Hias Tumpeng Nasi Tiwul; Gelorakan Semangat Kartini

Istri Raden Adipati Joyodiningrat terkenang sejarah, Dia pelopor kebangkitan perempuan pribumi (Indonesia), termasuk di Kota Kelahiran Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Dewi Irawati bersama rekannya Katmini, dari pagi sibuk meracik nasi tiwul berbentuk tumpeng lengkap beserta hiasannya untuk berpartisipasi dalam perayaan 140 Tahun Raden Ajeng Kartini yang diselenggarakan Darma Wanita Persatuan (DWP) Pacitan Senin 08/04/19. “Karena kita perempuan. Berharap Kaum Hawa Pacitan semakin maju,” Ujar Dewi yang sempat mengenyam Magister Teknik Sipil kepada Diskominfo Pacitan.

Hari Kartini adalah momentum, keterbatasan perempuan pada masanya tidak menjadi penghalang, justru melahirkan inspirasi perempuan sampai kini. Semangatnya bisa menjadi rujukan, mengingat sosok wanita disadari memiliki posisi strategis diberbagai sendi kehidupan.

“Kita harus bisa bersikap, berperan sesuai tantangan zaman yang semakin maju, harus lebih kreatif dan inovatif meskipun tak lepas dari segala kendala yang ada dan kodrat perempuan itu sendiri. Yang tertuang pada lomba yang kita laksanakan bersama,” terang Ketua DWP Kabupaten saat membuka acara.

Tidak cukup tumpeng yang ala kadarnya, panitia menyiapkan tema “Kearifan Lokal” terpilih di Lomba Menghias Tumpeng Nasi Tiwul itu. Sebagai pertimbangan supaya Kartini-Kartini Pacitan terlibat mendorong dan angkat potensi yang dimiliki Pacitan. “Diharap tingkatkan perekonomian kita,” Tambah Istri Sekda Pacitan Suko Wiyono tersebut.

50 nasi tumpeng berbagai model dan variasi berjajar apik di gedung Karya Darma, menandakan antusiasi anggota DWP seluruh instansi begitu besar. Panitia memiliki langkah cerdas menyikapi berbagai kemungkinan, peserta diwajibkan belanja di bawah 200 Ribu Rupiah, belakangan diketahui bahwa hal tersebut adalah cara untuk memaksimalkan kreativitas tanpa menimbulkan pemborosan.

Semangat luar biasa perempuan Pacitan diakui Dian Anggraini Yusuf, istri orang nomor satu di DPRD Pacitan yang hadir pada kesempatan itu juga mengatakan perempuan Pacitan pekerja keras dalam berbagai bidang yang digeluti tanpa terlepas dari tanggung jawabnya.

Ketua DWP Kabupaten menambahi, lomba itu merupakan sekedar sarana merangsang peran perempuan Pacitan. Adapun tidak menjadi juara, Dia mewanti-wanti untuk tidak berkecil hati dan patah semangat. “Justru sebaliknya, kita gelorakan semangat Kartini,” tambah Bety.  (budi/anjar/wawan/nonot/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bupati Indartato Silaturahmi Dan Serahkan Bantuan Di 13 Desa

Sang pemrakarsa harus senantiasa menjaga keintiman dengan rakyatnya, demi mencapai tujuan kepuasan seluruh rakyat yang berjumlah lebih dari 500 Ribu jiwa, melalui berbagai program yang dilaksanakan seperti Tilik Warga, pemangku kebijakan berupaya menjamin kehidupan seluruh warga Kabupaten Pacitan.

Pagi yang cerah Senin 08/04/19, rombongan Bupati Pacitan Indartato, Wabup Yudi Sumbogo beserta Sekda Sukowiyono bergegas menuju lokasi pertama di Dusun Nogosari, Desa Kayen tepatnya di rumah Miskinem. Perempuan 70 tahun tersebut tidak menyangka orang nomor satu di Pacitan itu hadir memberikan perhatian kepada dirinya. “Kami berusaha hadir kepada seluruh masyarakat. Terutama bagi yang kurang beruntung,” terang Bupati Indartato usai menyerahkan bantuan paket sembako kepada yang membutuhkan di 13 Desa di Kecamatan Pacitan.

Rasa haru dan bangga juga dirasakan oleh Setyo Darmoko Kades setempat, di depan rombongan Ia menyampaikan bahwa Miskinem adalah salah satu contoh, di beberapa dusun lain masih banyak keluarga miskin (Gakin) yang membutuhkan uluran tangan pemerintah. “Namun Kehadiran Bapak dan Ibu hari ini membuat saya merasa tidak sendiri dan semakin percaya diri,” Ujar Moko.

