampai menyisakan lobang menganga pada lantai dan dinding.Jika pergerakan ini terus terjadi dikhawatirkan rumah menjadi miring dan roboh.

Sebagai bentuk kewaspadaan, BPBD minta warga sekitar untuk memanfaatkan kearifan lokal. Caranya dengan memanfaatkan kaleng bekas sebagai tanda.Kaleng kaleng yang sudah tidak terpakai diisi kerikil dan digantung di jendela atau pintu rumah. Cara sederhana ini cukup efektif menjadi penanda (alarm) jika tanah tiba tiba bergerak.

Seperti diketahui, fenomena tanah gerak di desa Purworejo berlangsung cukup lama. Kondisi ini ditengarahi akibat tanah setempat labil. Ditambah lagi hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi sepanjang tahun 2016. Pun demikian lokasi Dusun Krajan berada di lereng bukit.(Riz)

WhatsApp chat