Dr. Ir H. Heru Wiwoho hari ini resmi dilantik sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pacitan, menggantikan Drs. Suko Wiyono MM yang berakhir masa jabatannya pada akhir Oktober kemarin. Prosesi pelantikan tersebut dipimpin langsung Bupati Pacitan Indartato di Pendapa Kabupaten pagi ini Jumat (01/11).
Indartato dalam sambutannya menegaskan bahwa seluruh proses pengangkatan jabatan Sekda tersebut sepenuhnya ia serahkan pada peraturan yang ada utamanya UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), kemudian ditindak lanjuti PP Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Menejemen Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Dari berbagai proses yang melibatkan Panitia Seleksi (Pansel) oleh Pemerintah Provinsi, menghasilkan tiga nama yang tertulis pada isi surat dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawangsa yang selanjutnya dikirim kepada Bupati Pacitan.
Pada dasarnya Bupati dalam pemilihan Sekda mempunyai kewenangan menentukan nama-nama tersebut. Yang belakangan diketahui selain Heru Wiwoho ada nama Budianto dan Eny Sulistyowati. namun pihaknya lebih memilih menyerahkan hasil tersebut pada proses seleksi yang dilakukan Pansel, yakni Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jawa Timur, Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan unsur Perguruan Tinggi.
“Jadi bebas kami memilih salah satu, namun pikiran saya sederhana, saya harus menghargai kerja Pansel sehingga saya memilih yang nomor satu (Heru Wiwoho),” kata Indartato. Mencari jalan bijaksana untuk meneruskan tugas berat Pemda Pacitan.
Menekan angka kemiskinan adalah Pekerjaan rumah yang mesti terus dilakukan, mengingat di Pacitan masih diatas provinsi bahkan nasional. Belum lagi perolehan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan lima kali tanpa catatan yang wajib dipertahankan, kesehatan dan yang lain.
Sementara Heru Wiwoho kepada Diskominfo Pacitan mengatakan, dirinya akan melanjutkan pekerjaan yang telah dilakukan Sekda sebelumnya. Untuk proses mempertahankan WTP dirinya akan melakukan koordinasi dengan seluruh instansi, utamanaya menyikapi masalah aset bakal lebih ditertibkan dengan kunci kebersamaan.
“Untuk kemiskinan saya kira sudah banyak yang kita lakukan, terutama melalui program Grindulu Mapan,” kata Heru. Dengan inovasi bersama PD membuat program terintegrasi ke wilayah yang jumlah kemsikinannya tinggi, sehingga angkat terakhir 14,19 persen bisa menurun diakhir masa jabatan Bupati pada angka 13 persen. (budi/anj/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)
Semua kegiatan terkait kebencanaan selalu mendapat dukungan dan apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Pacitan, mengingat ancaman bencana utamanya gempa dan tsunami selalu mengintai. Bupati Pacitan Indartato kemarin (31/10) berkesempatan meninjau langsung Simulasi Gladi Ruang dan Gladi Posko yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan.
Indartato menilai, antisipasi penting adanya jika sewaktu-waktu bencana terjadi, dengan berbagai latihan dan simulasi, semua yang terlibat akan memiliki respon dan mengerti tugas masing-masing.
Kemudian materi yang diperoleh pada latihan harus dikembangkan kepada yang lain, sehingga seluruh instansi memiliki kesiapan dengan tupoksi masing-masing, mengetahui apa yang harus dilakukan. Mulai mitigasi, penyelamatan korban hingga proses rekonsiliasi. “Tugas selanjutnya masyarakat harus terlatih dan siap. Meskipun doa kita tidak terjadi bencana” kata Bupati.
Masalah anggaran terkait kebencanaan di tahun 2020 disampaikan Bupati tidak ada masalah, artinya pemerintah membuka diri sepanjang ada koordinasi melalui BPBD yang harus aktif mengusulkan kegiatan semacam ini. (budi/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Kepala Badan Kepegawaianan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPPD) Kabupaten Pacitan Supomo mengatakan pihaknya belum memberikan rilis resmi terkait lowongan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) periode November 2019.