Terlebih pada program 99 hari masa kerja Gubernur Jawa Timur yang mengedepankan peningkatan perekonomian, secara langsung menjadi stimulus baru Pemda Pacitan dalam melaksanakan dan melanjutkan berbagai program seperti Tilik Warga. “Dan Program lain seperti beasiswa pendidikan,” Tambah Bupati. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pastikan Bangun Tugu Parasamya di Perempatan Penceng

Tarik ulur pembangunan Monumen di Perempatan Penceng Pacitan bergejolak sejak 2012 silam, timbul dua persepsi di dalamnya, pertama usulan membangun ikonis khas Pacitan, dan kedua monumen prestasi seperti Adipura. “Dipastikan tugu Parasamya yang akan di bangun,” papar Kasi Tata bangunan Dinas PUPR Pacitan Toni Setyonugroho saat berbincang dengan Diskominfo Pacitan kemarin 04/04/19.

Pada kesempatan yang sama Suparlan, Sekretaris Dinas PUPR menerangkan pembangunan tersebut merupakan hasil diskusi yang telah dilaksanakan semua pihak. Rencananya tugu tersebut memiliki lebar 4 Meter dan tinggi 12 Meter. “Mungkin Bulan Agustus mulai pengerjaan dengan anggaran mencapai 500 Juta Rupiah,” tambah Dia.

Rencana tersebut menurut Joko Prasetyo yang setiap hari melewati Perempatan Penceng merasa lebih baik jika dibangun monumen ikon Pacitan yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat atau seni budaya yang dimiliki. Sedangkan untuk monumen Parasamya agar di bangun di tempat lain atau di pinggir perempatan tersebut. “Seperti Boyolali yang merubah Tugu Jam menjadi Monumen Susu Tumpah atau Ponorogo ada Patung Reog,” ungkapnya memberi masukan.

Sebelumnya anugerah Parasamya Purnakarya Nugraha merupakan apresiasi yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Kabupaten, Kota atau Provinsi yang berhasil menyelesaikan pembangunan dengan baik dan sempurna untuk meningkatkan kesejahteraan selama 5 tahun terakhir.

Sementara itu Bupati Pacitan Indartato di tempat terpisah angkat bicara menyampaikan bahwa keputusan pembangunan Parasamya merupakan wujud apresiasi atas kerja keras seluruh komponen dan masyarakat.

Sedangkan ke depan Pemda Pacitan tidak hanya membangun tugu di Penceng saja, direncanakan usai tahun ini beberapa tugu juga akan dibangun di lokasi strategis lain. Hal tersebut mengingat ikon dan prestasi yang dimiliki Pacitan sangat banyak. “berbagai masukan tentu bagus, dan kami mengucapkan terima kasih telah turut serta terlibat dalam pembangunan Pacitan kita tercinta ini,” tutur Bupati. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Ratusan Lansia Sambangi Pendopo Hingga Halking

Bagi sebagian masyarakat dapat berkunjung Kantor Bupati Pacitan (Pendopo) merupakan suatu yang langka, namun hari 04/04/19 ini para lansia dari Desa Losari kecamatan Tulakan berkesempatan berkunjung dan menyaksikan langsung seluruh aktivitas pusat pemerintahan Kabupaten Pacitan tersebut. “Umumnya mereka baru pertama berkunjung kesini,” ujar Edi Kepala Desa setempat.

Kedatangan 100 lansia tersebut merupakan tindak lanjut dari kunjungan Ketua PKK Kabupaten Luki Indartato saat penilaian Lomba Desa Beberapa Pekan lalu, agar seluruh masyarakat dapat melihat langsung Pendopo. “Keinginan mereka luar biasa untuk dapat berkunjung kemari,” ungkap Dodi Sumarsono Camat Tulakan.

Bupati Pacitan Indartato bersama Istri Luki Indartato berkesempatan menyambut langsung para tamu yang datang, pada kesempatan itu Bupati menceritakan bahwa panggilan Halking atau Halaman Wingking pertama di ucapkan pada era Bupati Muchtar Abdul Kadir dan menjadi julukan hingga kini.

“Termasuk Halking adalah milik rakyat dan terbuka untuk semua, sudah sepantasnya Bapak Ibu datang kesini, dan memang saya berpesan kepada seluruh warga masyarakat, sebelum mengunjungi destinasi lain di luar Pacitan saya berharap berkunjung dulu ke Pendopo, agar semakin mengenal pemerintahan dan semakin terjaga tali silaturahmi antar kita,” Tutur Bupati. (Budi/anjar/riyano/wira/DiskominfoPacitan).