Masalah pagelaran wayang kulit, antusias masyarakat
kabupaten Pacitan tidak tergadaikan dengan rintik hujan yang berubah menjadi
lebat. Malahan, terdengar riuh masyarakat bergumam, deras hujan adalah berkah
Tuhan untuk Pacitan yang telah berusia 275 tahun
Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo menyerahkan tokoh wayang
Werkudoro kepada Ki Dalang Seno Nugroho, pertanda pagelaran wayang kulit
semalam penuh dimulai, beruntung hujan pun berangsur-angsur reda.
Malam ini, disaksikan semangat nguri-uri budaya jawa, Ki
Dalang dengan suluk-suluknya memilih lakon Pandu Swarga.
Sebelumnya, Wabup bersama pejabat lintas vertikal dan Pemda
Pacitan berkesempatan menyerahkan piala Juara 1 Bola Voli FKKD Kepada Kecamatan
Pringkuku, juara 2 Kecamatan Pacitan, juara 3 Kecamatan Kebonagung dan
Ngadirojo. Diserahkan juga hasil Permainan Hadang, juara 1 kembali diboyong
Kecamatan Pringkuku, juara 2 Desa Purworejo dan juara 3 oleh bersama Kecamatan
Bandar dan Desa Widoro. (TimDiskominfoPacitan).
Di lubuk jiwa masyarakat Kabupaten Pacitan, tersimpan ragam
kebudayaan yang terus dijaga dan dilestarikan. Meski diluar sana arus deras
budaya asing mengancam sendi-sendi generasi muda. Bukannya alergi dengan
kebudayaan lain, tapi budaya yang kelihatannya indah itu tidak relevan jika
diaplikasikan masyarakat ketimuran, gara-gara minimnya norma dan nilai sosial.
Saat ini generasi muda begitu melek informasi, berpotensi
besar menjadi pelaku aktif budaya asing, mereka harus segera diberi wadah dan
pemahaman. Untungnya pemangku kepentingan menyadarinya, melalui Dinas
Pendidikan Dan Kebudayaan (Dindik) Kabupaten Pacitan rutin memfasilitasi
pelajar untuk berkarya melalui Festival Karawitan Pelajar (Hajatan ke-275).
Di kota berjuluk Paradise Of Java ini gelaran tersebut
sangat bergengsi dan digandrungi, siapa yang menjadi juara tampak begitu
bangga. Bukan sombong, tetapi sebagai wujud syukur telah turut berkontribusi
menjaga budaya jawa sebagai warisan yang tak ternilai.
Daryono, Kepala Dindik Pacitan berkomitmen untuk profesional
mewadahi peserta didik dalam menunjukkan kebolehannya, dengan selalu mengundang
juri netral dari akademisi seni dari kota lain. Begitu juga peserta yang harus
dapat menunjukan kartu pelajar dan surat rekomendasi dari kepala sekolah
masing-masing sebagai syarat mutlak.
Ketatnya peraturan ternyata tidak menyurutkan minat sekolah
untuk mengirim grupnya, menyuguhkan performa terbaik lalu memboyong juara dalam
pagelaran ini. “Puluhan grup terdaftar, acara akan berlangsung hingga besok
(25/02),” ujar Dia.
Sementara Pemda Pacitan akan terus mengalokasikan dana untuk
kepentingan ini, setidaknya dari tahun 2015 sebanyak 24 set gamelan diserahkan
kepada sekolah di Kabupaten Pacitan, untuk tahun ini kata Staf Ahli Bidang
Sosial dan SDM, Sumoro Hadi kembali akan menyerahkan 8 set gamelan kepada
sekolah terpilih.
“Pemda mengapresiasi guru, pengawas, pembimbing dan yang
lain yang telah mengantar siswa memahami budaya sendiri,” kata Sumoro, di
kesempatan yang sama (24/02/2020), mewakili Bupati Pacitan Indartato yang
berhalangan hadir.
