Dari Hepatitis A hingga Covid-19; Riana Tak Kenal Lelah Pahamkan Masyarakat

Ini Dia Riana Wardani, seorang Promkes yang berdinas di Puskesmas Pembantu Desa Jeruk, Bandar, dikenal tidak kenal waktu menyumbangkan seluruh tenaganya mensosialisasikan pencegahan virus Corona hingga di luar wilayah kerjanya di Kecamatan Bandar.

“Setiap pasaran Pon dan Legi (Pasar di Kecamatan Bandar) mbak Riana selalu membawa megaphone dan bengok-bengok. selain itu Dia selalu ada di perbatasan menyemprotkan disinfektan,” kata Suwoto Camat setempat saat mendampingi Riana memperoleh penghargaan dari Bupati Pacitan Indartato sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan, pagi ini (23/04) di Halking Pendopo Kabupaten.

Mendengar kisah yang disampaikan Suwoto, Luki Indartato ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pacitan sekaligus istri Bupati tertegun atas berbagai kesah Kartini muda dari Kabupaten Pacitan itu. “Mbak Riana yang jauh dari keluarga tetap bisa melakukan hal yang luar biasa, tanpa pamrih dan tidak pernah mengeluh,” kata Luki.

Semangat Riana dalam bekerja demi kemanusiaan itu juga turut dirasakan Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo, di kesempatan yang sama ia memuji semangatnya mencegah virus Corona supaya tidak semakin merugikan orang banyak, tak peduli kulitnya tangan dan lengannya legam terpapar terik matahari.

“Orang yang semangat seperti ini tolong di perhatikan (Dinkes Pacitan),” ujar Wabup. Supaya semangat Riana sebagai Kartini masa kini, merangsang Riana lain untuk berkarya melalui  wadah masing-masing untuk kemajuan diri, orang sekitar dan Kabupaten Pacitan.

Namun, perempuan 27 tahun tersebut merasa belum melakukan apa-apa, ia merasa banyak yang lebih pantas menerima penghargaan ini. “Masih banyak teman dan senior saya yang lebih pantas diundang ke Halking,” katanya rendah hati.

Namun pengakuan tersebut atas dasar pemikiran orang disekitar yang menyaksikan langsung semangatnya, penghargaan itu kini telah disematkan kepada perempuan yang hobi lintas alam dan menanam pohon tersebut. “Kini tidak ada kata lain selain lebih giat lagi berbuat sesuatu demi masyarakat,” kata Dia.

Melihat perjuangan petugas, sudah selayaknya sebagai masyarakat mematuhi setiap peraturan yang diberlakukan. Seperti selalu menggunakan masker saat di luar rumah atau saat interaksi dengan orang lain. Supaya tidak merugikan orang lain dan orang yang kita cintai.(budi/rozaq/riyanto/rach/tika/DiskominfoPacitan).

Masih Mau Menjadi Penerima Bantuan Beras 10 Kg?

Selalu ramai menjadi perbincangan dalam komentar media resmi Pemkab Pacitan. Saat Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan men-share berita soal penyerahan bantuan Beras 10 Kilogram kepada masyarakat terdampak Covid-19.

Lalu siapakah sebenarnya yang berhak menerima bantuan tersebut? Pemkab Pacitan beberapa kali menginformasikan sarat penerima bantuan dari Jaring Pengamanan Sosial. Kali ini akan kembali diulas supaya masyarakat semakin memahaminya.

Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengatakan, pertama penerima bantuan ini ditujukan kepada masyarakat yang jatuh miskin karena pandemi Covid-19. Menyebabkan mereka kesulitan atau sama sekali tidak dapat mencukupi kebutuhan pangannya. “Pekerja Informal seperti itu harus kita bantu,” kata Rachmad (22/04).

Kurang mampu saja tidak cukup, bagi yang sudah tercatat dalam program BLT Non Tunai, Grindulu Mapan, PKH dan Rastra tidak akan memperoleh Jaring Pengamanan Sosial karena duplikasi.

Kemudian masyarakat yang Positif Covid-19 dari tes Swab dan harus menjalani karantina atau perawatan di rumah sakit. Mereka dijamin kebutuhannya seperti pangan dan obat-obatan yang diberikan. Termasuk biaya kamar.

“Masyarakat harus jujur. Jangan mengambil hak orang lain, begitulah caranya mendukung program pemerintah,” ungkap Rachmad.

Diancam Hukuman Mati

Masyarakat tidak perlu cemas memikirkan penyaluran bantuan jaring Pengamanan Sosial tersebut, pemerintah akan berpikir seribu kali jika memiliki niat menyelewengkan anggaran. Sesuai dengan Kejaksaan yang telah me-Warning akan menghukuman mati kepada pelaku yang memainkan dana kemanusiaan tersebut.