Terkait beredarnya isu tersebut ia meminta kepada seluruh masyarakat di Kabupeten Pacitan sapaya bersabar. “Isi berita yang beredar tidak benar dan hoax adanya,” kata Dia (31/10). (DiskominfoPacitan).
Produktivitas tanaman kakao di Kabupaten Pacitan dinilai
masih rendah ketimbang wilayah lain, berkisar 200 kilogram per hektar, kondisi
demikian membuat Dinas Pertanian setempat mencari penyelesaian menjalin
kerjasama dengan Universitas Jember (Unej).
Kerjasama tersebut berbentuk kegiatan KKN dan Magang
Mahasiswa, serta penelitian dan pengabdian baik Dosen maupun Mahasiswa
Unej. Kegiatan KKN telah dilaksanakan
pada Bulan Agustus sampai November ditiga desa di Kabupaten Pacitan yaitu
Wonoanti, Gembuk dan Punung.
Hasil kegiatan
Mahasiswa dapat ditangkap beberapa permasalahan dalam perkakaoan di Pacitan.
Beberapa permasalahan tersebut antara lain pertama masalah harga kakao yang
tidak menentu dan cenderung dibeli dengan harga murah. Kedua biji kakao dijual
di pasar tradisional.
Ketiga kualitas biji kakao yang rendah dikarenakan biji
kakao tidak difermentasi. Keempat pada musim hujan buah kakao akan terserang
sejenis penyakit Phytophthora yang menyebabkan buah busuk sehingga menurunkan
produksi, belum lagi usai pohon yang telah tua karena ditanam pada tahun
1995-1996 dan klon yang tidak jelas.
Masalah lain tanaman kakao bukan tanaman utama (Tumpangsari)
dengan berbagai tanaman keras seperti kelapa, cengkeh, durian, mahoni dan
tanaman tahunan lainnya. diperparah perawatan mulai pemangkasan, pemupukan, dan
pengendalian (Organisme pengganggu Tanaman (OPT) tidak dilakukan.
Permasalahan pada sisi kelembagaan yakni kelompok tani kakao
masih tergabung dalam kelompok tani dengan komoditi pertanian secara menyeluruh,
meskipun pertemuan dilakukan secara rutin tetapi tidak membahas masalah-masalah
pertanian.
Anggota kelompok tani cenderung melakukan semua kegiatan
pertaniannya secara perseorangan dan tidak bersama-sama dalam kelompok. Kendala
di teknik budidaya, maupun perawatan tidak pernah didiskusikan di pertemuan
rutin kelompok.
Kualitas biji kakao yang tidak difermentasi karena hasil
dari masing-masing petani sedikit, kurang dari kapasitas minimal kotak
fermentasi. Itu membuat petani memutuskan untuk menjualnya ke pasar tradisional
dengan jumlah atara 0,5-1 Kilogram yang menyebabkan kakao dihargai murah.
Solusi agar masalah ini terpecahkan adalah petani harus mau
mengumpulkan hasil panen kakaonya ke kelompok untuk kemudian diolah
bersama-sama agar bisa memenuhi kapasitas minimal kotak fermentasi. Biji kakao
hasil fermentasi inilah baru dijual ke pasar.
Namun hal ini hanya bisa dilakukan apabila semua anggota kelompok tani
berkomitmen dan ingin meningkatkan kualitas biji kakao yang mereka hasilkan.
Jumino, Kepala Dusun Bulih, Wonoanti, Tulakan dan Ketua
Kelompok Tani Gemah Ripah 4. mengatakan, tanaman kakao daerahnya sudah tua
berharap adanya bantuan bibit yang jelas klonnya. Kelompok tersebut juga
memerlukan pendampingan karena mayoritas anggota kelompok tidak merawat tanaman
kakao dan seakan-akan pasrah terhadap keadaan. “ada buah kami panen, tidak ada
buah ya tidak masalah,” kata Jumino.