Tiga kali Pujiani dipercaya panitia menjadi salah satu juri,
perempuan yang menamatkan Pascasarjana Pendidikan Seni Budaya tersebut menilai
agenda semacam ini penting dilakukan. Usia sekolah dasar, menengah dan atas
yang memahami seni budaya Jawa akan mendorong mereka menggali potensi yang
dimiliki.
“Seni budaya yang paling urgen adalah untuk menetralkan
jiwa,” jelas Suci. Namun disatu sisi panitia juga mesti memperhatikan aspek
lain dalam rangka melakukan inovasi. Seperti menambah kegiatan menjadi dua kali
setahun.
Tidak bermodel festival, tetapi berbagai kegiatan pelatihan
yang melibatkan para pakar dibidangnya. Sehingga meningkatnya kualitas para
siswa dan siswi, berdampak lahir banyak seniman-seniman besar dari kota 1001
Goa ini. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Pembangunan Museum Dan Galeri Seni SBY*ANI yang berada Jalur Lintas Selatan (JLS), Kelurahan Ploso, Pacitan akan segera terlaksana, hal tersebut menjadi mimpi bersama antara warga masyarakat Kabupaten Pacitan dan keluarga Cikeas.
Bangunan diatas tanah seluas 1,5 hektar ini resmi dilaksanakan ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menekan tombol sirine, sebelumnya Ia didampingi kedua putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), Budiono Wakil Presiden RI Ke-11, Chairul Tanjung, Pramono Edhie Wibowo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ratna Joko Suyanto dan Bupati Pacitan Indartato melakukan Groundbreaking.
SBY mengaku bahwa pembangunan museum dan galeri tersebut terinspirasi dari lawatanya ke Museum Bung Karno bersama istri saat ia masih menjabat sebagai Presiden RI. Usai SBY di periode ke-2, ia bersama istri lalu melakukan studi banding ke Amerika untuk melihat langsung empat museum presiden guna menambah inspirasinya.
“Rasanya tidak berlebihan jika saya membangun museum di tanah kelahiran saya,” kata SBY yang mengaku pembangunan tersebut sebenarnya akan direalisasikan bersama mendiang istri tercintanya Krristiani Herawati (Ani Yudhoyono). Lantaran rasa cinta yang luar biasa Ani kepada Kabupaten Pacitan, dimulai pertama kali SBY mengajak Ani ke kampung halamanya tahun 1973 silam.
Perencanaan dan pembangunan Museum Dan Galeri SBY*ANI tersebut melibatkan banyak sosok, termasuk diantaranya adalah mahasiswa Trisakti. Sesuai dengan gambar, museum tersebut nanti akan memuat berbagai hal tentang perjalanan hidup dan karir SBY, mulai lahir dan tumbuh, hingga ia mengemban amanah menjadi orang nomor satu di Indonesia selama dua periode.
“Dari depan berdiri enam pilar, sebagai representasi Presiden RI ke-6, ada juga Batik Pace mewakili Kabupaten Pacitan dan bunga flamboyan yang mewakili Ibu Ani Yudhoyono,” kata Direktur Pembangunan Museum Ossy Darmawan saat sambutannya (22/02/2020).
Diakui oleh Gubernur dan Bupati, pembangunan Museum Dan Galeri SBY*ANI yang dilaksanakan di Pacitan ini membuat keki mereka gemeteran, rasa syukur dan ucapan terima kasih diucapkan kedua pemimpin tersebut berkali-kali.
Tak ayal, Bagi Khofifah rencana besar SBY di kampung halamanya ini akan memacu generasi muda di Jawa Timur dan Pacitan khususnya untuk lebih memacu diri menjadi manusia yang memiliki kualitas. “Hadiah yang luar biasa di Hari Jadi Kabupaten Pacitan yang ke-275 tahun,” ujar Khofifah.
