Bupati Aji Luncurkan mesin ADM, Mendekatkan sedekat mungkin pelayanan kepada masyarakat

Hari ini (08/6) pagi, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pacitan meluncurkan mesin ADM. Bentuk mesin ATM dan ADM hampir mirip. Tetapi jangan salah, mesin yang satu ini khusus mengeluarkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan layanan administrasi kependudukan yang lainnya.

ADM tersebut merupakan singkatan dari Anjungan Dukcapil Mandiri. Layanan itu diluncurkan ke publik oleh Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji. Tepatnya, di kantor Kecamatan Tulakan, mengingat kecamatan Tulakan memiliki jumlah penduduk terbanyak. Dengan layanan itu, warga masyarakat yang tidak gaptek alias gagap teknologi bisa mencetak KTP sendiri. Jika belum mengerti, tetap ada petugas yang memandu.

Cetakan KTP perdana sebagai contoh langsung disimulasikan oleh Bupati Pacitan didampingi Wakil Bupati Pacitan Gagarin, Sekda Kabupaten Pacitan dan OPD terkait, dihadapan seluruh Camat dan kepala Desa se Kecamatan Tulakan. Tak butuh waktu lama. proses pencetakan, hanya dalam hitungan menit langsung jadi.

Dalam sambutannya, Bupati Aji mengapresiasi hadirnya mesin ADM di Kabupaten Pacitan. Mengingat mesin ADM ini menawarkan ragam pelayanan Administrasi Kependudukan sehingga semakin mudah dan cepat. Dan diharapkan bisa semakin mendekatkan sedekat mungkin pelayanan kepada masyarakat

“Ini merupakan bentuk komitmen kami untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat yang sudah dirintis dari kemarin (Bupati sebelumnya) . Harapannya secara bertahap nantinya, cetak KTP atau pelayanan Administrasi Kependudukan lainnya cukup di kecamatan masing-masing. Tapi mengingat keterbatasan anggaran maka bertahap akan kita lakukan di kecamatan lainnya. Minta doanya agar kita bisa istiqomah melayani masyarakat semaksimal mungkin,” ungkap Bupati.

Untuk itu, lanjut Bupati, dalam pelaksanaanya beberapa bulan kedepan mesin ADM ini akan di review bagaimana ketermanfaatannya dan efektifitasnnya dalam sisi pelayanan. “Harapan saya insyaallah dalam waktu dekat akan ada di satu kecamatan misalkan di Punung kita bandingkan, kita review. Kalau efektif dan efisien mesin ADM ini dibanding yang dimiliki Dukcapil saat ini, ya kenapa kita tidak membeli, ” lanjut Bupati Aji.

Karena pada intinya, Pemerintah Daerah akan tetap memilih yang lebih dekat kepada masyarakat dan masyarakat juga tidak merasa keberatan. Bupati ingin alat ini dapat memangkas waktu dan biaya dalam pengurusan administrasi kependudukan. Untuk itu sosialisasi harus dilakukan agar keberadaan mesin ini dapat diketahui dan dimanfaatkan masyarakat.

“Kedepan harus disamakan semangatnnya baik ditingkat OPD, Kecamatan dan Desa. Intinya harus berani bergerak, berani memulai, dalam sisi teknis kita mungkin perlu merehap ruangan untuk kecamatan yang belum memiliki ruang pelayanan atau memanfaatkan kondisi yang ada sesederhana mungkin tapi tetap bisa melayani. Kemudian masalah SDM, kita juga perlu mengupgrade atau mentraining yang nantinya bertugas melayani. Dan itu harus dimulai, harus berani memulai. Tanpa dimulai kapan akan selesai dan hanya akan sebatas cita-cita,” tegasnya.

Bupati Aji menegaskan, layanan adminduk seperti KTP, KK, Akte Kelahiran, akte kematian merupakan kebutuhan mendasar. Layanan adminduk yang semakin canggih dan mudah diharapkan bisa dimanfaatkan warga Pacitan dengan baik. (Diskominfo)

Pengentasan Pengangguran Dan Kemiskinan Harus Dimulai Bersama-sama

Pelatihan Berbasis Kompetensi Tahap 2 Balai Latihan Kerja (BLK) Pacitan dibuka langsung Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji), sebanyak 128 peserta dari delapan program pelatihan tersebut digadang-gadang menjadi tenaga profesional atau wirausaha baru yang siap berkompetisi mengikuti perkembangan zaman.

Mas Aji dalam sambutannya mengatakan, komitmen mengurangi pengangguran dan kemiskinan harus diawali dengan semangat pemerintah dan masyarakat itu sendiri, selebihnya berbagai program yang dikemas pemerintah pusat maupun pemda dapat dimaksimalkan oleh masyarakat.

“Setelah selesai (mengikuti program pelatihan) saya harap adik-adik benar-benar bisa mempunyai kemampuan yang mumpuni, dan siap kerja atau berwirausaha menciptakan lapangan kerja baru,” kata Bupati, pagi ini (08/06).

Sementara itu dari 2 Miliar dana APBN yang digelontorkan pemerintah untuk BLK dalam setahun dapat meluluskan setidaknya 400 peserta dari berbagai program yang ditawarkan. Pada tahap akhir BLK Pacitan juga membuka kembali pelatihan, tepatnya Agustus mendatang.

Selain mendapat ilmu dan keterampilan, para peserta juga memperoleh berbagai fasilitas seperti seragam praktik, seragam olahraga, makan siang bahkan uang transport. (DiskominfoPacitan).

