Disparpora Ajak Masyarakat Bangkitkan Ekonomi Kreatif Pacitan

Selaras dengan visi misi Bupati Pacitan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui sektor agraris, pariwisata serta sektor unggulan lainnya. Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pacitan menggelar lomba Foto Ekonomi Kreatif dan Lomba Kreasi Karya Kriya.
Perlombaan Kreasi Karya Kriya ini merupakan kegiatan seni yang menitik-beratkan kepada keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan untuk menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis.
Sedangkan lomba Foto Ekonomi Kreatif, selain bertujuan untuk mempromosikan dan meningkatkan daya jual produk unggulan Pacitan, juga diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan di Pacitan melalui promosi foto wisata.
PLT Kepala Bidang Pengembangan Kelembagaan Dan Sumber Daya Pariwisata, Cipta Suprayitna menyampaikan harapannya agar perlombaan ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat Pacitan.
“Saya berharap perlombaan ini dapat memunculkan bakat-bakat kreatif masyarakat, untuk lebih berkembang dan maju sehingga bisa meningkatkan perekonomian demi kesejahteraan masyarakat Pacitan.” Ungkap Cipta.
Pengumpulan Lomba Kreasi Karya Kriya dan Lomba Foto Ekonomi Kreatif ini masih terbuka untuk umum sampai tanggal 1 Desember 2021. Pemenang lomba akan diumumkan pada tanggal 4 Desember 2021, setelah melalui tahap penjurian oleh juri yang berkompeten.
Pengumuman pemenang lomba akan diumumkan melalui akun instagram @disparporapacitan dan pemenang akan mendapatkan apresiasi berupa sertifikat, piala dan uang pembinaan jutaan rupiah. (DisparporaPacitan/DiskominfoPacitan).

Pacitan Energy of Jatim

Ini adalah bukti nyata peran Kabupaten Pacitan dalam semua bidang, kota yang berada di sisi barat daya dan terhimpit lembah-lembah kini menunjukkan digdayanya. Bukan untuk Pacitan saja, melainkan untuk Jawa Timur dan Indonesia.
Pekan Olahraga Tradisional 2021 pun dihelat di Kota 1001 Goa dengan penuh percaya diri. Energi positif menghadapi pandemi, lalu bangkit dengan imun dan bermuara menjadi prestasi. Berakar dari kota berlabel Paradise of Jawa.
Siapa yang menjadi juara tentu sah-sah saja, tuan rumah pun tampak bertekad menjadi yang terbaik. Namun lebih dari ini, Pacitan dipercaya menjadi penyaji dengan mengedepankan sportifitas diatas segala-galanya yang harus digaungkan semua kontingen.
Kemudian Gong dari agenda yang dihelat di GOR dan Stadion Pacitan 20 sampai dengan 22 Oktober ini adalah, membawa kembali generasi muda untuk akrab dan cinta olahraga tradisional. “Lestarikan budaya Indonesia terutama olahraga tradisional hingga ke mancanegara,” kata Indrata Nur Bayuaji, pada Pembukaan Pekan Olahraga Tradisional di GOR, (21/10).
Diantara deretan pantai yang indah berlatar belakang Samudera Hindia, bersama nasi tiwul, sayur kalakan, olahan tuna hingga soto khas Pacitan jadikan kesempatan ini untuk melenggang ke kancah Nasional.
Hingga nantinya Pacitan berhasil membuktikan kepada khalayak luas, mewujudkan komitmen dan semangat menjadi prestasi sekali lagi tidak hanya untuk kabupaten, tapi mensejajarkan Pacitan di ranah Nasional dan Dunia. (DiskominfoPacitan).

Yang Penting Pertahankan Roda Perekonomian

Cuti bersama Natal dan Tahun Baru akhirnya berlalu sekaligus tidak mampu menutup target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pariwisata 2020. Kepala Disparpora Pacitan, T. Andi Faliandra mengaku target Rp. 7,4 Miliar yang diharapkan harus puas di Rp. 5,2 Miliar.

Meski sebenarnya PAD tersebut telah disesuaikan dengan keadaan pandemi, karena ternyata sebelumnya RPJMD Kabupaten Pacitan pada tahun 2020 mengharap kepariwisataan mengantongi Rp. 21 Miliar.

“Semua memahami kondisi ini, baik Dewan maupun Bapak Bupati. Karena mereka beberapa kali melihat langsung kondisi di lapangan,” kata dia kepada Diskominfo Pacitan (06/01).

Jika ditelaah lebih dalam masalahnya berada pada Bus Pariwisata yang memang tidak diperkenankan masuk, mengingat armada dengan penumpang puluhan orang tersebut memicu kerumunan. “Kalau mobil kan paling 2 sampai 4 orang saja,” ungkapannya.

