Berita terbaru

“STEAM” Pendekatan Pembelajaran Abad 21

Upaya peningkatan Kompetensi Tenaga Pendidik PAUD di bidang Teknologi, Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan melaksanakan Bimbingan Teknis pembelajaran Science, Technology, Engneering, Art, dan Mathematic (STEAM) dengan Media Loosepart. Kegiatan ini dilaksanakan di Rumah Makan SEHAT JLS.
Metode STEAM dengan bahan Loose Part, yakni metode yang menggunakan bahan ajar berasal dari bahan bekas yang mudah dipindahkan, dimanipulasi dan cara penggunaannya ditentukan oleh anak. Bertindak sebagai narasumber adalah personil dari Balai Pengembangan PAUD dan Pendidikan Masyarakat Provinsi Jawa Timur dan Narasumber daerah yang kompeten.
Dalam laporannya, Kepala Dinas Pendidikan, Daryono menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi pendidik dalam menerapkan metode pembelajaran STEAM. Salah satunya melalui pembuatan Alat Permainan Edukatif (APE) menggunakan bahan yang ada di sekitar. “APE yang dibuat sendiri oleh guru akan menghemat biaya yang dikeluarkan satuan PAUD,” tambahnya.
Bunda PAUD Kabupaten Pacitan, Efi Suraningsih hadir secara langsung untuk membuka kegiatan tersebut menyampaikan bahwa guru adalah pilar pendidikan, sehingga kompetensi guru harus terus ditingkatkan seiring dengan perkembangan zaman, “Guru harus bisa menciptakan pembelajaran yang inovatif,” tandasnya.
Ririh Enggar Murwati, Kabid Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF) berharap, tindak lanjut dari kegiatan ini adalah peserta bisa menerapkan dan mengimbaskan di seluruh satuan PAUD di wilayahnya. Sehingga layanan PAUD yang berkualitas di Kabupaten Pacitan dapat terwujud.
Sebelum acara ditutup, dilanjutkan dengan penyerahan bantuan pojok baca pada 10 satuan PAUD berupa almari dan buku bacaan berasal dari APBN Tahun 2021. “Alhamdulillah, bisa menambah koleksi buku dan menumbuhkan minat baca pada anak dan orang tua,” ucap syukur Desi Mulanawati, salah satu peserta Bimtek sekaligus penerima bantuan. (Dindikpacitan/DiskominfoPacitan).

35 Persen Desa Belum Kooperatif Terhadap LABKD online

Layanan Adminduk Berbasis Kewenangan Desa (LABKD) online merupakan solusi untuk mengatasi masyarakat dalam mengakses pelayanan Administrasi Kependudukan (Adminduk).
Dulu, untuk mendapatkan pelayanan adminduk, Pemohon harus membawa persyaratan ke Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil (Dukcapil) Pacitan. Ini masalah, jika masyarakat berasal dari wilayah yang jauh dari pusat kota.
“Jarak yang jauh dan transportasi umum yang jumlahnya terbatas menjadi kendala tersendiri dalam mengurus adminduk, sehingga bisa jadi mereka bisa berangkat tetapi tidak bisa pulang,” kata Sutarman, Kasubid Pembangunan Manusia dan Masyarakat (PMM), Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pacitan.
Oleh sebab itu pemerintah Kabupaten Pacitan yang dikoordinir oleh Bappeda membangun aplikasi dan telah di-Launching oleh Bupati Pacitan berupa Sistem Informasi Kabupaten Data Nyawiji Untuk Pelayanan Terintegrasi Masyarakat Pacitan( SIKAB TAJI PRIMA), didalamnya termuat LABKD online. Kemarin (04/11).
Kedepan melalui SIKAB TAJI PRIMA masyarakat yang notabene berada di wilayah yang jauh dari kota dapat mengakses layanan Adminduk, cukup dari kantor desa mereka masing-masing.
Tetapi sayang, bahwa aplikasi tersebut belum benar-benar dimanfaatkan dengan maksimal oleh beberapa desa. Sehingga hal ini tidak menguntungkan bagi masyarakat. “Dari 171 desa dan kelurahan, 65 persen sudah kooperatif memanfaatkan LABKD online,” lanjut Sutarman, (06/12).
Lebih lanjut, Sekretaris Daerah (Sekda) telah menghimbau pihak desa melalui Surat Edaran untuk memanfaatkan pelayanan Adminduk melalui LABKD online, untuk mewujudkan masyarakat sejahtera dan bahagia.
“Bupati juga telah memanggil para Camat supaya menyikapi hal itu,” pungkasnya. (BappedaPacitan/ kominfopacitan).

Soal Chikungunya dan DBD; Tunggu Hasil Lab

Keluh kesah warga langsung mendapat perhatian serius Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan menyoal ramainya rumor tentang Chikungunya dan Demam Berdarah Dengue (DBD) di sejumlah wilayah Pacitan.

dr. TH Hendra Purwaka, Plt. Kepala Dinas Kesehatan, pihaknya mengaku tidak tinggal diam dengan informasi yang ada, bahkan upaya seperti Pemantauan Jentik (Jumantik), Penyelidikan Epidemiologi (PE), dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) telah dilakukan serta monitoring tempat – tempat rawan nyamuk Aedes.

“Tenaga kesehatan kami selalu bersiaga 24 jam apabila ada gejala penyakit akan segera ditangani,” terangnya.

Selain menggalakan kampanye dirinya mengakui bahwa dasar dilakukan pengendalian, utamanya DBD dan Chikungunya adalah berdasarkan laporan kasus dari fasilitas pelayanan kesehatan yang kemudian ditindaklanjuti PE oleh Bidan dan Kader Desa. “Awal November lalu kami sudah melatih 18 angkatan Kader Jumantik dan sampai saat ini (05/11) pemantauan masih berjalan,” tambahnya.

