BPBD; Resmi Buka 120 Formasi Fasilitator Lapangan

BPBD Kabupaten Pacitan secara resmi mengumumkan Rekrutmen Jasa Teknis Bantuan Rekonstruksi Pasca Bencana yang terjadi akhir tahun 2017 lalu. Tersisa 1820 rumah dengan tingkat sedang sebanyak 550 rumah, dan rusak berat sebanyak 1270 rumah di seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan.

Berdasar konfirmasi kepada Diskominfo Pacitan, Didik Alih Wibowo Kepala Pelaksana BPBD mengatakan 2 formasi yang dibuka meliputi Jasa Teknis Koordinator Fasilitator sebanyak 12 orang, dan Bagian Fasilitator Lapangan sebanyak 102 orang. Terbagi menjadi Fasilitator Teknis Lapangan 36 orang, Fasilitator Pemberdayaan Lapangan 36 orang serta Fasilitator Administrasi Lapangan 36 orang.

“Ketiga bidang pendamping lapangan akan ditugaskan di kecamatan untuk mengkonsolidasikan dari tiga unsur yakni, Teknik, Pemberdayaan dan Administrasi, mendampingi 50 sampai dengan 60 orang penerima bantuan sosial rehabilitasi dan rekonstruksi,” papar Didik.

menyangkut upah, Didik dengan gambling menjelaskan sesuai pagu anggaran yang ditetapkan untuk Formasi Jasa Koordinator dan Fasilitator akan menerima 3,5 Juta Rupiah. Sedangkan Jasa Fasilitator Lapangan menerima 2,5 Juta Rupiah. “namun ini belum final, kita masih bisa bicara lagi,” papar Dia.

Pemasukan dokumen lamaran secara resmi dibuka mulai 28/02 hingga 09/03. Selanjutnya dilaksanakan seleksi lamaran pada 10-11/03. Usai tahap tersebut akan dilaksanakan pengumuman seleksi di Kantor BPBD pada 12/03. “Untuk yang memenuhi persaratan maka dilanjutkan dengan tes tulis pada Rabu 13 Maret. Bagi yang lolos akan mengikuti tes wawancara pada tanggal 14 Maret dan langsung akan diumumkan hasil akhir kelulusan,” tambahnya.

Untuk itu Didik mengajak para muda-mudi sarjana yang memiliki dedikasi tinggi terhadap pembangunan di Kabupaten Pacitan untuk ikut serta berkontribusi membangun kembali Pacitan usai bencana siklon tropis dan dahlia tersebut. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

STKIP Pacitan Ikut Angkat Seni Jawa di Momen Hajatan

Semangat menjaga budaya Jawa juga diwujudkan oleh STKIP PGRI Pacitan pada peringatan Hajatan Ke-274 ini. Dengan menyelenggarakan Pertunjukan Drama Bahasa Jawa dan Dolanan Bocah.

Dua acara tersebut serentak dilaksanakan hari ini 28/02/19 di Pendopo untuk Pertunjukan Drama dan Halaman Pendopo untuk acara Dolanan Bocah yang diikuti oleh puluhan peserta.

Sri Iriyanti Ketua Kampus tersebut mengemukakan bahwa pihaknya selalu berkomitmen mencetak generasi bangsa yang mumpuni. Terlebih pada bidang seni Jawa yang terkenal dengan keluhurannya. Serta berkomitmen menjadi institusi formal yang menjadi sumber inspirasi, “salah satunya dengan mengajak dan melibatkan langsung para mahasiswa dengan agenda semacam ini,” Papar Dia.

Wakil Bupati Yudi Sumbogo saat membuka acara menjelaskan berbagai agenda dalam rangka pelestarian budaya Jawa harus terus didukung dan dikawal oleh semua, sehingga besarnya arus digital yang membawa budaya asing dapat secara alami terhalau, “eksistensi kesenian Jawa yang menurun karena kemajuan teknologi menjadi tanggung jawab bersama,” ungkap Wabup.

Maka perlu diadakannya langah-langkah cerdas dan kreatif supaya generasi muda bersedia dan suka dengan warisan budaya Jawa, selanjutnya berkembang baik dilingkungan masing-masing dan sekolah. “terlebih kesenian Jawa hingga kini dinilai sangat relevan dengan karakter bangsa,” tambah Dia.

Kegiatan Drama diikuti oleh mahasiswa STKIP, dengan membawa lakon-lakon dari cerita rakyat yang memiliki nilai positif. Sedangkan untuk Dolanan Bocah diikuti oleh siswa dan siswi Sekolah Dasar Se-Kecamatan Pacitan. (timDiskominfoPacitan).

SMA 271 Kembali Gelar Ligos ke-XIX

Turnamen Bola Voli Ligos (Liga Osis) Ke-XIX SMA Negeri 1 Pacitan kembali digelar tahun ini, Puluhan Klub Se-Karesidenan Madiun dan Kabupaten Wonogiri itu akan memperebutkan Piala Bergilir serta hadiah puluhan juta rupiah. Acara tersebut dilaksanakan di GOR Pacitan 27-02/03/19.

Alana Basunjaya, ketua penyelenggara menyampaikan kegiatan tersebut selain memperingati HUT Kabupaten Pacitan juga upaya untuk mempererat tali persatuan antar pelajar di Karesidenan Madiun dan sekitar, serta untuk meningkatkan prestasi atlet Bola Voli para pelajar.