Lalu, kontribusi apa yang bakal didapat Kabupaten Pacitan, diantara deretan hal positif termasuk yang disampaikan Khofifah adalah semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Pacitan. Jelas berdampak langsung pada peningkatan perekonomian dan lapangan pekerjaan. “Tahun ini 2,3 Juta kunjungan, semoga tahun depan 5 juta kunjungan ke Pacitan,” harap Indartato. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Rangkaian kunjungan Presiden Ri Ke-6 Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) di Kabupaten Pacitan diawali dengan mengibarkan bendera start
jalan sehat dalam rangka (Hajatan) ke-275, Pagi ini (21/02/2020). Kunjungan
tersebut merupakan kali pertama pasca wafatnya sang istri Kristiani Herrawati
atau akrab dipanggil Ani Yudhoyono.
SBY didampingi putra keduanya Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY)
dan rombongan kemarin (20/02), ia disambut langsung Bupati Pacitan Indartato
beserta jajaran. Rencananya SBY akan berada di kampung halaman hingga pekan
depan (24/02/2020).
Berbagai kegiatan penting akan dilakukan SBY di Pacitan,
utamanya Groundbreaking Museum Dan Galeri Seni SBY-Ani. Berlokasi di Jalan
Lintas Selatan (JLS) Kelurahan Ploso, Pacitan, diatas tanah 1,5 hektar.
Sesuai jadwal resminya putra terbaik Pacitan tersebut juga
akan membuka penyisihan Invitasi Bola Voli Pacitan, SBY Cup 2020, yang akan
digelar di Gelanggang Olah Raga (GOR) Pacitan pukul 14:00 WIB nanti.
Agenda penutup, dikabarkan SBY juga akan melakukan pertemuan
dengan para tokoh masyarakat dan tim voli pada Minggu malam (23/02/2020).
Kegiatan tersebut akan dilaksanakan di Gedung Gasibu Swadaya Pacitan.
(tim/DiskominfoPacitan).
Kebudayaan dan seni menjadi bagian penting di bangku
sekolah, untuk pendidikan generasi muda
di Kabupaten Pacitan yang berkualitas, termasuk pada kesenian Geguritan. Selalu
digelar dan menjadi rangkaian Hari Jadi Pacitan (Hajatan).
Diikuti oleh 24 peserta dari seluruh Kecamatan di Kabupaten
Pacitan, para guru paud dan sederajat tersebut diatas panggung berusaha keras
menampilkan performa terbaiknya. Dengan durasi yang ditentukan berbagai pesan
disampaikan, tentang norma berkehidupan, dan sebagainya.
Geguritan kali ini kembali dilaksanakan di Pendopo Kabupaten
Pacitan, Hari ini (20/02/2020), orang nomor satu di Pacitan, Indartato
berkesempatan membuka acara tersebut, didampingi istri, Wakilnya Yudi Sumbogo
dan jajaran Pemkab Pacitan.
Saat sambutannya Pak In, Sapaan Bupati Indartato meminta,
setiap fragmen yang disajikan peserta agar dipahami maknanya dengan mendalam.
“Mari kita gagas, supaya hidup kita lebih baik,” minta Pak In.
Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Dikbud) Pacitan berkomitmen
nguri-uri kebudayaan jawa yang dimiliki. Berharap dengan Geguritan para guru
dapat menciptakan satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada peserta
didik. “Alhamdulilah animo peserta meningkat sekali setiap tahun,” kata Ririh
Enggar Murwati, Kabid Paud Dan Dikmas Dindik Pacitan.
Selain itu Dindik juga telah menyiapkan strategi, sebagai
inovasi kegiatan Geguritan supaya dapat menjadi sebuah tontonan yang asyik bagi
masyarakat luas di Kabupaten Pacitan. “Sudah kami bicarakan, tunggu saja,”
pungkas Enggar. (budi/mg/riyanto/wira/DikominfoPacitan).