Fogging tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan hanya membunuh nyamuk dewasa. Sementara dengan PSN dan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, Plus memakai Repellent) harus tetap dilakukan masyarakat agar mata rantai penularan kasus benar-benar terputus.

Selama ini kasus DBD aktif terlaporkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan sejumlah 57 kasus di sepanjang tahun 2021. Sedangkan kasus Chikungunya memang jarang dilaporkan karena  biasanya masyarakat jarang berobat di fasilitas pelayanan kesehatan.

Dari hasil lapangan gejala Chikungunya memang banyak dirasakan oleh warga Sirnoboyo dan Arjowinangun dengan jumlah 51 dan 6 orang warga merasakan gejala tersebut. Tetapi belum ada hasil klinis yang menyatakan akibat gigitan nyamuk Aedes.

Bahkan hari Minggu (05/11) TNI dan POLRI bersama masyarakat telah menggalakan PSN serentak yang kemudian dilanjutkan fogging dari tim Dinkes. (DinkesPacitan/Diskominfo Pacitan).

Sejahtera dan Bahagia melalui Seni Budaya

Masa Pandemi Covid-19 tidak berarti harus berdiam diri tanpa melakukan apapun. Kreativitas dan inovasi serta produktivitas seyogyanya harus tetap muncul dan dapat berjalan tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Seni, tradisi dan budaya merupakan bagian yang terdampak pandemi, namun demikian masih ada peluang untuk berbuat sesuatu dan melakukan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Salah satu kegiatan tahunan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, adalah Festival Budaya Agraris yang diselenggarakan  (5/11) di Kota Malang. Festival mengambil tema Revitalisasi dan Reaktualisasi Budaya Daerah. Festival diikuti oleh 16 kabupaten/Kota yang ada di Jawa Timur utamanya dari kawasan utara. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan rutin tahunan Festival Budaya yang menjadi bagian dari program Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur terlaksana dengan sistem sharing bersama dengan kabupaten-kabupaten se Jawa Timur.

Lokasi kegiatan diatur bergantian di masing-masing kabupaten, termasuk Kabupaten Pacitan. Dalam keterangan terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Pacitan Daryono, mengatakan bahwa Kabupaten Pacitan kebagian untuk penyelenggaraan Festival Budaya Kawasan Selatan, yang nantinya akan diikuti oleh 8 Kabupaten sekitar yaitu, Trenggalek, Tulungagung, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Magetan, Nganjuk dan Pacitan sendiri.

Lebih lanjut Kadis berujar, bahwa festival budaya memiliki dampak positif tidak hanya sebagai aktualisasi dan apresiasi seni serta pelestarian budaya lokal, tapi juga dapat menjadi daya hidup (Vitality) ekonomi masyarakat kecil yang terdampak pandemi.

Dengan adanya pagelaran seni budaya, di sekitar lokasi pertunjukkan akan terjadi ajang transaksi usaha mikro, makanan, souvenir, jasa, dan lainnya. Hal ini akan dapat menjadi faktor pendorong kegiatan usaha UMKM kabupaten Pacitan.

Selain itu juga bisa menjadi daya ungkit tumbuhnya sektor pariwisata melalui berbagai ajang promosi pertunjukkan baik secara digital maupun non digital.

“Visi Bupati adalah Sejahtera dan Bahagia. Sejahtera masyarakatnya, bahagia masyarakatnya. Nah, salah satu indikator tercapainya visi misi tersebut dapat terlihat dengan adanya peningkatan ekonomi masyarakat. Kegiatan seni budaya dalam hal ini, mampu menjembatani sekaligus berperan aktif dalam aktivitas ekonomi masyarakat. Banyaknya keterlibatan masyarakat dalam acara festival menjadi bukti nyata adanya simbiosis yang saling menguntungkan antara seni budaya dan ekonomi kemasyarakatan,” pungkas Daryono (Dinaspendidikan/DiskominfoPacitan).

Bupati Pacitan Berangkatkan 9 Personel BPBD dan Bantuan Kemanusiaan Bagi Warga Terdampak Erupsi Semeru

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji memberangkatkan 9 personel BPBD dan bantuan kemanusiaan untuk warga Kabupaten Lumajang yang terdampak erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021) malam.

Didampingi Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan Didik Alih Wibowo, Bupati Aji mengecek persiapan paket bantuan sebelum diberangkatkan ke Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

“Malam ini saya memberangkatkan bantuan kemanusiaan atas nama masyarakat Kabupaten Pacitan kepada saudara-saudara kita di Kabupaten Lumajang yang terkena dampak Erupsi Gunung Semeru,”kata Bupati Aji.

Lebih lanjut, Bupati berharap bantuan yang diberikan bisa bermanfaat dan dapat mengurangi beban masyarakat Kabupaten Lumajang.

 

“Mari kita saling menguatkan untuk saudara-saudara kita di Kabupaten Lumajang, Semoga semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Amiin,”pungkasnya.

Sementara itu, Kalak BPBD Pacitan, Didik Alih Wibowo, mengungkapkan selain membawa paket bantuan logistik untuk kebutuhan sehari-hari, pihaknya juga menyiagakan 9 personel untuk diperbantukan di posko utama Kabupaten Lumajang.

“Sejauh ini Kita telah melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Lumajang, terkait titik kumpul personel dan langkah-langkah pergerakan yang akan dilakukan disana. Ada 9 orang yang berangkat dengan segala perlengkapan. Selama dua hari akan berada di sana namun jika diperlukan juga akan diperpanjang,” tandasnya. (Pemkab Pacitan)