Bersilaturahmi Ke PPMI Assalaam Sukoharjo Bupati Pacitan Tandatangani MoU Hingga Bertemu Santri Asal Pacitan

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Kamis (31/03) melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam Sukoharjo Jawa Tengah. Kehadiran orang nomor satu di Pacitan itu merupakan anjangsana balasan atas silaturahmi keluarga besar Yayasan dan pengurus PPMI Assalaam ke Kabupaten Pacitan pertengahan Februari lalu.
Kehadiran Mas Aji di pondok pesantren dengan ribuan santri itu disambut hangat oleh keluarga besar yayasan PPMI Assalaam. Dalam kesempatan tersebut Pemerintah Kabupaten Pacitan dan PPMI Assalaam melakukan penandatanganan kesepakatan bersama dalam pengembangan pendidikan keagamaan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Pacitan.
Kesepakatan bersama ini merupakan sarana memanfaatkan sumber – sumber daya yang dimiliki oleh para pihak untuk saling membantu dalam pengembangan pendidikan dan pengabdian masyarakat di Kabupaten Pacitan dan di PPMI Assalaam. Sekaligus, memperpanjang kesepakatan bersama tahun 2020.
“ Saya berharap poin-poin yang tertuang dalam kesepahaman tersebut betul-betul dapat kita laksanakan sebaik-baiknya,” kata Bupati.
Serupa juga disampaikan Direktur PPMI Assalaam Uripto Mahmud Yunus. Menurutnya, kerjasama yang terjalin antara PPMI Assalaam dengan Pemkab Pacitan sudah terjalin lama. Namun, terhenti akibat badai pandemi. Penandatangan MoU ini menandai terjalinnya kembali kesepakatan sekaligus memperbaharui kerjasama yang sudah ada sebelumnya.
“Saya berharap kita sama-sama bisa mengambil keuntungan dari kerjasama ini,” ungkapnya.
Usai penandatanganan kesepakatan kerjasama, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji berkesempatan menyapa para santri PPMI Assalaam. Secara khusus pula Mas Aji bertemu langsung para santri asal Pacitan yang belajar di PPMI Assalaam. Saat ini jumlah santriwan dan santriwati di PPMI Assalaam tercatat sebanyak 2.250 orang. Dari jumlah itu 24 orang diantaranya berasal dari Kabupaten Pacitan. (prokopim pacitan / Pemkab Pacitan)

Restorative Justice Mengedepankan Kearifan Lokal

Proses hukum di Indonesia dewasa ini kian matang, ditandai dengan lahirnya Rumah Restorative Justice di lima titik di Kabupaten Pacitan, masalah hukum nantinya tidak mesti berakhir di meja hijau.
Asalkan memenuhi lima kriteria, yakni pertama dilakukan, kerugian dibawah Rp. 2,5 juta, adanya permintaan maaf dari pelaku, adanya maaf dari korban, Tindak pidana hanya diancam dengan pidana denda atau diancam dengan pidana penjara tidak lebih dari 5 tahun, maka Restorative Justice dapat dilaksanakan.
Kepala Kejaksaan Negeri Pacitan Andi Panca Sakti, saat Peresmian Rumah Restorative Justice di Kelurahan Sidoharjo Kecamatan Pacitan menegaskan, jalur penyelesaian perkara yang telah berlangsung setahun tersebut menitikberatkan masyarakat, utamanya tokoh adat dan tokoh agama.
“Selama memenuhi 5 ketentuan tersebut, maka perkara hukum tidak harus selesai di pengadilan yang diganti dalam akta perdamaian,” terangnya usai peresmian (31/03) kepada Pemkab Pacitan dan awak media.
Sementara itu selain di Kelurahan Sidoharjo Kecamatan Pacitan, Rumah Restorative Justice juga dibangun di Desa Donorojo Kecamatan Donorojo, Desa Bandar Kecamatan Bandar, Desa Sukorejo Kecamatan Sudimoro dan Desa Gemaharjo Kecamatan Tegalombo.
Namun Andi menegaskan bahwa tidak semua persoalan dapat dilimpahkan ke Restorative Justice, ada perwakilan di tingkat desa dan kelurahan yang akan menyortir berbagai persoalan yang terjadi dalam ranah tindak pidana umum. “Nanti kita sama-sama menegosiasikan untuk memulihkan keadaan antar pelaku.
“Adanya laporan dari desa atau masyarakat maka kami akan hadir,” tambah Kajari. (PemkabPacitan)

