Penuhi Kebutuhan Air Bersih Warga, Mas Aji Launching Wash Program BRI

Tepuk tangan dan senyum ceria warga Dusun Sendang, Desa Tamanasri, Kecamatan Pringkuku pecah saat Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) membuka kran air dari bak penampungan. Air jernih yang mengalir menjadi penanda telah diresmikannya sarana air bersih program dari Bank Rakyat Indonesia ini.

 

“Terima kasih kepada Bank BRI karena program ini hasil sodaqoh para karyawan. Mudah-mudahan ini terus berlanjut,” ungkap Mas Aji, Senin (27/02/2023).

 

Wash Program merupakan Program kegiatan YBM BRIlian, sebuah lembaga Filantropi Islam yang mengelola dana zakat, infak dan sedekah yang dilaksanakan secara professional. Selain di Desa Tamanasri, Kecamatan Pringkuku program serupa rencananya juga akan dilakukan di wilayah Kecamatan Bandar. Sasarannya, adalah daerah-daerah dengan permasalahan kesulitan air bersih.

 

“Semoga sarana air bersih ini akan bermanfaat untuk masyarakat Desa Tamanasri,” kata Pimpinan Cabang BRI Pacitan Asri Agustian Mukti.

 

Dengan adanya Wash Program BRI masyarakat Dusun Sendang Desa Tamanasri tidak perlu lagi jauh-jauh mencari sumber air bersih saat kemarau. Karena sumber air dalam (bor) dan bak penampungan yang ada bisa diakses kapanpun.

Hapus Stigma, Perkenalkan Seni Langen Tayub Kepada Milenial

Berangkat dari keinginan melestarikan kesenian langen tayub (beksa) SMKN 1 Sudimoro, Senin (20/02/2023) menggelar Rembug Budaya dialog kebudayaan menggali esensi seni budaya langen tayub Sudimoro. Kegiatan yang dirangkaikan dengan Peringatan Hari Jadi ke-278 Kabupaten Pacitan itu menghadirkan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) dan diikuti oleh Kepala sekolah SMA/SMK, SMP/Mts, Kades se- Kecamatan Sudimoro.

Kepala Sekolah SMKN 1 Sudimoro Indra Prastowo menyatakan, kesenian langen tayub merupakan budaya yang merakyat di wilayah paling timur Pacitan ini. Maka tak heran jika seni beksan ini kerap dijumpai dalam berbagai kegiatan dan acara.

 

“Sebagai lembaga pendidikan kami mencoba memasukan kesenian tersebut melalui kurikulum merdeka belajar, tentu dengan versi kekinian,” katanya.

 

Melalui pelajaran langen tayub di sekolah para siswa akan mendapatkan pemahaman tentang kesenian tayub. Siswa tidak hanya tahu bagaimana menari dengan baik dan benar namun, juga tahu esensinya. Menghilangkan stigma dari budaya adiluhung ini dengan memahami kesenian tayub secara utuh

 

“Tidak ada yang salah dengan kesenian langen tayub, yang ada seni tayub itu disalahgunakan,” ungkap Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji).

 

Menurut Mas Aji baik dan tidaknya sebuah produk tergantung bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan. Serupa, kesenian Tayub akan berkonotasi baik jika diterapkan dengan baik begitu juga sebaliknya. Untuk itu, Mas Aji sangat mengapresiasi langkah SMKN 1 Sudimoro dalam melestarikan dan memperkenalkan seni langen beksa kepada anak-anak milenial dengan memberikan piagam penghargaan.

 

Rembug Budaya diawali dengan menggelar gebyar tayub milenial 278 penari oleh siswa serta guru SMKN 1 Sudimoro. Dalam kesempatan itu Mas Aji menerima sampur untuk menari langen tayub bersama undangan lainya.