Bersama Masyarakat Dusun Tawang Mas Aji Hadiri Tradisi Adat Jangkrik Genggong

Hadir bersama seluruh masyarakat Dusun Tawang, Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Selasa (13/06/2023) malam menyaksikan pagelaran adat Jangkrik Genggong. Tradisi dalam rangka bersih dusun tersebut dilaksanakan sekali dalam setahun oleh masyarakat setempat. Yaitu, tiap hari Selasa Kliwon (Anggara Kasih) bulan Selo (Longkang/Dzulqo’dah).

Dalam sambutannya Bupati Pacitan sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Karena selain melestarikan tradisi, acara seperti ini merupakan wujud syukur atas segala karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Acara ini baik, mudah-mudahan hajat kita semuanya mendapatkan berkah dan ridlo dari Allah SWT,” kata Mas Aji.

Penamaan Jangkrik Genggong sendiri diambil dari gendhing tayub klangenan (kesukaan) dari Wonocaki, salah satu sosok yang dipercaya warga setempat sebagai punden setempat yang dikeramatkan.

Upacara adat Jangkrik Genggong secara utuh dimulai satu hari sebelum puncak acara dimana seluruh warga melakukan agenda bersih desa yang dilanjutkan dengan larung sesaji. Kesenian tayub dilaksanakan sebagai penutup acara.

“Harapan kami setidaknya acara ini bisa berlanjut terus dan kelak bisa diakui sebagai salah satu warisan budaya nasional,” kata Kades Sidomulyo Agus Sugianto. (Pemkabpacitan)

Berharap Seni Budaya Lokal Bisa Mendunia

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji berharap seni budaya asli Pacitan dapat mendunia untuk bisa bersaing dengan kesenian-kesenian dari negara lain.
Keinginan orang nomor satu di Pacitan itu bukan tanpa alasan, mengingat Kabupaten berjuluk Paradise of Java ini kaya akan ragam seni budaya.
“Kita harus jadi bagian dari bangsa Indonesia untuk melestarikan budaya adiluhung ini. Kedepan yang kita punyai harus dapat bersaing dengan budaya negara lain. Kita punya banyak kesenian lokal yang juga bisa mendunia,”

Pernyataan itu disampaikan Mas Aji saat menghadiri Peringatan Hari Wayang Nasional 2021 yang diselenggarakan Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kabupaten Pacitan di Sanggar Seni Unggul Pawenang Desa Jatigunung Kecamatan Tulakan, Selasa (09/10).

Seperti halnya wayang kulit yang sudah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai karya Kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga, seni budaya lokal Pacitan pun bisa mencapai level tersebut. Syaratnya, ada keterlibatan semua pihak untuk mengenalkan dan melestarikan kesenian tersebut.

Mas Aji mencontohkan seni Kethek Ogleng yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat tidak hanya Pacitan namun juga nasional. Kesenian yang mengilhami polah tingkah kethek atau kera itu merupakan karya besar seniman asli Pacitan asal Desa Tokawi Kecamatan Nawangan yang sudah mendapatkan hak cipta dari Kementerian Hukum dan HAM.

“Saya sangat bangga meski dengan kondisi saat ini yang sulit akibat pandemi covid 19 akan tetapi dengan segala keterbatasan para seniman masih memiliki semangat melestarikan seni budaya khususnya wayang kulit”, tuturnya.

Peringatan Hari Wayang Nasional 2021 di gelar PEPADI Kabupaten Pacitan dengan menggelar wayang kulit menampilkan dalang cilik Falah Abdillah Priyono mengambil lakon Babat Alas Wonomarto.(humas Pacitan/ Pemkab Pacitan).