Hajatan 277 Pacitan Tumandang

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dalam Perayaan Hari Jadi Pacitan (Hajatan) Ke-277 berharap, momentum tersebut menjadi sarana untuk introspeksi dan mawas diri.

Sehingga cita-cita membangun Kabupaten Pacitan yang semakin maju, bahagia dan sejahtera dapat tercapai. “Mewujudkan masyarakat yang adil makmur, Toto Tentrem lan Kerto Raharjo,” kata Bupati dalam sambutannya, (19/02).

Demikian ungkapan Tumandang sebagai motto kerja, diharapkan menjadi motivasi diri untuk terus berbenah dan sigap mengerjakan semua pekerjaan.

Dihadapan undangan yang diantaranya Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa Bupati Memberikan nama untuk Lapangan, Ruang dan Gedung di lingkup Pemkab Pacitan dari Bupati Pacitan terdahulu. Hal ini terkandung maksud untuk Kabupaten Pacitan yang Handayani. “Tidak ada salahnya nama beliau kita kenang di lingkup Pendopo,” bebernya.

Sementara itu, Gubernur yang juga mendapat kesempatan untuk memberikan sambutan juga memohon, usia 277 tahun ini menjadi jalan Kabupaten Pacitan untuk menggapai mimpi-mimpi masyarakat dan pemerintah. “Semoga Allah limpahkan kesuksesan, kesehatan dan kebahagiaan,” harapnya. (PemkabPacitan).

Panitia Siapkan Tempat Khusus Buat Media Meliput Prosesi Hajatan 277

Beragam persiapan terus dilakukan panita Hari Jadi Pacitan (Hajatan) ke-277, jelang pelaksanaan prosesi Hajatan yang akan digelar besok Sabtu, 19 Februari 2022.

Nampak beberapa staf sedang memperbaiki lampu pendopo biar memberikan pencahayaan yang sesuai kebutuhan. Terlihat pula background Hajatan sudah terpasang rapi baik background acara prosesi maupun background besar yg dipasang di halaman pendopo.

Buat kalangan media, panitia telah menyediakan tempat khusus untuk meliput jalannya prosesi. Selain itu nantinya juga hasil dokumentasi dari tim peliputan akan diupload melalui google drive yang bisa diakses bagi siapapun yang membutuhkan file dokumentasi.

Buat masyarakat Pacitan dimanapun berada juga bisa menyaksikan prosesi Hajatan secara live melalui kanal youtube Pemkab Pacitan.

#hajatan277
#pacitantumandang

 

Awali Prosesi Hajatan Bupati, Wakil Bupati Dan Forkopimda Ziarah Ke Makam Para Pendahulu

Jumat, (18/02) pagi udara bukit Giri Sampurno, Dusun Kebonredi, Desa Tanjungsari masih terasa dingin. Semburat sinar mentari mulai membelah rimbun pepohonan kala rombongan Bupati Indrata Nur Bayuaji datang di kompleks makam pendiri Pacitan RadenTumenggung Jogokaryo atau dikenal dengan sapaan kanjeng Jimat.
Mengenakan busana khas tradisional lengkap ikat kepala, orang nomor satu di Pacitan itu menaiki tangga demi tangga menuju puncak Bukit Giri Sampurno. Turut serta bersama rombongan, Komandan Kodim 0801 Pacitan, Sekda Heru Wiwoho, Kepala Kantor Kementerian Agama Pacitan para Asiaten Sekda dan Staf Ahli Bupati serta undangan lain.
Hari ini, Bupati dan Wakil Bupati Pacitan bersama unsur Forkopimda serta beberapa pejabat melakukan agenda ziarah dan doa ke makam para pendahulu Pacitan. Agenda tersebut menjadi titik awal prosesi hari jadi yang jatuh pada hari Sabtu, (9/02). Malam harinya akan dilaksanakan sholat hajat, sujud syukur dan doa bersama yang juga melibatkan seluruh masjid dan mushola di Kabupaten Pacitan.
Ziarah makam pendahulu terbagi dalam 3 kelompok. Kanjeng Jimat dipimpin langsung Bupati Pacitan sedangkan ziarah makam Notopuro di Desa Sukoharjo dipimpin oleh Wakil Bupati Pacitan. Sementara ziarah makam Setro Ketipo di bukit Wonokitri Desa Widoro dipimpin oleh Ketua DPRD Pacitan. (Prokopim Pacitan / Pemkab Pacitan)

Bedah Buku Kumpulan Cerpen “Suluk Wayang Beber”; Karya Generasi Milenial Pacitan

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) bekerja sama dengan Dewan Kesenian Pacitan mengadakan acara Bedah Buku Kumpulan Cerpen “Suluk Wayang Beber” di Gedung Karya Dharma Pacitan (17/02).

Dihadiri oleh para guru, siswa SMP, SMA, dan mahasiswa, acara diawali dengan pembacaan puisi oleh dua siswi SMPN 1 Pacitan dilanjutkan penampilan musikalisasi dari Pondok Tremas. Kemudian dibuka oleh Efi Suraningsih selaku Ketua Tim Penggerak PKK dan penggiat seni.

