Soal PTM; Dindik Tunggu Arahan Ketua

Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Dindik) Kabupaten Pacitan, Daryono mengatakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sampai saat ini belum dapat dilakukan. Hal ini karena laju penambahan Covid-19 masih belum terkendali.

Keputusan tersebut bukanlah kehendak Pihak Dindik, melainkan instruksi langsung Ketua Satgas Covid-19 sekaligus Bupati Pacitan, Indartato. Meski diketahui pemerintah pusat melalui Kemendikbud RI menyerahkan sepenuhnya kebijakan PTM terhadap kondisi wilayah masing-masing.

“Beberapa kota tetangga sempat mencoba PTM, namun itu tidak bertahan lama, karena kasus baru Covid-19 meningkat signifikan,” ujar Daryono kepada Diskominfo Pacitan, (24/02). Kondisi demikian justru mengkhawatirkan dan merugikan masyarakat luas.

Disisi lain, Daryono mengaku dalam 2 kali survey yang ia lakukan 90 persen wali murid menyetujui kegiatan PTM, meski sisanya orang tua ogah terjadi sesuatu terhadap anaknya.

Sampai saat ini, Dindik lebih fokus terhadap dua hal penting dalam menyikapi pandemi ini, mulai meningkatkan kapasitas para guru untuk menyampaikan materi walau hanya daring dengan berbagai seminar dan lain-lain.

Selanjutnya pihanya dari bulan Juni 2020 telah mempersiapkan sekolah terhadap protokol kesehatan, sehingga sewaktu-waktu terjadi perubahan kebijakan dari pusat akan PTM, seluruh sekolah di lingkupnya sudah siap dan tidak canggung.

Sama dengan persepsi masyarakat akan efektivitas sistem daring, bagaimanapun ia setuju PTM lebih baik untuk membentuk karakter anak, apalagi untuk siswa pendidikan dini dan dasar. Meski demikian walau bukan yang terbaik, sistem daring akan terus dimaksimalkan.

Terlepas dari kondisi itu Daryono mempersilahkan sekolah-sekolah untuk membuat inovasi yang akan mendukung pendidikan putra-putri kebanggan Kabupaten Pacitan, termasuk model visit maupun datang kesekolah. “ Disinilah kreatifitas guru ataupun pembimbing benar-benar diuji,” pungkasnya. (bd/hf/FRD/ryt/ss/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Tingkatkan Prestise Melalui Festival Tahunan

Masyarakat mesti bangga dengan generasi muda di Kabupaten Pacitan, terutama besarnya animo terhadap kesenian Karawitan warisan leluhur yang dimiliki.

Hal itu terbukti dengan setiap kali digelarnya Festival Karawitan, panitia terpaksa harus membatasi peserta. “Terutama peserta SD, yang selalu Membludak,” papar Ketua Panitia dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daryono.

Festival karawitan kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimana acara tersebut selalu digelar pada Even O2SN, namun mulai tahun ini berpindah di momentum Hari Jadi Kabupaten Pacitan, yang dilaksanakan hari ini dan besuk 25-26/02/19.

Namun demikian semangat peserta dan sistem kegiatan sedikit pun tidak ada perubahan, “termasuk dewan juri yang kami hadirkan yakni para ahli dibidangnya di tingkat Nasional, sehingga tidak ada subjektivitas,” tambah Daryono.

Mengingat derasnya arus budaya luar yang begitu deras Ia mengharap dengan agenda yang rutin dilaksanakan itu generasi milenial dapat semakin mengenal dan mencintai budaya sendiri, khususnya Karawitan. Supaya saat dewasa kelak mereka dapat melestarikan pada generasi di bawahnya serta mampu mengembangkan kesenian tersebut dengan kesenian lain.

Kata Bupati Indartato saat sambutannya mengatakan, hidup akan terasa indah jika dibingkai dengan seni. Apalagi kesenian Jawa, selain menggambarkan keindahan, di dalamnya mengandung nilai-nilai filosofi kehidupan yang baik untuk dipahami serta menentramkan hati. “ini adalah kekayaan kita yang wajib kita lestarikan,” tarang Dia.

Bupati berharap beberapa sekolah yang belum memiliki gamelan dalam waktu dekat bisa segera diupayakan, agar di masa yang akan datang Kabupaten Pacitan mempunyai kontribusi besar teradap pelestarian budaya jawa. (budi/anjar/wira/riyanto/DoskominfoPacitan).