Hari Ibu ; Bunda Efi Serahkan Hadiah Juara Lomba Foto

Sebagai bentuk apresiasi kepada pemenang lomba foto dalam rangka hari ibu tahun 2021, Efi Suraningsih Penasehat Organisasi Wanita Kabupaten Pacitan menyerahkan hadiah kepada para pemenang. Penyerahan dilakukan di Pendopo Kabupaten Pacitan (22/12) dalam acara Peringatan Hari Ibu tingkat kabupaten.

Hadiah yang diserahkan berupa piagam penghargaan dan uang pembinaan. Selain itu ada merchandise dari Bupati Pacitan.

Ada 3 pemenang dari jenjang SD dan 3 dari jenjang SMP. Mereka terpilih dari sekitar 4000 peserta.

Peraih juara 1 untuk jenjang SD adalah Adelia Sifani (SDN 1 Gondosari), juara 2 Panji Kafi Al Jawi (SDN Wiyoro), sedangkan juara 3 Teresa Oktafianasari (SDN Banjarsari). Untuk jenjang SMp, juara 1 adalah Aftnisa Indirani Chifara (SMPN 1 Bandar), juara 2 Sindi Alinsya (SMPN 3 Sudimoro), dan juara 3 Sakhi Juliano Khozin (SMPN 1 Ngadirojo).

Efi Suraningsih berharap agar wanita bisa sejajar dengan pria. “Wanita harus tangguh dan kuat, mengisi pembangunan dengan potensinya” ujarnya.

Menanggapi peringatan hari ibu yang digelar hari ini, Efi menyampaikan bahwa walaupun dilaksanakan secara terbatas dan penuh kesederhanaan, acara hari ini sangat berkesan (Dinaspendidikan/DiskominfoPacitan).

Hari Ibu Dan Kisah Diyana Lestari

“Aku tidak bisa menggambar. Karena ingin ikut lomba foto hari ibu, aku minta tolong digambarkan ibu dan bapakku yang sudah tiada”
Itulah sepenggal curahan hati Diyana Lestari. Bocah belia yang baru duduk di kelas 3 SDN Gemaharjo Tegalombo. Kisahnya mengharu biru, kala narasi perjalanan hidup bocah yatim piatu itu turut dibacakan dalam peringatan Hari Ibu ke 93 di Pendopo Kabupaten, Rabu (22/12).
Sontak, kisah tersebut membuat Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji bersama isteri serta hadirin yang lain terpaku haru. Diyana yang berkeinginan mengikuti lomba foto memperingati hari ibu terpaksa memendam hasrat karena tiada mengenal wajah ayah bundanya. Sejak usia 3 bulan Diyana menjadi yatim karena sang bunda telah tiada. Pun demikian dengan sang ayah yang menyusul meninggalkan Diyana kecil saat usianya baru 5 tahun.
Sebagai seorang perempuan sekaligus seorang ibu, Ny. Efi Suraningsih tak kuasa menahan pilu. Tangis isteri Bupati Indrata Nur bayu Aji itu pun pecah. Seketika Ketua TP PKK Kabupaten Pacitan itu menghampiri Diyana. Memeluk, mencium dan mengusap rambut sang yatim piatu penuh kasih.
“Diyana yang kuat ya, semoga ananda menjadi anak yang pintar, sukses bermanfaat untuk sesama membanggakan orang tua,” ucapnya sambil terisak.
Dengan wajah polos Diyana tersenyum bahagia mendapat apresiasi langsung dari Bunda PAUD Kabupaten Pacitan. Air matanya turut menetes namun itu adalah ungkapan bahagia. Pelukan hangat Ny. Efi Suraningsih seakan menjadi jawaban kerinduannya akan pelukan hangat seorang bunda.
Untuk Diyana, ibunda dari Pinayung Bhaskara Putri Azzahra itu memberikan cinderamata khusus. Sebuah boneka berbahan benang rajut yang dibuat sendiri oleh Isteri bupati. Kisah Diyana Lestari terangkat pertama kali setelah narasi curahan hati yang disertai gambar sederhana sosok ayah dan bunda diunggah di media sosial sdn5gemaharjo_41.
Masih dalam situasi pandemi covid 19, Hari Ibu Dan Kisah Nadia ke-93 tahun 2021 di Kabupaten Pacitan diperingati dengan sederhana. Prosesi puncak dilaksanakan di Pendopo Kabupaten. Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Pacitan, Forkopimda masing masing beserta isteri. (Humas Pacitan / Pemkab Pacitan)

Luki Indartato; Ridho Suami Adalah Kesuksesan Perempuan

Gelaran Pacitanku Inspiring Woman (PIW) 2020 telah usai dilaksanakan, perempuan-perempuan tangguh dari Kabupaten Pacitan memperoleh penghargaan sebagai inspirasi sekaligus motivasi diri sekaligus ratusan ribu perempuan lain di Pacitan.