Acara bedah buku dalam rangkaian kegiatan Hari Jadi Kabupaten Pacitan ini mendukung visi misi Bupati guna mewujudkan masyarakat sejahtera dan bahagia. Sugeng Widodo selaku Plt Kepala Disperpusip dalam sambutannya menyampaikan apresiasi untuk Dewan Kesenian Pacitan atas produk seni yang luar biasa, dan juga untuk ananda Pandan Arundhati yang telah menulis buku Suluk Wayang Beber.

Pandan Arundhati, siswi kelas 11 (sebelas) SMAN 1 Pacitan sebagai penulis buku menerangkan bahwa cerpen ini berawal dari kegelisahannya mengapa generasi sekarang ini kurang mengenal adanya wayang beber. “Suluk Wayang Beber mempunyai ciri khas tersendiri daripada suluk di wayang lain. Karena ‘suluk’ menjadi sebuah icon dari wayang, dimana itu membedakan dengan pertunjukan lainnya. Maka dari itu saya mengambil judul ini dengan harapan bahwa cerpen tersebut bisa mengingatkan wayang beber agar eksistensinya tetap terjaga di era sekarang,” terang Pandan.

Narasumber lain, Prof. Dr. Tengsoe Tjahyono selaku seniman nasional mengatakan tugas literasi bukan hanya sekedar menulis dan menghasilkan tulisan, tetapi membangun budaya membaca kemudian melahirkan pembaca yang baik.
“Sastra itu ibarat cermin dan jendela. Mengapa ibarat cermin? Karena dengan membaca Suluk Wayang Beber, kita dapat melihat diri kita seperti apa. Apakah kita tergolong mencintai wayang beber atau tidak peduli maupun acuh tak acuh. Kita bandingkan dengan tokoh-tokoh yang ada di situ. Itulah cermin. Mencerminkan kita seperti apa. Sedangkan sastra adalah jendela, ibarat membuka jendela lalu kita melihat aktivitas lain di luar jendela itu.” jelas Tengsoe.
“Jadilah guru yang menulis, jadilah dokter yang menulis, jadilah buruh yang menulis. Kalau anda ingin dikenal dunia, maka menulislah.” tambahnya. (Disperpusip/PemkabPacitan)

Diaspora Pacitan Berkumpul “Urun Rembuk” Srawung Sedulur Pacitan

Menghadirkan diaspora Pacitan, Srawung Sedulur Pacitan dalam rangka Hari Jadi ke-277 Kabupaten Pacitan berlangsung gayeng dan meriah. Animo masyarakat untuk turut serta berpartisipasi dalam acara dengan tema Rembuk Bareng Makmurake Pacitan itu sangat tinggi. Bukan hanya yang tinggal di Pacitan namun juga diluar daerah bahkan luar negeri.
Srawung Sedulur Pacitan digelar secara daring mengingat situasi dan kondisi pandemi yang saat ini masih melanda. Srawung Sedulur Pacitan bisa diikuti melalui media Zoom serta kanal youtube Pemkab Pacitan. Hadirnya putra-putri terbaik Pacitan menjadikan srawung Sedulur Pacitan ini semakin bermakna. Beberapa diantaranya adalah tokoh-tokoh nasional seperti, Prof. Haryono Suyono mantan menteri BKKBN dan Sutarto Ali Musa mantan Direktur Perum Bulog.
Srawung sedulur Pacitan menghadirkan 3 narasumber utama yakni, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Anggota DPR RI Edhi Baskoro Yudhoyono (EBY) serta Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institut Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Animo peserta sangat luar biasa ini menjadi bukti bagimana rasa memiliki Pacitan itu sangat besar,” kata Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji memulai acara.
Mas Aji membuka Srawung Sedulur Pacitan dengan memaparkan kondisi dan situasi serta potensi Kabupaten Pacitan. Dihempas badai pandemi, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pacitan sempat mengalami kontraksi. Pengangguran dan kemiskinan pun terdorong naik. Namun bupati muda itu optimis dan akan berupaya berikhtiar guna memulihkan perekonomian Pacitan melalui potensi yang ada.
Beragam pendapat dan masukan pun disampaikan oleh para peserta Srawung Sedulur Pacitan. Mas Ibas misalnya mengajak warga Pacitan yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia bahkan luar negeri untuk bersama-sama memikirkan Pacitan. Hal serupa juga disampaikan Prof Haryono Suyono. Sebagai putra daerah yang telah lama malang melintang, mantan menteri BKKBN itu optimis yang muda akan lebih mampu membawa Pacitan ke arah lebih baik.
Sementara, Agus Harimurti Yudhoyono berpendapat diaspora Pacitan dimanapun harus bisa menjadi agen promosi bagi Pacitan. (Prokopim / Pemkab Pacitan)

WhatsApp chat