Gelar Tradisi Megengan Mas Aji Undang Warga Sekitar Untuk Doa Bersama

Menyambut bulan suci Ramadan 1443 H tahun 2022, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji bersama keluarga menggelar acara “megengan”. Berlangsung di halaman wingking (Halking) rumah dinas Bupati, tradisi menyambut bulan puasa tersebut diikuti oleh seluruh keluarga besar serta masyarakat sekitar.
“Ini adalah bentuk syukur dari kami sekaligus menjaga tradisi, tidak lupa juga sebelum masuk ramadan saya mohon maaf kepada masyarakat lingkungan sekitar,” ungkap Bupati.
Acara megengan diisi dengan melakukan doa bersama. Sebelum nemulai acara Mas Aji dan keluarga memberikan santunan kepada anak yatim, keluarga tidak mampu serta marbot masjid dan mushola. (prokopim pacitan / Pemkab Pacitan)

Pacitan Kekuatan Jatim

Kisah Joko Kembang Kuning dan Dewi Sekartaji Beratus tahun lalu kembali terungkit di Panggung Gasibu Swadaya Pacitan di satu sore yang mendung.
Ditemani cemlorot warna warni lampu dan alunan gamelan, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur berupaya menasbihkan kisah yang tertuang dalam lembaran wayang beber ini melahirkan format baru yang bisa mendukung pariwisata Pacitan.
Sinato, Kadin Kebudayaan Dan Pariwisata Jatim yang sebelumnya takjub dengan keindahan wisata Pacitan semakin tertantang menyuguhkan kebudayaan asli Pacitan yang berkualitas sekaligus mampu mampu menghipnotis wisatawan.
“Kami harapkan para wisatawan usai menikmati pemandangan Pacitan, mereka mendapat suguhan budaya, menikmati kuliner dan istirahat di hotel,” terang Sinato.
Langkah yang diambil provinsi tersebut bukan tanpa dasar, sebelumnya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, meminta Budaya di masing-masing wilayah menjadi pendorong ekonomi melalui pariwisata.
“Pemprov tidak beralasan mendorong Pacitan, kecuali berharap Pacitan menjadi kekuatan Jatim sekaligus Inspirasi wilayah lain,” beber Sinato.
Melihat atmosfer Jatim di Pacitan, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji tak segan membuka diri jika diperkenankan Pacitan menjadi tuan rumah Panji Internasional.
“Karena Wayang Beber adalah bagian dari Panji tersebut. Warga Pacitan merasa mempunyai amanah yang besar, memperkenalkan wayang beber kepada masyarakat luas, dan membawa dampak positif bagi Pacitan,” kata Mas Aji di kesempatan yang sama.
Namun untuk merealisasikan mimpi tersebut, Bupati secara tegas meminta dukungan semua pihak, termasuk pemerintah provinsi maupun pusat. ” Ini adalah pintu masuk, semoga Pelatihan dan Pagelaran Wayang Beber Pacitan menghibur dan menginspirasi kita semua,” harapnya. (PemkabPacitan).

Sinergi KIM dan Pemkab, Diskominfo Jatim Targetkan Kampung Digital dan Literasi Digital

Dalam rangka memperkuat literasi digital masyarakat untuk menghadapi perkembangan teknologi, Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur menggelar Workshop Literasi Digital bagi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Jatim di Hotel Aston Madiun Jawa Timur, Rabu (30/03/2022).
Dr. Hudiyono, M.Si. Kepala Dinas Kominfo Jatim dalam sambutannya menegaskan perlunya sinkronisasi program kerja dari Diskominfo Provinsi dengan Kabupaten dan Kota. Khususnya penguatan KIM dan pengembangan Informasi Technologi di lingkup Daerah masing-masing.
“Setelah kegiatan ini kedepan harus ada program tindak lanjut. Dua hal yang saya targetkan Peranan KIM di Jawa Timur kedepan harus mampu mewujudkan. Yakni membangun desa digital, meningkatkan literasi digital, ” Ujarnya.
Diakui Hudiyono, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) memiliki peran untuk membantu pemerintah dalam membentuk masyarakat yang aktif dan peduli dengan perkembangan literasi digital. Pengembangan literasi digital ini bertujuan agar membentuk masyarakat yang aktif, kritis, dan mandiri dalam menyerap dan menyaring informasi yang beredar di berbagai platform media.
“Kelompok Informasi Masyarakat menjadi ujung tombak peningkatan literasi digital masyarakat, sekaligus melahirkan desa-desa digital di Jawa Timur,” tandasnya.
Workshop sehari yang mengangkat tema “ Penguatan Literasi Digital di Era Disrupsi Informasi” kali ini menghadirkan pemateri dari Kapendam V / Brawijaya, Humas Universitas Bayangkara dan Ketua PWI Madiun. Kegiatan ini juga diikuti Dinas Kominfo Kabupaten/ Kota serta pegiat KIM di Wilayah Bakorwil Bojonegoro dan Madiun.
Dalam kegiatan ini turut hadir Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena mewakili Kabupaten Pacitan.
(Pemkab Pacitan)