Harus Upgrade Kemampuan Mitigasi Bencana

Besarnya potensi bencana alam di Kabupaten Pacitan menuntut seluruh komponen yang ada di bumi Wengker Kidul ini waspada. Bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah serta relawan, masyarakat juga harus memperkuat diri dengan kesiapsiagaan menghadapi resiko bencana alam.
“Pacitan sudah terkenal berpotensi sekali dengan berbagai bencana alam dan kita punya semuanya dan biasanya begitu dibalik keindahan yang luar biasa maka tersimpan potensi bencana yang luar biasa pula,” ungkap Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Minggu (06/06).
Penegasan orang nomor satu di Pacitan disampaikannya saat membuka Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana (water rescue) BPBD Kabupaten Pacitan di Pantai Pancer Door. Kepada puluhan peserta pelatihan Mas Aji berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan berkala demi meningkatkan kemampuan para agen dalam menghadapi reaiko bencana.
“Hal seperti ini perlu untuk mengupgrade kemampuan dan kesadaran bersama tentang pentingnya mitigasi bencana,” imbuhnya.
Melihat besarnya potensi bencana alam di Pacitan mulai dari banjir, tanah longsor, gempa bumi bahkan hingga tsunami bupati memandang perlunya dibentuk relawan atau agen kebencanaan yang spesifik. Bahkan jika perlu secara berkala mendatangkan spesialis ahli dibidang kebencanaan untuk melatih para relawan atau agen kebencanaan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana (water rescue) BPBD Kabupaten Pacitan diikuti oleh Tim Reaksi Cepat (TRC), Pusdatin, tenaga teknis dan agen kebencanaan. Dalam pelatihan ini para peserta mendapat tori dan praktek pencegahan dan mitigasi tentang tsunami dan water rescue. (humas Pacitan/Diskominfo)

Banjir Kota Harus Selesai Meski Minim Dana

Banjir kota menjadi pemandangan tak mengenakkan di sepanjang musim penghujan, dimana genangan air selalu naik ke jalan-jalan bahkan pemukiman warga. Dan ini tentu menjadi perhatian khusus bagi Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji).

Penghujung pekan yang penuh berkah, dirinya bersama jajaran Perangkat Daerah (PD) membudayakan kegiatan kerja bakti di titik-titik langganan banjir kota. Langkah ini menarik jika merujuk pada kecilnya anggaran karena refocusing, sedang persoalan menahun tersebut bisa teratasi dengan kebersamaan dan keramahan.

“Utamanya adalah untuk menumbuhkan semangat gotong royong di lingkup PD, sekaligus kita ikhtiar terhadap banjir kota yang sering terjadi saat hujan,” kata Bupati saat mengikuti kerja bakti di seputaran Perempatan Penceng, Kelurahan Baleharjo, Pacitan.

Benar adanya, saat dilihat langsung kondisi di lokasi tersebut sedimen sepanjang selokan menumpuk karena bertahun-tahun tidak dilakukan pengerukan. Inilah penyebab banjir selalu datang dan merepotkan masyarakat.

Program bernuansa santai ini akan terus dilakukan Bupati bersama seluruh PD, sebelum Pemda mempunyai cukup anggaran, namun minimal 1 masalah ini dapat teratasi. “Bisa jadi nanti kami libatkan warga masyarakat,” lanjut Mas Aji.

Menyikapi soal PD yang tidak datang pada budaya baru tersebut ia selanjutnya bakal meminta Sekda untuk memberi teguran langsung. “Semua harus datang dan berkeringat bersama-sama Jumat depan,” tambah Bupati. (DiskominfoPacitan).

Bunda GenRe : Kualitas Generasi Muda Masa Depan tanggung Jawab Bersama

Diantara prosesi pengukuhan Efi Suraningsih (Efi Indrata Nur Bayuaji) menjadi Bunda GenRe (Generasi Berencana) Kabupaten Pacitan, terngiang dalam angannya bagaimana beratnya seorang remaja yang belum cukup umur harus menjalani pernikahan.

Hal itu tidak berlebihan jika menengok angka yang cukup besar tentang pernikahan dini di Kabupaten Pacitan. Tahun kemarin saja, sebanyak 32 persen remaja memutuskan untuk menikah. Ini tentu tugas berat bagi Efi yang baru dikukuhkan menjadi Bunda GenRe Kabupaten Pacitan.

“Yang pasti kami harus bekerjasama langsung dengan Duta GenRe Kabupaten Pacitan, karena mereka bergerak langsung dengan remaja lainnya,” ucap dia usai dikukuhkan melalui virtual zoom di ruang rapat Bupati, (02/06).

Sementara menyoroti permasalahan yang terjadi di Pacitan terhadap besarnya angka nikah dini menurut Bunda GenRe adalah kurang efektifnya komunikasi antara orangtua dan anak. Ini tentu juga menjadi tantangan tersendiri, meski ia yakin jika remaja sudah menunjukkan kualitasnya, orangtua akan cenderung menyesuaikan diri.

Setahun pertama Efi mengaku memilih fokus terhadap Duta GenRe untuk secara langsung mendukung setiap kiprah mereka dalam mensosialisasikan programnya ke sesama remaja terhadap nikah dini, seks pranikah dan Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif).

“Bagaimanapun peningkatan kualitas generasi bangsa Indonesia dan Pacitan khususnya di tahun 2045 merupakan tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya. (DiskominfoPacitan).

Ketua Tim Penggerak (TP) Program Pemberdayaan Keluarga (PKK) Kabupaten Pacitan Efi Suraningsih dikukuhkan sebagai Bunda Genre (Generasi Berencana) Kabupaten Pacitan oleh Bunda Genre Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Dardak melalui daring, Rabu (2/6/2021).