Ikuti saja mekanismenya, jika diketahui dan benar ada permainan saat penyaluran laporkan saja kepada pemerintah atau kepada aparat berwenang. “Penyaluran ini semua sudah ada peraturannya,” terang Dia.

Pada Fase pertama Penanganan Covid-19 di Pacitan pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp. 25 Miliar hingga akhir Mei 2020. Jika kondisi belum dapat stabil maka Fase kedua saat ini telah disiapkan hingga akhir Agustus 2020.

“Jika perlu seluruh APBD diperuntukkan untuk menangani Covid-19, meski tetap harus melewati mekanisme yang berlaku” pungkas Rachmad. (budi/rach/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Jangan Panik Dengan Video Penjemputan PDP di Sosmed

Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang Video penjemputan salah satu Pasien Dalam Pengawasan di seputaran Kota Pacitan yang terjadi kemarin (19/04) oleh mobil Ambulan Public Safety Center (PSC)  Dinkes Pacitan.

PDP 06 tersebut diakui Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto Positif Rapid Tes. namun ia menegaskan pasien belum dinyatakan positif Covid-19. “Kita melaksanakan Tes Swab Insya Allah hari ini,” juar Dia.

Pasien tersebut terpaksa harus dikarantina di RSUD dr. Darsono lantaran kondisinya habis terjangkit Demam Berdarah (DB), sehingga tindakan ini untuk mencegah pasien mengalami komplikasi yang membawa masalah menjadi serius. “Jika sehat cukup di rumah,” terang Rachmad.

Saat ini jumlah total PDP di Kabupaten Pacitan 8 orang, 3 diantaranya dinyatakan sembuh dan yang lain masih menjalani perawatan dan karantina. Sedang jumlah positif masih tetap 1. “Kami berharap tetap 1 pasien dan cepat sembuh,” harap Rachmad. (budi/anj/rach/tika/DsikominfoPacitan).

Serahkan Bantuan Kepada 2 PDP Berstatus Lansia

Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan kembali menyerahkan bantuan kepada dua orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang berada di Desa Kembang, Pacitan. Bantuan tersebut meliputi beras sebanyak 10 Kilogram, makanan ringan dan masker.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto dikesempatan itu (20/04) mengatakan, bantuan tersebut diserahkan kepada mereka lantara kedua PDP dari 2 KK tersebut sudah memasuki usia lanjut (Lansia), dan sedang menjalani karantina mandiri di rumahnya.

“Sesuai perintah Bapak Bupati Pacitan Indartato, kami diminta untuk menyerahkan bantuan tersebut supaya sedikit meringankan beban mereka,” kata Rachmad.

Seluruh masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 tetap akan mendapatkan bantuan dari Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan baik bersumber dari Bidang Ekonomi maupun dari Jaring Pengamanan Sosial, termasuk pemudik yang kehilangan pekerjaan dan yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya. (budi/anjar/rach/tika/DiskominfoPacitan).

Satgas Covid-19 Pacitan Apresiasi RIM Banjarsari

Pemdes Banjarsari, Pacitan mendapat apresiasi dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan lantaran berhasil menciptakan inovasi Rumah Istirahat Mandiri (RIM) atas dukungan dan kekompakan masyarakatnya.

Apresiasi tersebut ditunjukan dengan menyerahkan bantuan kepada penghuni RIM berupa paket sembako dan masker kepada masing-masing KK yang menghuni. “Saat ini dihuni oleh 4 orang dari 2 KK,” ujar Rachmad Dwiyanto, Jubir Satgas Covid-19 Pacitan (20/04).

Penghuni RIM Desa Banjarsari ini akan menghuni RIM yang berada di Dusun Krajan tersebut selama 14 hari, sebelum dapat berkumpul bersama keluarganya. Untuk menghindari rasa jenuh, pemdes menyiapkan berbagai aktivitas yang menarik termasuk menyiapkan sarana olahraga yang sederhana.

Rachmad menegaskan, dukungan seluruh elemen masyarakat begitu berarti dalam menghadapi dan menumpas pandemi Corona ini. Inovasi yang dilakukan oleh Pemdes Banjarsari bisa diaplikasikan di desa-desa lain demi menumpas mata rantai Covid-19.

“Tanpa dukungan masyarakat dan inovasi Pemdes kita kesulitan menyelesaikan wabah ini,” kata Rachmad Dwiyanto. (budi/anj/rach/tika/DiksominfoPacitan).