Diantara ibu atau perempuan yang mendapatkan penghargaan di tahun ini, sosok Luki Indartato mendapat perhatian lebih, pasalnya perempuan yang akrab disapa Luki Indartato tersebut dinobatkan sebagai Inspiring Woman 2020, sedang hari sebelumnya ia meraih penghargaan dari Gubernur Jawa Timur Sebagai Inisiator Pembangunan Jawa Timur 2020, dan masuk ke tingkat Nasional.

Lalu apa rahasia sukses Luki sehingga mendapat berbagai label tersebut, ternyata tidak lain adalah rasa patuh dan hormatnya terhadap suaminya yang tak lain adalah Bupati Pacitan Indartato.

“Setiap langkah yang saya lakukan selalu atas petunjuk suami,” katanya, saat berkesempatan memberikan sambutan di puncak PIW 2020 , hari ini (23/12) di Pendopo Kabupaten Pacitan.

Selebihnya perempuan dengan berbagai tetek bengeknya tetap harus kuat untuk terus bekerja keras. Dan jika kerja keras yang dilakukan berbuah manis, dia kembali mengingat bahwa imam besar di keluarganya adalah sang suami.

Sedang langkah sukses yang diperoleh sang suami diakui Luki bukan karena dirinya, namun bayang-banyang doa dan restu ibu yang meridhoi sang suami. Melihat fenomena tersebut ia mengajak ibu di Pacitan khususnya untuk terus ikhlas dan ridho terhadap keluarganya masing-masing. “Semoga ini mengingatkan saya untuk mendidik keluarga,” ucap dia. (tim/DiskominfoPacitan)

Bela Negara Adalah Kerjasama Segenap Elemen Bangsa Dan Negara

Bela negara bukan hanya menjadi tugas pemerintah saja. Karena menjadi wadah peran dan kontribusi segenap komponen masyarakat. “Mulai Dunia usaha, dunia pendidikan, media, hingga tokoh pemuda, tokoh agama, semua bisa dan wajib ikut serta sesuai dengan bidang profesi masing-masing,” kata Bupati Pacitan Indartato ketika membacakan sambutan Menkopolhukam Wiranto pada upacara Hari Bela Negara ke-70, Hari Ibu ke-90, dan Hari Nusantara 2018 di halaman pendapa kabupaten, Kamis (20/12/2018).

Penetapan peristiwa bersejarah ini sebagai hari bela negara merupakan penegasan bahwa bela negara itu sendiri sejak dulu telah memiliki konteks yang sangat luas. Karena tidak dapat hanya dilakukan dengan kekuatan fisik dan senjata saja, namun harus dilakukan melalui beragam upaya dan profesi. Segenap aparatur negara, baik sipil maupun militer, yang tengah berjuang melakukan tugasnya di pelosok tanah air sesungguhnya sedang melakukan bela negara.

Bupati menyampaikan, kesadaran bela negara, nilai-nilai luhur bangsa, kearifan lokal, dan keaslian lingkungan hidup kita jelas tidak mungkin diserahkan kepada kecerdasan buatan yang sangat tergantung ketersediaan alat, koneksi jaringan, dan listrik. Semuanya harus ditanamkan dalam jiwa dan raga segenap bangsa Indonesia sejak dini. Antara lain melalui kewajiban mengikuti pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, serta aksi nasional bela negara di berbagai bidang. “Diperlukan cara-cara yang inovatif serta adaptif dengan perkembangan zaman agar anak-anak muda kita mendapatkan ruang untuk mengekspresikan kecintaannya pada tanah air. Merekalah yang akan menahkodai kapal besar Republik Indonesia di masa depan,” terangnya.

Terkait Hari Nusantara, pemerintah berharap hal itu menjadi momentum dalam mempertebal semangat kebangsaan, persatuan dan kebersamaan di tengah kebhinekaan untuk tetap melaksanakan pembangunan nusantara, meningkatkan kerjasama dalam pengelolaan wilayah laut dan wilayah perbatasan, mempertahankan kedaulatan negara dalam wadah NKRI serta mendorong masyarakat Indonesia untuk memahami arti penting wawasan nusantara. (humaspacitan/DiskominfoPacitan)