Sementara itu, Diana Fauziyah, Dosen PS Agribisnis (UNEJ)
bersedia membantu mencarikan pasar penjualan biji kakao dengan harga tinggi
namun dengan catatan biji kakao harus difermentasi dengan baik. “Cukup banyak
pasar yang bersedia menampung,” terangnya.
Ada tiga sarat minimal terhadap biji kakao yang memiliki
harga tinggi, mulai biji harus fermentasi, kadar air maksimal 7,5 % dan kadar
kotoran maksimal 2%. Ada juga mansyaratkan kontinuitas dan volume minimal 1
pick up dalam satu kali pengiriman.
Tentunya syarat-syarat ini hanya akan terpenuhi jika petani
melakukan tahap pasca panen secara bersama-sama di kelompok. Oleh karena itu, peran kelembagaan Kelompok
Tani harus lebih besar. Peran kelompok diawal mungkin bisa dimulai dengan
mengumpulkan buah kakao milik anggota yang selanjutnya secara bersama-sama
melakukan fermentasi.
Pada sosialisasi Diana bersama yang lain juga mengunjungi
Kelompok Tani Gemah Ripah 04, menghasilkan anggota bersemangat dan sepakat
untuk mengumpulkan buah kakao ke kelompok dan melakukan fermentasi bersama di
kelompok sebelum melakukan penjualan.
Hal ini dipertegas
juga oleh Rena Yunita Dosen PS Agribisnis (UNEJ), langkah ini merupakan langkah
awal untuk meningkatkan harga jual biji kakao. Dengan melakukan pengolahan
bersama, jika biji kakao sudah kualitasnya bagus maka pasar akan datang sendiri
untuk berebut membeli biji kakao. “Terpenting semua anggota kelompok harus
punya komitmen yang sama untuk meningkatkan kualitas biji kakao” jelasnya.
Unej juga memberi bantuan klon kakao berjenis MCC 02;
Sulawesi 1 dan ICS 60 dari bibit hasil sambung sebanyak 100 batang. Berharap
menjadi solusi untuk membuat kebun entres dan meremajakan tanaman kakao yang
sudah tua secara bertahap.
Mereka juga membagikan ilmu sambung bibit kakao dengan
melibatkan 30 petani untuk dilatih dalam sambung bibit kakao. Berharap petani
nantinya dapat melakukan pembibitan secara mandiri dan mengetahui teknik
sambung bibit pada kakao. Sambung kakao dewasa (peremajaan) caranya tidak jauh
berbeda dengan sambung bibit, namun pada kakao dewasa entres kakao ditempelkan
pada batang tanaman kakao tua.
(Istimewa/Unej/DinasPertanian/DiskominfoPacitan).
Ribuan warga masyarkat Kabupaten Pacitan pagi ini (29/10)
berkumpul di Lapangan Lanud Iswahyudi Pacitan untuk melaksanakan Sholat
Istisqo, berdoa bersama agar hujan segera turun. Bupati Pacitan Indartato yang
hadir pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa kemarau sudah berlangsung
tujuh bulan. “Sumber-sumber banyak yang berkurang,” kata Indartato.
Jika hujan yang diharapkan tidak kunjung datang maka
pemerintah akan menggunakan dana cadangan yang ada untuk membantu masyarakat
yang kekurangan, Indartato menambahkan anggaran takterduga tersebut semoga
tidak terpakai untuk kebutuhan lain. Sementara ribuan tanki air bersih sudah
tersalurkan ke titik-titik kekeringan yang tersebar diseluruh Wilayah Pacitan.
Muhammad Nurul Huda Kepala Kementerian Agama (Kemenag)
Kabupaten Pacitan mengaku bahwa ide tersebut sebenarnya dari Bupati, lalu ia
ditunjuk untuk merealisasikan doa bersama tersebut. Dua ekor kerbau juga tampak
di lokasi, kata Huda itu merupakan bagian sarat Sholat Istisqo. “Semoga segera
turun hujan yang berkah yang tidak menimbulkan musibah,” pungkas Dia.
(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).