Bupati Indartato yang hadir pada pembukaan sekaligus alumni sekolah yang juga dikenal dengan nama SMA 271 itu mengaku bangga dengan Ligos SMA 1 yang telah berjalan sebanyak 19 kali. Ia berharap acara itu setiap tahun dapat terus meningkat.

Demi mencapai tujuan bersama, yakni mempersiapkan manusia-manusia terbaik yang mampu dibanggakan dan diandalkan oleh bangsa agama dan Negara. “Khususnya pada bidang Bola Voli ini,” harap Bupati.

Wabup Yudi Sumbogo beserta Istri turut hadir mendampingi Bupati Indartato, didampingi kepala OPD dan Instansi Terkait. (budi/anjar/wira/riyanto/DiskominfoPacitan).

Hari Sampah; Tambahkan Kesadaran Terhadap Lingkungan

Selamanya. Tidak bisa dipungkiri bahwa sampah menjadi tanggung jawab bersama, khususnya di lingkungannya masing-masing. Menindaklanjuti arahan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI, perihal “Indonesia Bersih” dengan Tema Kelola Sampah Untuk Indonesia Bersih, Sehat dan Bernilai, serta rangkaian Hajatan Ke-274, pemerintah beserta ribuan masyarakat kompak melaksanakan kerja bakti membersihkan Pantai Pancer Door, pagi ini 26/02/19.

Bupati Indartato beserta Wabup Yudi Sumbogo ikut hadir membaur bersama-sama masyarakat, Bupati menegaskan pihaknya akan menguar-uarkan budaya kerja bakti serta kebiasaan disiplin terhadap sampah yang ada dan yang dihasilkan.

Dalam waktu satu jam pantai pancer terlihat semakin asri, dengan wajah riang Endang Surjasri kepala Disparpora kembali mengingatkan bahwa kepariwisataan merupakan tanggung jawab bersama, seluruh komponen sudah barang tentu semuanya harus mendukung, “kami harap berjalan secara rutin, karena pariwisata milik kita semua,” harap Endang.

Endang mengaku bahwa sampah yang ada dikarenakan Pantai Pancer Door merupakan muara dari Sungai Grindulu yang membentang sepanjang 70 Kilometer dari Perbukitan Gembes Kecamatan Bandar. Tidak menutup kemungkinan material ranting dan kayu terbawa arus khususnya di musim hujan seperti saat ini. Hal itu sedikit mengurangi estetika dan kealamian Pancer Door. “Maka, ya kita harus rajin merawat, dengan membersihkan kayu-kayu yang ada, sebagian menjadi kursi alami di sebelah timur,” tambah Dia.

Para prajurit dari Kodim dan Polres Pacitan ikut terlibat di giat tersebut beserta Forkopimda lain, khusus Kodim setiap Jumat pagi melaksanakan apel di Pancer, dilanjutkan kerja bakti bersama, hal itu semata-mata selain memberikan suasana berbeda saat mengawali rutinitas juga memberi kontribusi kepada lingkungan Pacitan yang terkenal akan keindahannya. “kita terjunkan 40 anggota untuk menyukseskan giat pagi ini,” terang Purwo, Bati Ops Kodim 0801 Pacitan.

Kepala Forkopimda, OPD dan Instansi pemerintah Kabupaten Pacitan hadir dalam acara tersebut, lengkap beserta seluruh jajaran yang ada. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tingkatkan Prestise Melalui Festival Tahunan

Masyarakat mesti bangga dengan generasi muda di Kabupaten Pacitan, terutama besarnya animo terhadap kesenian Karawitan warisan leluhur yang dimiliki.

Hal itu terbukti dengan setiap kali digelarnya Festival Karawitan, panitia terpaksa harus membatasi peserta. “Terutama peserta SD, yang selalu Membludak,” papar Ketua Panitia dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daryono.

Festival karawitan kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimana acara tersebut selalu digelar pada Even O2SN, namun mulai tahun ini berpindah di momentum Hari Jadi Kabupaten Pacitan, yang dilaksanakan hari ini dan besuk 25-26/02/19.

Namun demikian semangat peserta dan sistem kegiatan sedikit pun tidak ada perubahan, “termasuk dewan juri yang kami hadirkan yakni para ahli dibidangnya di tingkat Nasional, sehingga tidak ada subjektivitas,” tambah Daryono.

Mengingat derasnya arus budaya luar yang begitu deras Ia mengharap dengan agenda yang rutin dilaksanakan itu generasi milenial dapat semakin mengenal dan mencintai budaya sendiri, khususnya Karawitan. Supaya saat dewasa kelak mereka dapat melestarikan pada generasi di bawahnya serta mampu mengembangkan kesenian tersebut dengan kesenian lain.

Kata Bupati Indartato saat sambutannya mengatakan, hidup akan terasa indah jika dibingkai dengan seni. Apalagi kesenian Jawa, selain menggambarkan keindahan, di dalamnya mengandung nilai-nilai filosofi kehidupan yang baik untuk dipahami serta menentramkan hati. “ini adalah kekayaan kita yang wajib kita lestarikan,” tarang Dia.

Bupati berharap beberapa sekolah yang belum memiliki gamelan dalam waktu dekat bisa segera diupayakan, agar di masa yang akan datang Kabupaten Pacitan mempunyai kontribusi besar teradap pelestarian budaya jawa. (budi/anjar/wira/riyanto/DoskominfoPacitan).