Sementara komitmen Disparpora terhadap protokol kesesatan memang berdiri kokoh setegak-tegaknya, mengingat trust yang disematkan terhadapnya hancur begitu saja. Apalagi beberapa kabupaten dan kota pernah lahir cluster baru yang justru menimbulkan masalah yang lebih runyam.

Lebih terperinci, konsep yang ditawarkan Disparpora Pacitan adalah bagaimana roda perekonomian di obyek pariwisata tetap berjalan. Masyarakat dan pengusaha tetap mempertahankan usahanya sehingga lini pariwisata tetap bertahan meski masih berada pada masa sulit. (budi/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Tahun Baru; Disparpora Pacitan Siap Terima Wisatawan

Destinasi wisata di Kabupaten Pacitan dipastikan tetap buka di momentum tahun libur baru 2021.Dengan berbagai standar protokol kesehatan yang ketat, sejumlah destinasi diharap tetap menjadi pilihan, apalagi target PAD 7,4 Miliar saat ini baru dikantongi 5,2 Miliar.”Kami mengutamakan keselamatan, lalu kesehatan. Seluruh tim, kami terjunkan selama momentum libur. Jadi kita sendiri yang tidak libur,” kata T. Andi Faliandra, kepala Disparpora (31/12).Tetapi dengan terbukanya Disparpora Pacitan terhadap kepariwisataan di Kabupaten Pacitan lantas tidak membuat mereka lengah, disiplin terus ditingkatkan supaya benar-benar tidak lahir klaster baru yang justru merugikan pemerintah dan masyarakat, termasuk semakin mendisiplinkan mereka para pelaku homestay, restoran maupun hotel.Pelaku wisata harus tetap santun terhadap tamu yang hadir sebagai cerminan tuan rumah yang baik, namun syarat surat negatif rapid yang menjadi standar wisatawan yang akan menginap cukup membuat mereka menunda berpariwisata ke Pacitan. (DiskominfoPacitan).

“Mohon maaf, sementara kami belum bisa menerima kunjungan Elf dan Bus,” T. Andi Kadisparpora Pacitan

Masuknya Tahap Uji Coba di beberapa destinasi wisata di Kabupaten Pacitan membuat wisatawan luar kota dapat lampu hijau. Silahkan masuk, dan nikmati eksotisme lanskap Paradise of Java yang sempat bersembunyi karena Covid-19.

Tapi mohon maaf, kunjungan dengan alat transportasi massal seperti Elf dan Bus sementara  tidak diizinkan masuk, pemerintah hanya mempersilahkan pengunjung yang datang dengan kendaraan beroda 2 dan 4.

Kepala Disparpora Pacitan T. Andi Faliandra mengaku kebijakan tersebut bukan tanpa alasan, alat transportasi massal dengan penumpang maksimal menyulitkan petugas dalam menegakkan protokol kesehatan.

Saat ini objek yang dapat dikunjungi wisatawan umum adalah Beiji Park, Pantai Klayar, Watukarung, Pancer Door, Pidakan, Watu Bale, Soge dan Pantai Teleng Ria. Sedang Pantai Buyutan, Ngiroboyo, Banyutibo, Srau, Taman, Sungai Maron dan Sentono Genthong hanya bisa dikunjungi oleh wisatawan lokal.

Lalu bagaimana kabar 3 objek wisata Gua gong, Tabuhan dan Pemandian Air Hangat yang masih belum dibuka, Disparpora melalui timnya saat ini tengah mengkaji dan melakukan penerapan protokol kesehatan yang tepat.

“Destinasi Pariwisata kita memang tidak sekedar menyuguhkan keindahannya saja, namun juga wajib mengedepankan penerapan kesehatan dan keselamatan, sehingga semua pengunjung merasa aman dan nyaman” kata T. Andi Faliandra Kepala Disparopra Pacitan, Pekan kemarin (03/09) kepada Diskominfo Pacitan.

Komitmen itu membuahkan hasil nyata yang patut untuk diapresiasi. Merujuk analisa Pemprov, tren pariwisata di Kabupaten Pacitan yang dari sebelumnya bertengger di 5 besar Jatim menunjukkan statistik peningkatan yang signifikan. “Ini ditopang dari penularan covid-19 yang tetap terkendali,” lanjut Andi.

Pariwisata sampai kapan pun selalu melibatkan banyak pelaku baik langsung dan tak langsung, tersebut memaksa Disparpora berkomitmen memberikan pemahaman terhadap protokol kesehatan secara kontinu kepada mereka, meskipun sampai pada era New Normal. (budi/alazim/rch/dzk/riy/tika/DiskominfoPacitan).